Puncak Musim Kemarau, Wilayah TNBTS Alami Fenomena Frost  

Terjadi di beberapa titik kawasan TNBTS   

Malang, IDN Times - Fenomena alam berupa frost terjadi di kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS). Frost sendiri merupaka embun upas menyerupai es yang menempel di tanaman lantaran suhu dingin yang muncul. Hampir setiap tahun fenomena tersebut muncil di kawasan TNBTS, terutama saat puncak musim kemarau kisaran bulan Juli-Agustus. 

1. Hanya muncul saat suhu minus

Puncak Musim Kemarau, Wilayah TNBTS Alami Fenomena Frost  Indtagram/bbtnbromotenggersemeru

Kepala Sub Bagian Data Evaluasi Pelaporan dan Humas TNBTS, Sarif Hidayat menjelaskan bahwa fenomena frost atau embun upas memang lumrah terjadi. Tetapi fenomena tersebut hanya muncul saat suhu sangat rendah bahkan minus. Memang untuk tahun ini suhu di kawasan TNBTS tak sampai turun drastis. Saat ini kisaran suhu di kawasan TNBTS kisaran 10-14 derajat celcius.

"Memang betul sejak awal bulan ini ada muncul fenomena tersebut. Tetapi memang hari-harinya tidak tentu. Menyesuaikan suhu yang biasanya sangat rendah bisa mencapai nol derajat," urainya Jumat (30/7/2021). 

Baca Juga: 10 Wisata Pasir Berbisik Paling Misterius di Dunia, Termasuk Bromo

2. Hanya dibeberapa titik saja

Puncak Musim Kemarau, Wilayah TNBTS Alami Fenomena Frost  Instagram/bbtnbromotenggersemeru

Tak seperti tahun-tahun sebelumnya, fenomena frost yang muncul kali ini hanya pada titik tertentu saja. Sarif menyebut menurut laporan sejauh ini frost atau embun upas baru muncul di kawasan Ranu Pani dan lautan pasir saja. Untuk titik lain memang sempat ada laporan kemunculan embun upas. Tetapi sejauh ini belum ada dokumentasi resmi yang diterima BBTNBTS mengenai hal tersebut.

"Perkiraan kami, fenomena ini masih terjadi sampai Agustus yang merupakan bagian dari puncak musim kemarau," imbuhnya. 

3. Berpotensi merusak tanaman

Puncak Musim Kemarau, Wilayah TNBTS Alami Fenomena Frost  Indtagram/bbtnbromotenggersemeru

Meskipun merupakan fenomena yang normal terjadi, tetapu Sarif tetap mengingatkan kepada masyarakat khususnya petani untuk tetap berhati-hati. Pasalnya fenomena frost atau embun upas memiliki potensi merusak tanaman. Sebab, jika embun upas yang menempel di tanamab tidak segera disiram air maka akan menganggu metabolisme tanaman dan justru mempercepat pembusukan.

"Jadi masyarakat terutama petani harus tanggap. Terutama jika didapati malam harinya suhunya dingin menusuk tulang, maka paginya harus segera melihat tanaman mereka," sambungnya. 

4. Frost tidak bertahan lama

Puncak Musim Kemarau, Wilayah TNBTS Alami Fenomena Frost  Instagram/bbtnbromotenggersemeru

Sementara itu, Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan pada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lumajang, Wawan Hadi menyebut bahwa frost tidak bertahan lama. Hanya ketika pagi hari saja. Ketika matahari terbit maka frost akan mencair sendiri.

"Tetapi memang kadang juga bisa lebih lama bergantung apda cuaca. Kemunculan embun upas juga hanya kalau suhunya rendah sekali," tandasnya. 

 

Baca Juga: Penutupan Wisata Bromo Semeru Diperpanjang

Alfi Ramadana Photo Verified Writer Alfi Ramadana

Menulis adalah cara untuk mengekspresikan pemikiran

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Zumrotul Abidin

Berita Terkini Lainnya