Menjaga Tradisi Lampu Colok di Siak saat Lebaran di Tengah Pandemik

Lampu colok merupakan salah satu tradisi unik di Siak

Siak, IDN Times - "Lampu colok" merupakan salah satu tradisi unik di Kabupaten Siak, Provinsi Riau. Tidak ada literatur rinci yang menjelaskan sejarah tradisi lampu colok tersebut. Namun warga Siak mengenal lampu colok sebagai bentuk tradisi di pengujung Ramadan.

Tradisi dengan memanfaatkan susunan lampu yang terbuat dari botol bekas yang diisi minyak yang beragam bentuk. Mulai dari Asma Allah hingga bentuk masjid yang indah. Bagi mereka, ini adalah tradisi meriah yang harus dijaga sampai kapan pun.

Baca Juga: Menilik Sejarah Tradisi Petasan saat Ramadan hingga Lebaran

1. Lampu colok terbuat dari botol dan kaleng bekas dan dinyalakan pada malam 27 Ramadan

Menjaga Tradisi Lampu Colok di Siak saat Lebaran di Tengah PandemikFoto : Pemuda di Sabak Permai saat mengisi botol dengan minyak yang akan dinyalakan pada malam harinya/ IDN Times, Andre

Lampu colok sendiri merupakan susunan ratusan hingga ribuan lampu semprong atau lampu minyak yang terbuat dari kaleng atau botol bekas. Lampu itu disusun pada menara yang terbuat dari kayu. Tinggi dan lebarnya mencapai puluhan meter. 

Pemuda Karang Taruna Kampung Sabak Permai, Kecamatan Sabak Auh salah satu yang selalu menyambut Lebaran dengan tradisi lampu colok. Mereka secara sukarela bergotong royong mendirikan menara selama Bulan Ramadan.

Setiap malam usai Shalat Tarawih, mereka bekerja keras mendirikan menara, membuat ribuan lampu semprong dan membentuk pola. Lampu colok biasanya mulai ditampilkan pada malam 27 Ramadan hingga malam takbiran Idul Fitri.

2. Meski di tengah pandemik, tetap menjaga budaya lampu colok

Menjaga Tradisi Lampu Colok di Siak saat Lebaran di Tengah PandemikFoto : Foto : Pemuda di Sabak Permai saat menyalakan lampu colok pada malam harinya/ IDN Times, Andre

Iswanto Ketua Karang Taruna Sabak Permai, pemuda desa yang memimpin rekan-rekannya mendirikan lampu colok itu, mengatakan dirinya dan belasan pemuda bahkan telah bekerja sebelum Ramadan tiba.

"Sejak sebelum Ramadan kami semua bergotong royong mendirikan menara untuk lampu colok ini," kata Iswanto kepada IDN Times.

Tahun ini, katanya, mereka membuat desain lampu colok hanya sederhana saja karena situasi pandemi COVID-19. Menurutnya, ia bersama rekan-rekannya juga tak ingin membuat kerumunan yang nantinya bisa memicu lonjakan penyebaran COVID-19.

Baca Juga: 5 Tradisi Daerah yang Hanya Dilakukan di Bulan Ramadan, Apa Saja?

3. Biayanya tidak murah

Menjaga Tradisi Lampu Colok di Siak saat Lebaran di Tengah PandemikFoto : Pemuda di Sabak Permai saat menyalakan lampu colok pada malam harinya/ IDN Times, Andre

Untuk membuat lampu colok yang megah dibutuhkan ribuan lampu lampu semprong dengan pola yang telah ditentukan.

"Ini gambar masjid. Bentuk bangunan masjid lengkap," ujarnya seraya menunjukkan menara lampu colok dengan pola seperti masjid.

Pekerjaan yang tengah mereka lakukan bukan sebuah pekerjaan mudah dan murah. Dana yang dibutuhkan juga tidak sedikit untuk membangunnya. Untuk pembiayaan, mereka mengandalkan iuran dari masyarakat. Selain itu mereka juga berusaha mencari donatur dari pengusaha secara mandiri.

"Desa sangat support atas kegiatan kami ini," jelasnya.

4. Sukarela warga demi menjaga tradisi menyambut hari raya

Menjaga Tradisi Lampu Colok di Siak saat Lebaran di Tengah PandemikFoto : Pemuda Sabak Permai bersatu membuat gapura lampu colok/ IDN Times, Andre

Iswanto mengaku tidak ada paksaan dalam mendirikan lampu colok tersebut. Menurut dia, membuat lampu colok merupakan bentuk dari semangat pemuda setempat dalam menyambut bulan suci Ramadan. Selain itu, dia dan rekan-rekannya sepakat harus ada yang rela berkorban baik waktu dan materi untuk menjaga tradisi.

"Kalau bukan kita siapa lagi yang akan menjaga tradisi ini. Ini tradisi yang harus dijaga sampai kapan pun," kata dia.

Selain itu, dia mengatakan membuat lampu colok juga untuk menghibur para perantau yang pulang untuk merayakan hari idul Fitri di kampung halaman.

"Kita juga ingin kampung ini dikenal yang akan menjadi kebanggaan kami semua," ujarnya.

Itulah salah satu tradisi di Kabupaten Siak. Masyarakat setempat biasa menyebut lampu colok. Dahulu lampu colok banyak ditemukan diberbagai sudut kampung.

Namun belakangan tradisi ini seolah semakin meredup. Besarnya anggaran yang dibutuhkan menjadi salah satu alasan meredupnya tradisi unik tersebut. Pemerintah seharusnya dapat lebih berperan dalam menjaga tradisi unik ini sehingga tidak tenggelam ditelan zaman.

Baca Juga: Tradisi Lebaran di Kabupaten Tangerang yang Hilang Saat Pandemik

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya