Munir Disandingkan dengan 4 Tokoh Bangsa Berintegritas Tinggi
Pembunuhan Munir simbolis dan ironis
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Peneliti Politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Mochtar Pabottingi mengungkapkan, kasus pembunuhan terhadap aktivis Hak Asasi Manusia (HAM) Munir Said Thalib adalah gambaran mental penguasa pribumi belum banyak mengalami perubahan.
"Tragedi pembunuhan Munir menunjukkan dengan gamblang bahwa mentalitas sistem nilai penguasa pribumi di negeri kita belum banyak berubah," ujarnya dalam acara Orasi Kebudayaan & Diskusi Publik: Kasus Munir adalah Pelanggaran HAM Berat yang ditayangkan YouTube KontraS, Minggu (6/9/2021).
Baca Juga: KASUM: Pollycarpus Meninggal, Penyelesaian Kasus Munir Tidak Berhenti
1. Pembunuhan Munir simbolis dan ironis
Mochtar dalam orasi kebudayaannya menyebutkan pembunuhan Munir pada 17 tahun silam dalam penerbangan ke Belanda, adalah sesuatu yang simbolik dan ironis, melihat sebagaimana alotnya sistem nilai durjana yang ada di Indonesia sejak usia enam tahun reformasi hingga hari ini.
"Hidup dalam kebusukan publik, dan upaya tanpa henti untuk menutupi kebusukan publik itu. Praktik menindas dan mengorbankan rakyat sudah berlaku sekitar 2,5 abad mendahului kisah Max Havelaar yang terjadi sekitar paruh kedua abad ke-19," ujarnya.
Baca Juga: Komnas HAM Didesak Tetapkan Pembunuhan Munir Sebagai Pelanggaran Berat