Wakil Menteri Era Jokowi Lebih Sedikit Dibandingkan Saat SBY Menjabat
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN TImes - Presiden Joko "Jokowi" Widodo dan Wakil Presiden Ma'ruf Amin telah resmi melantik 12 tokoh wakil menteri (Wamen), pada Jumat (25/10). Masing-masing tokoh akan membantu kerja menteri pada Kabinet Indonesia Maju periode 2019-2024.
Sebelumnya, pada masa pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) periode 2009-2014, SBY melantik 17 wamen. Pengangkatan wamen pada era SBY, berdasarkan Pasal 10 Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara. Pada pasal tersebut menjelaskan bahwa Presiden boleh mengangkat wamen pada kementerian tertentu yang memiliki beban tugas yang lebih.
Terdapat perbedaan jumlah wamen pada kabinet kedua Jokowi dan SBY. Pada masa pemerintahan SBY ternyata lebih banyak memiliki wamen dibandingkan dengan masa pemerintahan Jokowi. Keduanya pun memiliki kesamaan, yaitu menempatkan banyak wamen saat menjabat pada pemerintahan periode kedua.
1. Lalu siapa saja wakil menteri di era pemerintahan SBY?
Pada masa pemerintahan SBY pada periode 2009-2014, Presiden keenam RI itu menunjuk 17 wakil menteri dalam kabinetnya. Lalu siapa saja tokoh yang ditunjuk SBY menjadi Wamen? Berikut daftar nama Wamen era SBY.
- Wamen Luar Negeri - Wardana
- Wamen Pertahanan - Sjafrie Sjamsoeddin.
- Wamen Pertanian - Rusman Heriawan
- Wamen Perindustrian - Alex S. W. Retraubun.
- Wamen Perhubungan - Bambang Susantono.
- Wamen Pekerjaan Umum - Hermanto Dardak
- Wamen Perdagangan - Bayu Krisnamurthi
- Wamen Perencanaan Pembangunan Nasional - Lukita Dinarsyah Tuwo
- Wamen Keuangan - Anny Ratnawati dan Mahendra Siregar
- Wamen Pendidikan - Musliar Kasim pada bidang pendidikan dan Wiendu Nuryanti pada bidang kebudayaan
- Wamen Kesehatan - Ali Ghufron Mukti
- Wamen BUMN - Mahmuddin Yasin
- Wamen Pendayagunaan Aparatur Negara - Eko Prasodjo
- Wamen Agama - Nasaruddin Umar
- Wamen Hukum dan Hak Asasi Manusia - Denny Indrayana
- Wamen Energi dan Sumber Daya Mineral - Widjajono Partowidagdo
- Wamen Pariwisata dan Ekonomi Kreatif - Sapta Nirwandar
Baca Juga: [FOTO] 12 Potret Wakil Menteri Kabinet Indonesia Maju
2. Wamen era Jokowi
Editor’s picks
Berikut nama-nama tokoh yang ditunjuk sebagai wamen dalam kabinet Jokowi periode 2019-2024.
- Wakil Menteri Luar Negeri: Mahendra Siregar
- Wakil Menteri Perdagangan: Jerry Sambuaga
- Wakil Menteri Agama: Zainut Tauhid
- Wakil Menteri Pertahanan: Sakti Wahyu Trenggono
- Wakil Menteri Keuangan: Suahasil Nazara
- Wakil Menteri PUPR: John Wempi Wetipo
- Wakil Menteri KLHK : Alue Dohong
- Wakil Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal: Budi Arie Setiadi
- Wakil Menteri Agraria dan Tata Ruang (Wakil Kepala BPN) : Surya Tjandra
- Wakil Menteri BUMN : Budi Gunadi Sadikin
- Wakil Menteri BUMN : Kartika Wirjoatmodjo
- Wakil Menteri Pariwisata - Ekonomi Kreatif : Angela Tanoesoedibjo
3. Alasan Jokowi menunjuk Wamen
Menurut Kepala Staf Kepresidenan, Moeldoko, alasan presiden memilih 12 wamen lantaran pemerintah ingin bekerja cepat. Sehingga, beberapa menteri butuh bantuan dari wakil menteri.
"Namanya aja sudah Kabinet Indonesia Maju, kalau orang mau maju ya high speed kan, jadi perintah presiden harus kerja keras, kerja cepat, maka memang perlu ada backup dengan kapasitas yang ada ini ditambah lagi," kata Moeldoko di Kompleks Istana Negara, Jakarta Pusat, Jumat (25/10).
Menurut Moeldoko, tujuan dari penunjukkan wamen agar pencapaian yang diharapkan dapat lebih cepat. Moeldoko mengatakan salah satunya karena sang menteri mengajukan kepada Jokowi untuk ditambah wamen dalam kementeriannya. Salah satu Menteri yang meminta untuk ditambah wamen adalah Menteri BUMN Erick Thohir.
"Ada yang seperti Pak Erick melihat beban kerjanya seperti itu, akhirnya minta ada tiga tetapi baru dua kan yang dipenuhi. Presiden juga mempertimbangkan bagaimana melihat atas pertimbangan kapasitas organisasi yang harus ditingkatkan," tutur Moeldoko.
Pertimbangan selanjutnya, Moeldoko melanjutkan, adalah untuk meningkatkan pencapaian target dan adanya keseimbangan antar satu etnis dengan yang lain, satu agama dengan lainnya.
"Dalam rangka pencapaian target, menjaga keseimbangan antar satu etnis agama dan seterusnya. Itu juga menjadi pertimbangan, tapi pertimbangan utamanya adalah itu tadi meningkatkan kapasitas organisasi," tutur Moeldoko.
Baca Juga: Dirut Jadi Wamen, Bank Mandiri Tunjuk Bos Baru Tahun Depan