COVID-19 Menular ke Hewan, Hutan Konservasi di Sumbar Dijaga Ketat

Sudah ada temuan kasus hewan terpapar virus corona

Agam, IDN Times - Balai Konservasi Sumber Daya (BKSDA) Resor Agam, Sumatera Barat memperketat pengawasan di kawasan Hutan Konservasi Cagar Alam Maninjau, dan Taman Wisata Alam Singgalang Tandikek. Hal tersebut dilakukan. menyusul adanya temuan kasus seekor harimau di kebun binatang Bronx New York, Amerika Serikat dan seekor kucing di Belgia yang dilaporkan positif terpapar virus corona jenis baru yakni Corinavirus Disease 2019 atau COVID-19.

Di Sumatera Barat, kawasan Hutan Konservasi Cagar Alam Maninjau merupakan salah satu wilayah yang banyak didiami satwa liar dan tumbuhan dilindungi. Mengingat angka kasus perburuan satwa liar dan aktivitas pembalakan liar di kawasan itu juga cukup tinggi, tidak menutup kemungkinan COVID-19  dapat menyasar terhadap satwa yang bermukim di sana.

“Faktanya, hingga kini masih marak aktivitas perburuan satwa liar. Juga pembalakan liar. Sebelum adanya kasus COVID-19, kita rutin patroli. Kini, sejak ada kasus COVID-19 yang menginfeksi hewan-hewan, kita coba meningkatkan pengawasan,”kata Kepala Resor BKSDA Agam Ade Putra, Jumat (10/4).

Selain itu, BKSDA juga mengimbau untuk para pemilik peliharaan satwa kategori tidak dilindungi untuk tetap menjaga kebersihan, kesehatan dan kesejahteraan peliharaannya. Sedangkan untuk peliharaan kategori satwa liar yang dilindungi, BKSDA mengimbau warga untuk melaporkan dan menyerahkan kepada BKSDA. 

1. Antisipasi wabah virus corona

COVID-19 Menular ke Hewan, Hutan Konservasi di Sumbar Dijaga KetatNadia, harimau betina Melayu berumur 4 tahun di Kebun Binatang Bronx, yang menurut pihak kebun binatang teruji positif terinfeksi virus corona (COVID-19) muncul pada foto tanpa tanggal yang disediakan Kebun Binatang Bronx di New York. (ANTARA FOTO/WCS/Handout via REUTERS)

Ade menjelaskan masih banyak masyarakat yang masuk ke kawasan hutan untuk melakukan aktivitas perburuan satwa dan praktik penebangan liar. Hal itu akan membuka potensi penyebaran COVID-19.

"Kalau ada dari pemburu itu positif COVID-19, tentu saja berkemungkinan dapat menularkan ke hewan-hewan yang ada di hutan. Apalagi, sudah ada temuan kasus. Itu artinya, penularan virus mematikan ini, tidak lagi dari manusia ke manusia, tapi juga bisa dari manusia ke Hewan," papar Ade. 

 

BKSDA, kata Ade, berharap COVID-19 tidak sampai menginfeksi satwa-satwa yang dilindungi, baik yang hidup di habitatnya maupun yang dipelihara di kebun binatang. "Dan ini, menjadi fokus kita. Apabila tidak segera kita antisipasi, maka bisa saja berdampak besar terhadap kelangsungan satwa liar yang hidup di habitatnya," imbuhnya. 

Baca Juga: Seekor Harimau Malaya di Kebun Binatang AS Positif Tertular COVID-19

2. KLHK terbitkan surat edaran

COVID-19 Menular ke Hewan, Hutan Konservasi di Sumbar Dijaga KetatIlustrasi: Buaya Muara di kawasan hutan Mangrove Kabupaten Agam, Sumatera Barat. IDN Times/Andri NH

Meski belum ada regulasi yang mengatur khusus untuk mengantisipasi penyebaran COVID-19 terhadap satwa-satwa ini, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Direktorat Jendral Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem, sudah mengeluarkan surat edaran.

Dalam surat edaran itu mengulas tentang pencegahan penyebaran COVID-19. Di samping soal penerapan layanan online, diatur juga tentang pengelolaan spesies. Salah satunya yakni soal kegiatan penanganan konflik, penyelamatan, rehabilitasi dan pelepasliaran satwa, tetap dilaksanakan sesuai dengan situasi dan kondisi yang terjadi di lapangan.

Aturan itu juga menyebutkan, kegiatan repatriasi dari negara yang sudah ada dalam perencanaan untuk pengembalian satwa Indonesia, ditunda sampai batas pemberitahuan selanjutnya. Selain itu, penanganan satwa termasuk aspek medis dan pengelolaan pengunjung di LK dan penangkaran diatur oleh masing-masing unit pengelola dengan supervisi dari UPT setempat.

“Sesuai dengan kebijakan dari pemerintah juga, maka seluruh kawasan ditutup untuk pengunjung dalam rangka mencegah penyebaran COVID-19. Termasuk juga kawasan Hutan Konservasi Cagar Alam Maninjau, dan taman wisata alam Singgalang Tandikek,” kata Ade. 

3. Edukasi masyarakat untuk jaga satwa liar

COVID-19 Menular ke Hewan, Hutan Konservasi di Sumbar Dijaga KetatDokter hewan Wendy Jane McCulloch memeriksa Ivy, kucing berusia 8 tahun di kantor Botanica Inc yang tutup saat ia melakukan kunjungan ke rumah, yang memiliki protol keamanan tambahan pada beberapa minggu terakhir saat penyebaran penyakit virus korona (COVID-19), di Manhattan, New York City, Amerika Serikat, Selasa (31/3/2020). (ANTARA FOTO/REUTERS/Caitlin Ochs)

Ade menegaskan, BKSDA resor Agam tetap komit mengedukasi masyarakat tentang pentingnya menjaga keberlangsungan ekosistem yang ada. Satwa liar dan tumbuhan yang dilindungi, bukanlah untuk diburu melainkan dijaga agar tetap lestari.

“Demi keseimbangan ekosistem yang ada. Manusia dan hewan, haruslah mampu hidup berdampingan. Saling menghargai keberadaan masing-masing. Karena, baik manusia maupun hewan tentu punya peran masing-masing,” kata Ade. 

Baca Juga: Ada Harimau Positif COVID-19, Kucing dan Anjing Rentan Tertular?

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya