[UPDATE] Waspada! 100.236 Orang di Indonesia Berstatus Suspek COVID-19

Kasus positif COVID-19 di Indonesia mencapai 228.993

Jakarta, IDN Times - Satgas Penanganan COVID-19 merilis perkembangan data per Rabu (16/9/2020), jumlah orang dengan status suspek COVID-19 di Indonesia sebanyak 100.236. Dalam seminggu terakhir, angka kasus suspek COVID-19 di Indonesia memang terus mengalami peningkatan.

Satgas Penanganan COVID-19 mencatat, dari 15 September 2020 pukul 12.00 WIB hingga 16 September 2020 pukul 12.00 WIB, jumlah spesimen yang dites COVID-19 berjumlah 39.774 spesimen. Sehingga, total spesimen yang sudah selesai diperiksa tembus 2.755.120.

1. Kasus positif COVID-19 di Indonesia mencapai 228.993

[UPDATE] Waspada! 100.236 Orang di Indonesia Berstatus Suspek COVID-19Foto aerial suasana kendaraan melintas di Bundaran HI, Jakarta, Senin (14/9/2020) (ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan)

Dari jumlah pemeriksaan spesimen tersebut, kasus positif COVID-19 naik 3.963 hari ini, dengan demikian kasus COVID-19 di Indonesia telah mencapai 228.993.

Sedangkan peningkatan angka kematian juga terjadi di Indonesia, menjadi 9.100 kasus. Walaupun demikian, kasus sembuh juga terus naik dan sekarang berada di angka 164.101 orang.

Baca Juga: [BREAKING] Rekor! Hari Ini Saja 3.963 Orang Indonesia Positif COVID-19

2. Kasus COVID-19 sudah tersebar ke 493 kabupaten/kota Indonesia

[UPDATE] Waspada! 100.236 Orang di Indonesia Berstatus Suspek COVID-19Penugasan Satpol PP untuk menertibkan penjual makanan kaki lima dan warga yang masih melakukan dine-in di kawasan Jakarta (ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan)

Virus corona telah menyebar ke 493 kabupaten/kota di 34 provinsi Indonesia. Berikut ini data rincian penyebarannya:

1. Aceh 3.217 kasus
2. Bali 7.429 kasus
3. Banten 3.774 kasus
4. Bangka Belitung 295 kasus
5. Bengkulu 480 kasus
6. Yogyakarta 1.943 kasus
7. DKI Jakarta 57.469 kasus
8. Jambi 345 kasus
9. Jawa Barat 15.231 kasus
10. Jawa Tengah 18.451 kasus
11. Jawa Timur 39.181 kasus
12. Kalimantan Barat 803 kasus
13. Kalimantan Timur 6.317 kasus
14. Kalimantan Tengah 3.123 kasus
15. Kalimantan Selatan 9.511 kasus
16. Kalimantan Utara 481 kasus
17. Kepulauan Riau 1.461 kasus
18. Nusa Tenggara Barat 2.990 kasus
19. Sumatera Selatan 5.175 kasus
20. Sumatera Barat 3.749 kasus
21. Sulawesi Utara 4.182 kasus
22. Sumatera Utara 8.934 kasus
23. Sulawesi Tenggara 2.008 kasus
24. Sulawesi Selatan 13.747 kasus
25. Sulawesi Tengah 276 kasus
26. Lampung 666 kasus
27. Riau 4.237 kasus
28. Maluku Utara 1.966 kasus
29. Maluku 2.500 kasus
30. Papua Barat 1.278 kasus
31. Papua 4.763 kasus
32. Sulawesi Barat 477 kasus
33. Nusa Tenggara Timur 289 kasus
34. Gorontalo 2.336 kasus

3. Telah terbukti, COVID-19 menular melalui airborne

[UPDATE] Waspada! 100.236 Orang di Indonesia Berstatus Suspek COVID-19Petugas kesehatan menunjukkan alat tes usap atau swab test di Puskesmas Andalas Padang, Sumatera Barat (ANTARA FOTO/Muhammad Arif Pribadi)

Kepala Lembaga Biologi Molekuler Eijkman Prof Amin Soebandrio mengungkapkan, virus COVID-19 dapat menyebar melalui udara dan hal ini bukan suatu temuan baru. Bahkan, Amin sudah mencurigai hal ini sejak awal kemunculan COVID-19.

"Jika ada droplet kemudian ada aliran udara yang cukup kuat (virus COVID-19), bisa terbawa angin dan terbang karena volumenya jadi lebih kecil, relatif ringan karena kadar airnya berkurang," ujarnya saat dihubungi IDN Times, Selasa 7 Juli 2020.

Amin menerangkan, virus COVID-19 bisa keluar bersama droplet (cairan) yang dihasilkan ketika bersin atau batuk. Droplet yang menempel pada benda-benda yang tersentuh orang lain bisa menularkan virus-virus tersebut.

Namun, sebagian virus menyebar lewat udara (airborne) saat droplet berubah menjadi partikel yang lebih kecil dan mudah menyebar di udara.

"Sebagian besar memang menular melalui droplet, tapi dalam situasi tertentu bisa. Seperti di rumah sakit saat dilakukan prosedur pemasangan ventilator, pengisapan lendir, atau terapi nebulizer," jelasnya.

Bahkan menurut Amin, sudah ada bukti dari pengamatan bahwa virus COVID-19 menular melalui airborne. Dia mencontohkan kasus di suatu restoran yang tertutup, misal pengunjung di meja yang bersin maka virus bisa saja satu ruangan kena.

"Ini juga bisa terjadi di ruang kerja, di perkantoran dengan AC split serta tertutup maka droplet bisa terembus udara dan hanya berputar satu ruangan," imbuhnya.

Baca Juga: [LINIMASA-4] Perkembangan Terkini Pandemik COVID-19 di Indonesia

Topik:

  • Dwifantya Aquina

Berita Terkini Lainnya