Ini 5 Tugas Utama Task Force Bentukan BPPT dalam Hadapi Corona 

Semua untuk membantu pemerintah hadapi pandemi Corona

Jakarta, IDN Times - Hari Sabtu (4/4) lalu, Task Force Riset dan Inovasi Teknologi untuk Penanganan COVID-19 (TFRIC19) mengumumkan bahwa timnya telah rampung membuat prototipe test-kit COVID-19 tipe qRT-PCR. Test-kit buatan lokal ini kemudian akan disempurnakan lagi menggunakan sampel virus Corona dari Indonesia sebelum kemudian diproduksi secara massal.

TFRIC19 merupakan tim yang dibentuk oleh Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) dalam rangka membantu pemerintah menghadapi pandemi Corona di Indonesia. Kepala BPPT, Hammam Riza, mengungkapkan bahwa tim tersebut tengah fokus pada 5 rencana aksi cepat dengan target final yang fokus pada upaya penguatan identifikasi infeksi COVID-19, pengembangan sarana laboratorium, dan pengembangan sarana pendukung untuk pencegahan penyebaran COVID-19.

1. Pengembangan Non-PCR Diagnostic Test COVID-19 (dalam bentuk dipstick dan micro-chip)

Ini 5 Tugas Utama Task Force Bentukan BPPT dalam Hadapi Corona Dok. BPPT

Selain dengan melihat gejala klinis (demam, batuk, sesak nafas) dan screening awal menggunakan Rapid Diagnostic Test (RDT), TFRIC19 juga fokus pada pengembangan Non-PCR Diagnostic Test一sebuah alat berbentuk strip yang digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya antibodi untuk COVID-19. Hammam mengungkapkan, “Jika orang terinfeksi COVID-19, tubuh orang ini akan mengeluarkan antibodi COVID-19 pada hari ke-6 atau ke-7 setelah infeksi. Dengan kata lain, Non-PCR Diagnostic Test ini akan mendeteksi apakah darah orang tersebut mengandung antibodi COVID-19 atau tidak.” 

2. Pengembangan PCR Diagnostic Test yang sesuai dengan mutasi terbaru COVID-19

Ini 5 Tugas Utama Task Force Bentukan BPPT dalam Hadapi Corona Dok. Nusantics

PCR atau Polymerase Chain Reaction adalah teknik lanjutan yang dilakukan berdasar prosedur lab untuk mereplikasi sebuah sampel DNA menjadi jutaan bahkan miliaran salinan. Dalam waktu yang singkat, melalui teknik ini, seorang peneliti dapat memperoleh DNA dengan jumlah besar untuk dipelajari secara detail guna mengetahui mutasi terbaru COVID-19 yang bisa saja dipengaruhi oleh perbedaan wilayah penyebaran COVID-19.

Oleh karena itu, diperlukan tahapan pelacakan dan pengurutan sekuens untuk mengetahui ada atau tidaknya mutasi gen melalui Whole Genome Sequencing (WGS).

 

3. Aplikasi teknologi informasi dan Artificial Intelligence (AI) untuk mendukung diagnostik COVID-19

Ini 5 Tugas Utama Task Force Bentukan BPPT dalam Hadapi Corona freepik.com

Sistem yang Sedang dikembangkan berfungsi untuk membantu diagnostik COVID-19 melalui analisa X-Ray dan CT-SCAN yang dilengkapi dengan teknologi kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) sehingga daerah-daerah yang tidak mempunyai ahli radiologi tetap dapat dengan cepat mendapatkan jawaban dari dokter setempat mengenai infeksi COVID-19 pada seorang pasien. Dengan begitu, penularan berikutnya tentu dapat diminimalisasi, sehingga rumah sakit tidak penuh dengan orang-orang yang hanya menunggu hasil.

Kasus lain, misalnya, seorang pasien memiliki gejala klinis yang mengarah ke COVID-19, namun hasil Rapid Diagnostic Test negatif. Dalam kasus seperti ini, analisa citra bisa membantu dokter mengambil keputusan akhir. “Berbekal gejala klinis dan hasil lab, panduan AI pada CT-Scan paru-paru diharapkan dapat membantu penegakan diagnosis,” ungkap Hammam. Tak hanya itu, menentukan staging penyakit juga bisa dilakukan dengan adanya penerapan sistem AI ke depannya. Gejala pneumonia yg tergambar di CT-Scan dapat dijadikan acuan perkembangan penyakit, selain penurunan fungsi respirasi yang ditandai dengan penurunan saturasi O2 dan manifestasi klinis lainnya. Nantinya, hal seperti ini pun bisa memberi panduan dalam mekanisme rujukan.

4. Analisis dan penyusunan data Whole Genome Sequencing (WGS) COVID-19 asli orang Indonesia yang terinfeksi

Ini 5 Tugas Utama Task Force Bentukan BPPT dalam Hadapi Corona Dok. Nusantics

Mutasi pada virus COVID-19 dari puluhan negara berdasarkan Whole Genome Sequencing-nya telah banyak diunggah ke GISAID (Global Initiative on Sharing All Influenza Data). Sayangnya, WGS dari Indonesia belum ada. Oleh karena itu, TFRIC19 mengadakan observasi WGS untuk mengetahui sekuens yang berasal dari orang Indonesia guna membantu keperluan deteksi, seperti deteksi non-PCR, PCR, dan pembuatan vaksin COVID-19 nantinya. Selain itu, WGS ini juga dapat digunakan untuk keperluan studi epidemiologi yang bermanfaat dalam memetakan persebaran COVID-19 di berbagai wilayah di Indonesia.

5. Memperkuat persiapan sarana dan prasarana deteksi, penyediaan logistik kesehatan, dan ekosistem inovasi dalam menangani pandemi COVID-19

Ini 5 Tugas Utama Task Force Bentukan BPPT dalam Hadapi Corona Dok. Nusantics

Salah satu program utama yang menjadi fokus salah satu sub task force TFRIC19 adalah mendistribusikan test-kit qRT-PCR dan membantu program pemerintah untuk memutus rantai transmisi COVID-19. Hammam menjelaskan, “Hal ini rencananya akan direalisasikan dengan melakukan program screening massal melalui unit laboratorium bergerak yang disebut mBSL-2 (Mobile Biosafety Level Keselamatan Biologi 2, sebuah lab berjalan dengan di mana pekerjanya telah memiliki pelatihan khusus untuk menangani agen patogenik). Dengan moda transportasi seperti kontainer dan bus, laboratorium ini dilengkapi dengan peralatan pemeriksaan Bioteknologi seperti mesin PCR.”

Topik:

  • Amelia Rosary

Berita Terkini Lainnya