Pasien COVID-19 di Bukittinggi Meninggal Saat Hamil 8 Bulan

Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Padang, IDN Times - Seorang pasien positif Coronavirus Disiase 2019 atau COVID-19, dikonfirmasi meninggal dunia dalam keadaan hamil delapan bulan.

Sebelum dinyatakan meninggal dunia dengan status positif virus corona, pasien yang merupakan warga Kota Bukittinggi, Sumatera Barat tersebut, sempat menjalani perawatan di RSUP M Djamil Padang. Yang bersangkutan meninggal pada Rabu (8/4) dini hari.

“Beberapa hari lalu ada warga kita yang sakit, kejang-kejang. Beliau hamil delapan bulan. Sempat dibawa ke rumah sakit Yarsi. Namun, karena kondisi yang kurang baik, maka dibawa atau dirujuk ke RSUP M Djamil di Padang,” kata Wali Kota Bukittinggi Ramlan Nurmatias, Kamis (9/4).

1. Pasien sempat diangkat banyak warga

Pasien Positif COVID-19 di Bukittinggi Meninggal Sedang Hamil 8 Bulan

Ilustrasi penanganan pasien virus corona. (ANTARA FOTO/Oky Lukmansyah)

Menurut Ramlan, saat ini pihaknya berusaha melakukan tracing untuk mengetahui siapa saja almarhumah melakukan kontak sebelum meninggal. Sebab, pada saat pasien mengalami kejang di rumah kediamannya, Beliau diangkat dan dievakuasi banyak warga setempat untuk dibawa ke rumah sakit.

Bahkan, saat tiba di rumah sakit Yarsi, petugas medis yang menerima kedatangan pasien tersebut, juga tidak mengenakan alat pelindung diri (APD) lengkap, karena mereka mengira pasien tersebut bukan positif COVID-19. Apalagi saat itu, yang bersangkutan sedang hamil delapalan bulan.

“Kita tracing sekarang. Kita cari siapa saja yang kontak dengan yang bersangkutan. Karena hasil swab menyatakan positif, tentu ini harus cepat diambil langkah. Nanti masyarakat yang kontak, termasuk juga petugas medis, akan kita isolasikan,” ujar Ramlan.

(IDN Times/Arief Rahmat)

2. Pasien dalam pantauan ketat dinas kesehatan

(IDN Times/Candra Irawan)

Ramlan menjelaskan sejak pasien ini dirujuk ke rumah sakit di Kota Padang, pihaknya selalu mengikuti perkembangan kesehatannya. Bahkan, meski dalam kondisi hamil dan tidak menunjukkan gejala seperti COVID-19, Pemkot Bukittinggi meminta agar pasien tersebut tes swab, untuk memastikan apakah positif atau negatif COVID-19.

Ternyata benar saja, setelah dilakukan tes swab, kata Ramlan, laporan dari Laboratorium Pusat Diagnostik dan Riset Penyakit Infeksi Fakultas Kedokteran Universitas Andalas yang menjadi laboratorium pengujian sampel spesimen COVID-19, menyatakan yang bersangkutan positif COVID-19. Hasil tersebut baru diketahui pada sore hari setelah jenazah dimakamkan.

3. Suami pasien masuk bui karena terjerat kasus narkoba

Ilustrasi (IDN Times/Mia Amalia)

Ramlan menjelaskan, setelah pasien ini dinyatakan positif COVID-19, pihaknya segera melacak dengan siapa saja almarhum sempat kontak. Dari hasil tracing, ditemukan fakta, suami pasien ini baru saja ditangkap polisi, lantaran keterlibatan kasus narkoba. Suami pasien tersebut saat ini mendekam di sel tahanan Mapolres Kota Bukittinggi.

Agar tidak terjadi penyebaran virus corona, Ramlan berkoordinasi dengan Kapolres Bukittinggi, menginformasikan bahwa istri dari tersangka penyalahgunaan narkotika tersebut, dinyatakan positif COVID-19. Untuk itu, Pemkot Bukittinggi mengimbau kepada Kapolres Bukittinggi agar suami pasien yang meninggal segera diisolasi mandiri, sebagai bentuk antisipasi.

“Suaminya ini ditangkap polisi. Ditahan di Mapolres Bukittinggi. Saya sudah telepon Kapolresnya, agar suaminya ini diisolasi dan tidak dicampur dengan tahanan lain. Nanti, juga akan kita tes swab untuk mengetahui, apakah suaminya ini terpapar atau tidak,” tutur Ramlan Nurmatias.