Doni Monardo Ingatkan Potensi dan Energi Gempa Megathrust Mentawai  

Masyarakat Sumbar diminta meningkatkan kesiapsiagaan bencana

Padang, IDN Times - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo menyebutkan, sampai saat ini potensi dan energi Gempa Megathrust Mentawai, belum lepas dan masih mengancam wilayah Sumatra Barat.

Sejumlah pakar dan ahli kegempaan memprediksi magnitudo Gempa Megathrust Mentawai mencapai 8,9. Gelombang tsunami yang dahsyat pun diyakini terjadi apabila energi itu lepas.

“Ini potensi ya (Gempa Megathrust Mentawai). Kalau di Aceh kita sudah lihat. Gempa dan tsunami di Aceh lalu, ternyata bukanlah yang pertama. Telah terjadi berkali-kali gempa dan tsunami seperti yang terjadi pada 26 Desember 2004 itu. Demikian juga untuk wilayah Pesisir Pantai Barat Sumatra Barat ini,” kata Doni Monardo di Padang, Kamis (15/4/2021).

1. Gempa Mentawai berpeluang terjadi karena masih ada potensi dan energi yang belum lepas

Doni Monardo Ingatkan Potensi dan Energi Gempa Megathrust Mentawai  Ilustrasi Gempa (IDN Times/Arief Rahmat)

Doni menjelaskan, gempa  akibat adanya aktivitas pertemuan subduksi di wilayah Selatan atau sebelah Barat Mentawai masih berpeluang terjadi karena potensi dan energi yang belum lepas.

Berbeda dengan yang ada di Nias yang sudah pernah lepas. Untuk itu, Doni mengimbau kepada seluruh masyarakat yang tinggal di zona rawan gempa dan tsunami di Sumatra Barat untuk tetap waspada dan meningkatkan kesiapsiagaan. 

“Jadi, antara Mentawai sampai dengan Enggano Bengkulu, ini adalah potensi yang masih peluang. Meski mitigasi merupakan salah satu cara yang terbaik, kita mengimbau agar masyarakat terus meningkatkan kesiapsiagaan," kata Doni.

"Kita tidak boleh panik, harus tetap tenang karena ini adalah peristiwa alam. Gempa dan tsunami itu, pasti akan terjadi sebagaimana yang saya katakan tadi di Aceh. Tapi kapan waktunya, tidak ada satupun yang bisa menentukan kapan waktu yang tepat. Maka itu, kita harus siapan diri,” lanjutnya.

 

Baca Juga: BMKG: Gempa Magnitudo 5,5 Guncang Nias akibat Aktivitas Tektonik

2. Imbau masyarakat gunakan cara-cara tradisional sebagai alarm tanda bahaya

Doni Monardo Ingatkan Potensi dan Energi Gempa Megathrust Mentawai  Kepala BNPB, Doni Monardo (Dok. BNPB)

Doni mengajak untuk menggunakan cara tradisional untuk mendeteksi gempabumi yang terjadi pada malam hari. Salah satunya, dengan menempatkan susunan kaleng bekas di dekat tempat tidur.

Yang apabila terjadi gempa kuat, maka kaleng itu akan jatuh dan terdengar keras. Atau bisa menggunakan cara tradisional lainnya. Karena, tekhnologi secanggih apapun, belum tentu menjamin memberikan informasi kepada masyarakat

Doni mengingatkan, seluruh komponen masyarakat terutama yang tinggal di zona rawan kegempaan, untuk tetap berpedoman kepada cara-cara tradisional sebagai alarm tanda bahaya.

Seperti meletakkan susunan kaleng bekas didekat tempat tidur dan cara lain. Karena, ketika kejadian di malam hari, tekhnologi tidak sepenuhnya bisa menjamin memberikan informasi kepada masyarakat.  

“Pada malam hari, teknologi tidak bisa sepenuhnya menjamin memberikan informasi kepada masyarakat. Maka, cara tradisional harus dilakukan. Menempatkan kaleng-kaleng bekas di dekat tempat istirahat atau tempat tidur. Ketika ada gempa, kalengnya jatuh, itu peringatan kita untuk mengambil langkah-langkah yang bisa dilakukan. Latihan-latihan yang berhubungan dengan kesiapsiagaan kebencanaan harus dilaksanakan. Ini tidak boleh kendor. Rutinitas ini harus selalu dilakukan dengan melibatkan warga dan pejabat," kata Doni lagi.

 

3. Instruksikan cari tempat aman setelah 3 menit gempa besar

Doni Monardo Ingatkan Potensi dan Energi Gempa Megathrust Mentawai  Shelter tsunami Nurul Haq Kota Padang. IDN Times/Andri NH

Sebelumnya, saat menghadiri rakor Mitigasi dan Penanggulangan Bencana Gempa dan Tsunami di Padang, Sumatra Barat, Rabu 6 Februari 2019, Doni mengimbau kepada seluruh masyarakat yang tinggal di zona rawan gempa dan tsunami untuk segera mencari tempat yang aman, setelah 3 menit pertama terjadinya gempa dengan intensitas tinggi. Hal ini, agar dapat meminimalisir dampak korban jiwa yang timbul.

“Jika 30 detik gempa dengan intensitas tinggi. Maka, 3 menit pertama segeralah mencari tempat aman. Jangan tunggu alarm atau sirine berbunyi. Lari ketempat tinggi. Dari sekaranglah kita siapkan segala sesuatunya. Kalau ada pohon besar juga jangan ditebang, karena sewaktu-waktu bisa digunakan,”kata Doni Monardo.

Kota padang contohnya, menurut Doni, berdasarkan data yang ada, Padang merupakan daerah dataran rendah. Ketinggian permukaan daratan Kota Padang ini, kurang dari 10 meter. Sehingga. Kalau ada gelombang lebih dari 10 meter, maka bisa menghantal area dengan radius 2,5 kilometer dari bibir pantai.

“Nah ini harus diperhatikan. Harus ada pemasangan tanda-tanda zona bahaya. Sehingga masyarakat pun lebih siap, rute evakuasi, harus diketahui. Mau siang mau malam juga harus kelihatan, apalagi kalau sampai lampu mati pas kejadian. Lakukan simulasi malam hari. Saya yakin, disini pernah lakuan simulasi malam hari,” ujar. Doni.

 

Baca Juga: Aktivitas Gempa di Mentawai Meningkat, Masyarakat Diimbau Waspada!

Topik:

  • Dwifantya Aquina

Berita Terkini Lainnya