Wabah COVID-19: Salat Jumat di Istiqlal Diganti Salat Zuhur di Rumah

"Apa yang terjadi di dunia memang takdir tapi harus ikhtiar"

Jakarta, IDN Times - Imam Besar Masjid Istiqlal, Nasarudin Umar, mengumumkan kegiatan ibadah Salat Jumat pada hari ini (20/3) ditiadakan. Hal itu dilakukan untuk mencegah penyebaran virus corona yang semakin merajalela di Jakarta. Sebanyak 208 pasien yang tertular virus corona berada di ibukota. 

Nasarudin mengatakan kebijakan peniadaan Salat Jumat akan berlaku hingga dua pekan ke depan yakni pada (27/3) hingga (3/4). Kendati tidak bisa beribadah Salat Jumat di Masjid Istiqlal, ia mengatakan umat Muslim tetap dapat memperpanjang ibadahnya di rumah secara mandiri. 

Ia mengatakan walaupun umat Muslim menilai apa yang terjadi di dalam hidup sebagai takdir, tetapi dalam menjalani kehidupan juga harus diikuti dengan ikhitiar atau usaha. Dengan begitu, bila melihat apa yang terjadi ketika wabah corona terjadi maka ikhtiar yang dilakukan yaitu melakukan aktivitas ibadah di rumah.

"Sehubungan dengan adanya keadaan darurat yang sedemikian mencemaskan ini maka agama menganjurkan kita untuk melakukan ikhtiar," ungkap Nasarudin ketika memberikan keterangan pers di Graha Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Jakarta pada Jumat (20/3).

Selain Salat Jumat, ia juga mengimbau agar seluruh umat Muslim di Indonesia untuk tidak melakukan ibadah berjemaah lainnya. Hal itu untuk mencegah terjadi penularan virus yang semakin masif di tengah-tengah korban akibat COVID-19 mulai berjatuhan. 

"Kami selaku Imam Besar menghimbau seluruh umat Islam terutama yang berada dalam wilayah-wilayah yang sangat banyak permasalahan ini untuk tidak melakukan pertemuan dalam keadaan berjemaah termasuk Salat Jumat, salat berjemaah subuh, zuhur, ashar, maghrib, isa," katanya lagi. 

Ikuti terus perkembangan mengenai wabah COVID-19 hanya di IDN Times ya. 

Baca Juga: Tangani Wabah Virus Corona, IDI: Tenaga Medis Mulai Kewalahan

Topik:

  • Septi Riyani

Berita Terkini Lainnya