Mengenal Joget Gong, Tarian Asli Suku Anak Rawa Penyengat Siak Riau

Joget ini ditarikan oleh lansia dan memiliki amalan khusus

SIAK, IDN Times - Indonesia dengan keanekaragamanya kaya akan adat istiadat, suku, bahasa hingga kepada kepercayaan.

Salah satunya yakni tentang tarian. Setiap daerah memilik tarian yang memiliki makna filosofis yang luar biasa. Hal ini menjadi salah satu daya tarik Indonesia karena produk budayanya.

Di Kabupaten Siak, Provinsi Riau, dapat kita temui sebuah tarian tradisional seperti Joget Gong atau Tarian Tabek dari Suku Anak Rawa Penyengat.

1. Tari Tabek dimainkan oleh Lansia berjumlah 7 orang

Mengenal Joget Gong, Tarian Asli Suku Anak Rawa Penyengat Siak RiauFoto : IDN Times, Andre/ Masyarakat Suku Anak Rawa

Ciri khas Tari Tabek diawali dengan Tabek dan ditutup dengan Tarian Tabek. Tarian ini lebih terstruktur.

"Tabek itu artinya salam, semacam doa selamat," kata Alid, Ketua Kerapatan Adat di Kampung Adat Asli Anak Rawa Penyengat.

Joget Gong ini hanya ditarikan oleh 7 sampai 9 orang lansia. Gerakannya seperti sembah salam.

Baca Juga: Ini Niat, Doa dan Tata Cara Mandi Wajib Selesai Haid

2. Dalam tarian disertai pantun

Mengenal Joget Gong, Tarian Asli Suku Anak Rawa Penyengat Siak RiauFoto : IDN Times, Andre/ Masyarakat Suku Anak Rawa

Didalam tarian terdapat sebuah pantun dan itu sifatnya spontanitas.

"Pantun itu tanpa konsep dulu tapi spontanitas saja, misalnya ada bupati datang, pantun nya ya spontanitas," jelas Alid.

Kenapa harus lansia? Alid menceritakan jika tarian tersebut juga memiliki amalan-amalan khusus sehingga para orang tua atau lansia sudah memiliki mental untuk menarikannya.

"Kalau ada tujuh penari bearti ada tiga pemantunnya. Gerakan tarian mereka juga serentak," urai Alid.

"Ciri khas Tarian Tabek diawali dengan tabek ditutup dengan tabek," tambah Alid.

3. Menggunakan sesajen untuk memanggil roh

Mengenal Joget Gong, Tarian Asli Suku Anak Rawa Penyengat Siak RiauFoto : Istimewa / Ketua Kerapatan Adat Kampung Adat Asli Anak Rawa Penyengat, Alid (Tengah).

Secara teknis, kata Alid lebih jauh, dalam acara khusus, sebelum melakukan Joget Gong, mereka memulai dengan Tari Gendong.

Dalam Tarian Gendong mereka menyiapkan beberapa sesajen saat tarian itu berlangsung.

"Sesajen itu untuk memanggil roh-roh," jelas Alid.

Di akhir acara, kata Alid, para tamu dan rombongan boleh melakukan joget bersama dengan para penari.

"Kalau permulaan tak boleh, pantang bagi kami," tegas Alid.

Hal itu merupakan tradisi dari para leluhur Suku Anak Rawa. Merawat dan menjaga tarian tradisional ini,anak muda setempat belajar seminggu 3 kali.

"Tiga minggu sekali belajar balai kerapatan," jelasnya.

4. Diiringi Dengan 3 Jenis Alat Musik

Mengenal Joget Gong, Tarian Asli Suku Anak Rawa Penyengat Siak RiauBiola W. R. Supratman (Website/museumsumpahpemuda.kemdikbud.go.id)

Dalam memainkan Joget Gong atau Tari Tabek penari diiringi oleh 3 alat musik.

"Ada Biola, Tamu (Bebana namun lebih besar) dan Gong," urai Alid.

Tidak hanya Joget Gong/Tari Lambak, Tari Gendong, Di Kampung Adat Asli Anak Rawa Penyengat juga ada Tari Bencak Pelanduk.

5. Tari Pelanduk

Mengenal Joget Gong, Tarian Asli Suku Anak Rawa Penyengat Siak RiauTarian adat daerah lokal mulai ditinggalkan generasi muda PPU (IDN Times /Ervan Masbanjar)

Tarian ini juga tak kalah unik dari yang lainnya. Tari Bencak Pelanduk ditarikan semuanya oleh laki-laki.

"Uniknya, karena tariannya sambil makan pinang dan sirih dan sambil meludah kebawah," terang Alid.

Kata Alid, Tari Bencak Pelanduk ini mengisahkan tentang kehidupan zaman masyarakat adat dahulu dalam berburu.

"Zaman dahulu masyarakat adat berburu pelanduk tidak lepas dengan sirih dan pinang. Sebelum berburu melapor ke kepala suku untuk memilih hari yang baik," jelas Alid.

Baca Juga: Tangsi Peninggalan Belanda di Siak, Kini Jadi Situs Terpopuler

Topik:

  • Arifin Al Alamudi

Berita Terkini Lainnya