39,9 Persen Warga Sumbar Percaya COVID-19 Bagian dari Konspirasi

Akibatnya memengaruhi perilaku terhadap protokol kesehatan

Padang, IDN Times - Lembaga Riset dan Konsultan Spektrum Politika Institute mengeluarkan hasil riset tentang persepsi masyarakat terkait pandemik COVID-19 di Sumatra Barat (Sumbar).

Hasilnya, masih ada 39,9 persen masyarakat di Ranah Minang memercayai jika virus corona merupakan bagian dari konspirasi global yang diciptakan oleh negara-negara besar di Dunia. Kepercayaan itu akhirnya memengaruhi perilaku warga Sumbar sehari-hari pada penerapan protokol kesehatan.

“Riset dilakukan pada 10 hingga 15 September kemarin. Ada sebanyak 1.220 responden yang dilibatkan dalam survei ini. Tingkat margin of error dari sample yang kita ambil sebesar 2,9 persen. Untuk menjaga kualitas survei ini, maka quality control juga dilakukan dengan cara menelepon ulang responden untuk mengonfirmasi jawaban mereka,” kata Peneliti dari Spektrum Politika Institute, Andri Rusta, Senin (5/10/2020).

1. Kepercayaan memengaruhi perilaku masyarakat

39,9 Persen Warga Sumbar Percaya COVID-19 Bagian dari KonspirasiGoogle

Menurut Andri, tingginya angka kepercayaan COVID-19 adalah sebuah konspirasi global, memengaruhi perilaku masyarakat dalam mematuhi dan menerapkan protokol Kesehatan. 

Jika cara berpikir ini terus berkembang di tengah masyarakat, ia meyakini hal itu bisa menjadi sebuah persoalan baru. Grafik kasus terkonfirmasi positif di Sumbar pun bakal terus meroket. Jika tidak ada antisipasi jitu, maka angka akan berpotensi semakin naik.

“Berbagai kebijakan sudah dibuat oleh Pemprov Sumbar untuk mengendalikan penyebaran pandemik ini. Misalnya dengna penerbitan Surat Keputusan Gubernur, Bupati dan Wali Kota, Peraturan Daerah dan segala turunannya, bahkan hingga ke dalam bentuk kegiatan yang memang mendapat perhatian masyarakat. Tapi hal itu akan sia-sia karena paradigma tentang konspirasi terus berkembang,” ujarnya.

Baca Juga: Kabar Duka, Bupati Tanah Datar Meninggal Dunia  

2. Ketegori patuh hanya 2,38 persen

39,9 Persen Warga Sumbar Percaya COVID-19 Bagian dari KonspirasiIDN Times

Andri menjelaskan, pihaknya juga melakukan survei terhadap seberapa besar tingkat kepatuhan masyarakat dalam menerapkan protokol kesehatan. Dalam penelitian yang membuat rentang nilai 1 sampai 3, hasilnya 1 sampai 1,67 persen di antaranya masuk dalam kategori tidak patuh, lalu yang masuk dalam kategori cukup patuh dengan rentang indeks 1,68 sampai 2,37 persen dan kategori patuh bertengger di rentang indeks 2,38 sampai 3 persen.  

Indikator pelaksanaan protokol kesehatan yang digunakan dalam riset ini melihat perilaku masyarakat dalam tiga aspek. Yakni tidak keluar rumah, memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan. Melihat dari penerapan protokol kesehatan masyarakat Sumbar, ada anggapan jika COVID-19 bukanlah suatu keadaan yang mengkhawatirkan.

Sebanyak 28,5 persen masyarakat Sumbar ternyata masih sering keluar rumah dan tidak mematuhi imbauan. Indeks kepatuhan dalam indikator ini berada pada angka 2,05 persen, yang berarti masyarakat Sumbar umumnya masuk kategori cukup patuh dengan imbauan pemerintah untuk tidak keluar rumah jika tak ada urusan yang penting dan mendesak. 

Lalu indeks kepatuhan untuk memakai masker masyarakat Sumbar ketika berada di luar rumah mencapai 2,53 persen. Hal ini juga menunjukkan masyarakat Sumbar masuk dalam kategori patuh dengan indikator pelaksanaan protokol kesehatan.

Sebanyak 60,3 persen masyarakat sering menggunakan masker ketika berada di luar rumah. Sementara, indeks kepatuhan untuk indikator menjaga jarak ketika beraktivitas di luar rumah adalah 2,41 persen. Warag Sumbar pun masuk kategori patuh dengan protokol kesehatan, kendati jumlah yang memperhatikan pentingnya menjaga jarak baru sebanyak 52,2 persen.

Dan terakhir, indeks kepatuhan masyarakat Sumbar untuk mencuci tangan atau menggunakan hand sanitizer berada di angka 2,59 persen, atau kategori patuh untuk melaksanakan protokol kesehatan ini. Jumlah mereka yang mencuci tangan ini baru mencapai angka 66,3 persen.

3. Antusias masyarakat untuk pilkada sangat tinggi

39,9 Persen Warga Sumbar Percaya COVID-19 Bagian dari Konspirasigoogle

Fakta lain yang ditemukan dalam riset ini adalah tingkat antusias masyarakat untuk ikut serta dalam kontestasi Pilkada sangat tinggi. Sebanyak 90,1 persen masyarakat Sumbar menegaskan, mereka akan tetap datang ke Tempat Pemungutan Suara (TPS) untuk memberi hak suara di pekan kedua Desember 2020 mendatang.

“Antusiasme masyarakat ini perlu dipelajari lebih lanjut. Apakah fenomena ini terkait keinginan yang memang menunggu pemberian dari calon kepala daerah yang selalu dilakukan setiap Pilkada? Hal ini harus menjadi perhatian, karena Pilkada juga berpotensi menjadi klaster baru penularan COVID-19. Harus dipikirkan bersama,” tutup Andri.

4. Gugus tugas belum berkomentar

39,9 Persen Warga Sumbar Percaya COVID-19 Bagian dari Konspirasipexels/Moose Photos

Terkait hal tersebut, IDN Times mengonfirmasi hasil riset itu ke Gugus Tugas Percepatan dan Penanganan COVID-19 Sumbar. Namun hingga berita ini dibuat, tak ada satu pun tim dari Gugus Tugas yang memberi tanggapan.

Baca Juga: Ketua KPU Agam Positif COVID-19, Tertular dari Bakal Calon Saat Daftar

Topik:

  • Deryardli Tiarhendi

Berita Terkini Lainnya