Jasa Tirta Sebut Ada Potensi Banjir Bandang Lain Ancam Kota Batu
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Batu, IDN Times - Perum Jasa Tirta I menyebut ada potensi banjir bandang lain yang mengintai Kota Batu. Potensi tersebut muncul setelah penelusuran lahan hulu kawasan Pusung Lading dan sekitarnya. Berdasarkan hasil potret drone, pada beberapa titik di kawasan hulu Kota Batu memang terjadi penggundulan hutan. Selain wilayah Pusung Lading, ada satu blok hutan lindung lain yakni Glagah Wangi yang terletak di sisi barat Pusung Lading juga mengalami penggundulan.
1. Juga terjadi perubahan tata lahan
Direktur Utama Perum Jasa Tirta I, Raymond Variant Ruritan menjelaskan bahwa berdasarkan pantauan foto drone, kawasan Glagah Wangi juga sudah muncul perubahan tata lahan. Hal ini berpotensi membahayakan dan bukan tidak mungkin bakal terjadi seperti hulu Pusung Lading jika tidak dilakukan antisipasi pencegahan. Karena potensi tersebut, dirinya meminta semua pihak untuk lebih meningkatkan kewaspadaan dan sebisa mungkin segera mengambil tindakan antisipasi.
"Kalau untuk penanaman di lokasi tersebut saat ini tentu tidak mungkin. Tetapi untuk jangka panjang perlu diprogramkan secara bertahap agar perubahan tata guna lahan dapat dikurangi. Tetapi sebelum itu, kesiagaan harus ditingkatkan karena potensinya ada," paparnya Kamis (11/11/2021).
2. Kondisi jalur air hampir sama dengan Pusung Lading
Lebih jauh, Raymond menyebut bahwa kondisi pematus alami yang berada di bawah blok Glagah Wangi juga hampir sama dengan Pusung Lading. Jalur pematus tersebut merupakan hulu lain dari jalur air yang sebelumnya mengalami banjir bandang. Dari hasil pengamatan foto drone juga terdapat penumpukan sedimen di paras pematus. Sehingga kalau ini dikombinasikan dengan hujan yang cukup tebal, atau deras, kemudian terjadi aliran permukaan membawa serasah, kayu dan lainnya. Tidak menutup kemungkinan banjir bandanh dapat kembalu terulang tapi pada alur pematus lain.
Editor’s picks
"Karena kondisi lahan yang sudah berubah, tentu harus dikembalikan secara perlahan. Artinya, ini memerlukan upaya yang tidak bisa dilakukan hanya dalam satu hari saja," tambahnya.
Baca Juga: Fakta Hasil Survei Udara BNPB Penyebab Banjir Bandang Kota Batu
3. Luas tutupan lahan hulu tak ideal
Tak hanya itu saja, Raymond menambahkan bahwa setelah bencana tanggal 4 November lalu, Jasa Tirta kemudian menemukan data dalam tiga atau empat tahun terakhir, pada saat musim kemarau, luas tutupan lahan atau yag berisi tanaman tegakan berkisar 19-25 persen. Jumlah tersebut masih jauh dari ideal lahan tutupan yang seharusnya berada dikisaran 30 persen
"Kesimpulan yang bisa diambil adalah memang ada perubahan tata guna lahan di bagian hulu. Selain itu juga sepanjang jalur pematus alami juga ditemukan longsoran-longsoran. Tetapi lonsoran tersebut tidak sepenuhnya menjadi sumber bencana, karena ada faktor pendukung yang lain," sambungnya.
Hasil temuan Jasa Tirta tersebut juga bakal disampaikan kepada Balai Besar Wilayah Sungai Brantas (BBWS). Harapanya pihak yang berwenang bisa segera mengambil tindakan pemulihan agar pencegahan bencana bisa berjalan lebih optimal.
"Tidak hanya ke BBWS, kami juga bakal menyampaikan temuan ini ke Pemprov Jatim. Karena ini melibatkan banyak pihak, jadi semua harus bekerja sama," pungkasnya.
Baca Juga: Fakta Hasil Survei Udara BNPB Penyebab Banjir Bandang Kota Batu
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.