Putri Gus Dur: Milih Pemimpin Bukan Seperti Milih Tuhan
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Putri keempat mantan Presiden Republik Indonesia (RI), Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Inayah Wahid, turut angkat bicara perihal maraknya isu agama dimasukkan ke dalam kontestasi pemilihan presiden (Pilpres) 2019 mendatang. Dia mengatakan agama tidak bisa digabungkan dengan pesta demokrasi lima tahunan itu.
"Jadi tidak usah bawa-bawa agama karena tidak ada hubungannya," ucapnya di Ancol, Jakarta Pusat, Sabtu (29/12).
1. Pilih pemimpin negara tidak seperti memilih Tuhan
Inayah menjelaskan, bahwa memilih seorang pemimpin negara berbeda dengan memilih Tuhan karena itu dia meminta agar hal tersebut tidak dikaitkan dengan persoalan agama.
"Yang pertama kita mau pemilu tuh memilih presiden, pilih wakil rakyat, milih DPD, bukan lagi milih nabi, bukan lagi milih imam, bukan lagi milih Tuhan, jadi tidak usah baper begitu," tuturnya.
Baca Juga: Jelang Pemilu, Menteri Agama Ingatkan Soal Kampanye Bawa Isu Agama
2. Urusan agama berbeda dengan politik
Kendati begitu, Inayah menilai bahwa perihal agama berbeda dengan pertarungan di dalam politik, karena kata dia, kedua hal tersebut sangat bertolak belakang. "Ngomongin politik, kita ngomongin kebangsaan. Ngomongin kenegaraan, ya kita ngomongin fungsi-fungsi negara itu, jadi kita ini lagi milih perangkat negara, jadi tidak perlu sampai bawa-bawa agama karena tidak ada hubungannya," paparnya.
Editor’s picks
3. Imbau masyarakat tidak kisruh bila berbeda pilihan
Di sisi lain, ia mengimbau masyarakat untuk tidak terlalu mempersoalkan perihal perbedaan pilih calon presiden, sebab menurutnya hal tersebut biasa dalam berpolitik. "Jadi tidak usah baper juga kalo ribut dan bertengkar di media sosial karena begitu kekeuh-nya kita mempertahankan calon yang kita anggap oke," tuturnya.
4. Minta para elite politik tidak mainkan isu agama
Lebih lanjut, putri Presiden RI keempat ini meminta untuk para elite politik yang mengambil untung dalam memainkan isu politik identitas untuk jujur, sebab menurutnya mereka-lah yang membuat masyarakat kini seperti terpecah-belah.
"Letakkan segala sesuatu sesuai dengan fungsinya masing-masing dan untuk yang selama ini merasa pakai isu agama dan isu-isu identitas, sekarang ya bertanggung jawab. Tidak pantas saja kalai kita harus menghadapi efek yang seperti itu hanya untuk pertarungan lima tahun sekali," tukasnya.
5. Imbau para calon tunjukan visi-misi yang jelas
Ia juga meminta kepada masing-masing tim pemenangan paslon untuk memberikan edukasi ke masyarakat terkait dengan visi-misi ketimbang memainkan isu politik identitas. "Coba, minta calonnya untuk membuktikan ke kita semua bahwa dia memang oke untuk dipilih," tutupnya.
Baca Juga: BPN Prabowo-Sandiaga Usul Mitigasi Bencana Jadi Tema Debat Capres