Dampak COVID-19, 2.500 Karyawan Hotel di Sumatera Barat Dirumahkan

Ada 26 hotel di Sumbar tutup dampak virus corona

Padang, IDN Times - Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Sumatera Barat menyebutkan, sebanyak 2.500 karyawan hotel terpaksa dirumahkan, bahkan, sebagian dari mereka tanpa dibayar. Mereka terpaksa dirumahkan akibat terdampak wabah virus corona atau COVID-19. Pengelola hotel mengaku tidak lagi mampu membiayai operasional mereka.

“COVID-19 ini memukul sektor pariwisata Sumbar. Dampaknya sangat dirasa oleh pelaku wisata. Hotel terpaksa ditutup sementara, lantaran tidak mampu lagi membiayai operasional. Dampak nyata lainnya yakni, sekitar 2.500 karyawan hotel terpaksa harus dirumahkan. Sebagian besar dari mereka tanpa dibayar,” kata Ketua PHRI Sumatera Barat Alan Maulana Yusran, Sumbar, Rabu (8/4).

1. Sudah ada 26 hotel tutup di Sumbar dampak wabah virus corona

Dampak COVID-19, 2.500 Karyawan Hotel di Sumatera Barat DirumahkanSebuah hotel tutup sementara akibat wabah COVID-19 (ANTARA FOTO/FB Anggoro)

Menurut Alan, hingga kini pihaknya mencatat ada 110 hotel yang menjadi anggota PHRI Sumatera Barat, dan 26 di antaranya memilih tutup sementara waktu. Untuk itu, PHRI meminta kepada pemerintah agar memberikan stimulus nyata terhadap hotel dan restoran. Sehingga beban biaya selama masa tanggap darurat virus corona bisa diminimalisir.

“Pemerintah seharusnya memberikan stimulus dalam bentuk keringanan pembayaran pajak bumi dan pajak bangunan. Maupun pembayaran listrik. Ini sangat membantu hotel. Tapi kalau yang dipotong adalah pajak hotel dan restoran, sama saja tidak ada arti, karena biasanya pajak tersebut dibebankan kepada tamu,” ujar dia.

Dampak COVID-19, 2.500 Karyawan Hotel di Sumatera Barat Dirumahkan(IDN Times/Arief Rahmat)

Baca Juga: Amoxicillin Tak Dapat Membunuh Virus Corona, Ketahui Faktanya!

2. Pemandu wisata kini tak lagi beraktivitas

Dampak COVID-19, 2.500 Karyawan Hotel di Sumatera Barat Dirumahkan

Selain hotel, kata Alan, virus corona juga berdampak besar terhadap pramuwisata, bahkan, saat ini seluruh pemandu wisata sudah tidak lagi beraktivitas. Pariwisata Sumbar diperkirakan akan mengalami masa resesi panjang, karena sangat sulit memprediksi kapan wabah COVID-19 akan berakhir.

“Hampir seluruh pemandu wisata tidak lagi beraktifitas. Ratusan anggota HPI kini, sangat stressfull. Mereka terpaksa berada di rumah karena tidak ada lagi job dari agen travel,” tutur dia.

3. Kasus virus corona di Sumbar ada 21

Dampak COVID-19, 2.500 Karyawan Hotel di Sumatera Barat DirumahkanIlustrasi (ANTARA FOTO/M Agung Rajasa)

Sebelumnya, Kepala Biro Humas Pemerintah Provinsi Sumatera Barat Jasman Rizal menyebutkan saat ini ada 21 kasus COVID-19 di wilayahnya. Mereka sedang menjalankan perawatan intensif di beberapa rumah sakit.

Rinciannya, tujuh pasien di Rumah Sakit Achmad Mochtar (RSAM) Kota Bukittinggi,  empat pasien di RSUP M Djamil Padang, dua pasien di Semen Padang Hospital, satu di RSUD Pariaman, dan tujuh pasien lainnya isolasi mandiri di rumah.

“Pasien positif bertambah tiga orang. Sehingga total yang dinyatakan telah positif sebanyak 21 orang,” kata Jasman.

Melihat angka kasus virus corona yang kian hari bertambah, Jasman mengimbau, kepada seluruh masyarakat Sumatera Barat tetap mematuhi seluruh instruksi yang dikeluarkan pemerintah.

Tetap berada di rumah atau mengurangi aktivitas di luar rumah, menjaga kebersihan, dan segera cek kesehatan apabila merasa ada timbul gejala seperti COVID-19. Selain itu, ikut serta pemerintah memantau dan mengawasi seluruh pendatang di daerahnya masing-masing.

https://www.youtube.com/embed/aUrK9HlKpD8

Baca Juga: 1 Pasien COVID-19 di Sumbar Ada Riwayat dari Malaysia, 2 Tanpa Gejala

Topik:

  • Rochmanudin

Berita Terkini Lainnya