Waspada! Ahli Hidrologi Prediksi Potensi Banjir Susulan di Sukabumi

Masih ada sisa material longsor yang tersangkut di Citarik

Jakarta, IDN Times - Ahli Hidrologi Fakultas Kehutanan dan Lingkungan Institut Pertanian Bogor (IPB), Nana Mulyana Arifjaya, mengatakan akan ada potensi banjir susulan di Kecamatan Cicurug, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Potensi itu disebabkan oleh masih tersisanya potongan-potongan kayu atau material longsor lainnya di Sungai Citarik.

"Jadi ada potensi hujan besar ada banjir susulan yang harus kita waspadai," katanya kepada IDN Times melalui sambungan telepon, Rabu (23/9/2020).

Ia menjelaskan, kini timnya masih menggunakan teknologi drone untuk memastikan kondisi Gunung Salak secara detail. Koordinasi pemantauan saat ini terus dilakukan oleh Balai Taman Nasional Gunung Salak, pemerintah daerah (pemda), dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

Baca Juga: 12 Rumah Hanyut Diterjang Banjir Bandang di Sukabumi

1. Faktor penyebab terjadinya banjir bandang di Kecamatan Cicurug

Waspada! Ahli Hidrologi Prediksi Potensi Banjir Susulan di SukabumiBanjir Bandang Sukabumi (Dok. BNPB)

Nana mengungkapkan, ada empat faktor yang menyebabkan terjadinya banjir bandang di Kecamatan Cicurug, Kabupaten Sukabumi pada Senin 21 September 2020. Faktor pertama adalah intensitas hujan tinggi di puncak Gunung Salak.

Namun, ia menduga ada pemicu lain yang membuat banjir bandang itu terjadi secara dahsyat, yaitu gempa lokal di Sukabumi yang terjadi pada 20 April 2020 dan 10 Maret lalu. Menurutnya, gempa tersebut menyebabkan kestabilan lereng Gunung Salak menurun dan mudah longsor saat ada hujan intensitas tinggi.

"Kestabilan lereng berubah, otomatis turun, runtuhlah Gunung Salak, di puncak dua dekat Curug Supit namanya. Nah itu terjadi longsoran yang sangat besar," katanya.

2. Tak mampu bendung air, Sungai Citarik jebol dan melebar hingga 3 kali lipat

Waspada! Ahli Hidrologi Prediksi Potensi Banjir Susulan di SukabumiBanjir Bandang Sukabumi (Dok. BNPB)

Dengan kondisi kestabilan lereng yang menurun dan hujan intensitas 102 milimeter selama enam jam, membuat Sungai Citarik yang sudah tidak mampu membendung air pun jebol. Material berupa kayu dan batu akhirnya terjun ke bawah. Nana juga menjelaskan, saat ini dimensi Sungai Citarik berubah menjadi tiga kali lipat lebarnya akibat kejadian tersebut.

"Jadi dulunya cuma 10 meter berubah menjadi 30 meter gitu, dan curug yang dulunya itu ada airnya, sekarang tertutup material, bahkan ada yang curug di atas itu yang dulunya 2 tingkat sekarang jadi 1 tingkat jadi betapa dahsyatnya material yang terbawa dari gunung," ujarnya.

3. Air yang terjun dari hulu Gunung Salak ke hilir mencapai 5.000-6.000 kubik

Waspada! Ahli Hidrologi Prediksi Potensi Banjir Susulan di SukabumiBanjir Bandang Sukabumi (Dok. BNPB)

Nana mengatakan, ia telah memberikan peringatan tentang potensi bencana tersebut. Namun, ia tidak mengira bencana akan terjadi sebesar itu. Sesuai dengan analisanya, pada hari itu air yang terjun dari hulu Gunung Salak ke hilir mencapai 5.000-6.000 kubik.

"Itu luar biasa dan itu menyebabkan berupa kayu dan menyumbat, jadi melebar airnya ke mana-mana, nah ke rumah orang dan menjebol beberapa bangunan dan kendaraan terbawa hanyut," katanya.

Baca Juga: Buntut Banjir Bandang, Pabrik Aqua di Sukabumi Terpaksa Ditutup 

Topik:

  • Sunariyah

Berita Terkini Lainnya