Satgas COVID-19 Malang Kesulitan Tracing Keluarga yang Rebut Jenazah
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Malang, IDN Times - Beberapa waktu lalu Kota Malang sempat dihebohkan dengan beredarnya video warga yang merebut jenazah dari petugas. Video tersebut menjadi viral lantaran jenazah tersebut meninggal dengan status PDP COVID-19.
Hal itu membuat masyarakat yang merebut paksa jenazah menjadi orang dalam pantauan oleh Satgas COVID-19 Kota Malang. Namun, hingga kini petugas masih kesulitan untuk melakukan tracing mereka yang ikut menjemput paksa jenazah tersebut.
1. Sudah upayakan pendekatan persuasif
Usai kejadian tersebut, Satgas COVID-19 Kota Malang memang langsung bergerak cepat. Bekerja sama dengan Puskesmas Kedungkandang, kepolisian, dan TNI, mereka berupaya untuk melakukan langkah 3T (testing, tracing, dan treatment).
Namun, kondisi di lapangan memang belum memungkinkan untuk melakukan tindakan secara langsung. Oleh sebab itu, Satgas kemudian melakukan cara-cara yang lebih persuasif pada keluarga pasien.
"Karena masih belum kondusif untuk melaksanakan langkah 3T, maka tim berupaya menempuh jalur persuasif dengan bersilaturrahmi ke rumah keluarga didampingi perangkat wilayah setempat," kata Jubir Satgas COVID-19 Kota Malang Husnul Muarif, Jumat (14/8/2020).
2. Masih sulit lakukan rapid test
Meskipun sudah melakukan langkah persuasif selama dua hari terakhir, nyatanya Satgas masih belum bisa melakukan rapid test. Padahal tes cepat sangat penting untuk upaya deteksi awal.
Editor’s picks
"Kondisinya belum kondusif di keluarga. Masih terlihat tekanan jiwa dari ekspresinya, jadi kami tidak bisa memaksakan 3T," tambahnya.
Baca Juga: Bantah Isu, Gugas Malang Pastikan Ruang Isolasi Masih Tersedia
3. Hasil swab jenazah belum keluar
Sementara itu, untuk hasil swab jenazah tersebut hingga kini masih belum keluar. Husnul Muarif menyebut, sampel dari almarhum sudah diperiksa.
"Hasil swab masih belum keluar karena dari RST sudah dikirim ke Saiful Anwar. Sudah kami koordinasi dengan kepala lab dan direktur Saiful Anwar, tapi belum keluar hasil swab-nya," sambungnya.
4. Adik pasien sempat ikut dalam pemulasaraan
Dari pendekatan selama dua hari kepada keluarga, Satgas 19 menemukan bahwa satu orang yang terlibat langsung dalam proses pemulasaraan adalah adik pasien. Sementara keluarga inti lainnya tidak terlibat langsung. Data itulah yang kemudian jadi patokan awal satgas sebelum mengambil langkah selanjutnya.
"Keluarga inti justru tidak melakukan (mengambil jenazah). Yang ikut langsung dalam pemulasaraan adalah adiknya," pungkas Husnul.
Baca Juga: Warga Ambil Paksa Jenazah Probable Corona, Ini Tanggapan Gugas Malang
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.