Penambahan Kasus COVID-19 di Sumatra Barat Tertinggi Sejak Idul Adha

Penambahan kasus tak terlepas dari pergerakan orang

Padang, IDN Times - Sejak sepekan terakhir, kasus Coronavirus Disease 2019 atau COVID-19 di Sumatra Barat (Sumbar) menunjukkan tren kenaikan yang cukup signifikan. Bahkan dari hasil uji spesimen hari ini, Jumat (7/8/2020), tercatat ada penambahan baru sebanyak 47 kasus. Jumlah tersebut merupakan rekor tertinggi di Ranah Minang.

“Dari total 1.421 sampel terperiksa di Laboratorium Diagnostik dan Riset Terpadu Penyakit Infeksi Fakultas Kedokteran Universitas Andalas, di Balai Penyidikan dan Pengujian Veteriner Wilayah II Baso, ditemukan 47 kasus baru. Tertinggi sejak rilis hari raya Idul Adha 1441 hijriah kemarin yang hanya 40 kasus,” kata Juru Bicara Percepatan Penanganan COVID-19 Sumbar, Jasman Rizal, Jumat (7/8/ 2020).

1. Padang kembali mendominasi

Penambahan Kasus COVID-19 di Sumatra Barat Tertinggi Sejak Idul AdhaIlustrasi. IDN Times/Humas Bandung

Menurut Jasman Rizal, dari total 47 kasus tambahan tersebut, Kota Padang kembali mendominasi sebanyak 41 kasus. Lalu dua kasus dari Kabupaten Pesisir Selatan dan Kabupaten Padang Pariaman, sedangkan di Kabupaten Agam dan Kota Sawahlunto masing-masing satu kasus.

Kenaikan jumlah penambahan kasus baru yang cukup signifikan, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumatra Barat meminta seluruh lapisan masyarakat tetap mentaati dan menjalankan protokol kesehatan.

“Sepanjang vaksin dan obatnya belum ada, kondisi kita akan seperti ini terus. Waspada, berhati-hati dan yang terpenting harus taat dengan seluruh protokol Covid-19,”ujar Jasman.

Baca Juga: Ajudan Wagub Sumbar Positif COVID-19, Puluhan ASN dan Jurnalis Dites

2. Sumbar tetap konsisten

Penambahan Kasus COVID-19 di Sumatra Barat Tertinggi Sejak Idul Adhaunsplash.com/CDC

Jasman menegaskan, dari rekam jejak penanganan COVID-19, Sumbar merupakan provinsi yang konsisten menjaga wilayah perbatasan sampai hari ini, baik itu di darat, laut, maupun udara.

Bahkan di bandara telah menyediakan test PCR gratis kepada penumpang yang datang ke Sumbar. Pemprov Sumbar mengalokasikan anggaran miliar rupiah dalam penanganan COVID-19. 

“Kita tetap konsisten. Anggarannya pun telah disiapkan sampai Desember 2020. Penanganan COVID-19 tetap menjadi prioritas utama, karena kita tidak tahu sampai kapan pandemik ini akan berakhir,” kata Jasman.

3. Silent spreader

Penambahan Kasus COVID-19 di Sumatra Barat Tertinggi Sejak Idul AdhaIlustrasi pasien COVID-19 (IDN Times/Sukma Shakti)

Kepala pusat Laboratorium Diagnostik dan Riset Terpadu Penyakit Infeksi dari Fakultas Kedokteran Universitas Andalas, Dr. dr. Andani Eka Putra menjelaskan, sebagian besar dari lonjakan kasus terkonfirmasi positif tersebut merupakan silent spreader, atau tanpa gajala dan menjadi penular bagi orang lain.

Ia menerangkan, penambahan jumlah kasus baru di Sumbar tak lepas dari pergerakan orang, khususnya yang datang dari luar provinsi. 

“Bagi kita di laboratorium dan teman-teman Dinkes, sudah memprediksi akan ada letupan seperti ini. Tinggal sekarang bagaimana tracing tetap konsisten dengan kapasitas besar. Semua yang kita temukan hari ini tanpa gejala atau ringan,” ujar Andani. 

Merespon kondisi tersebut, ia mengimbau agar masyarakat memahami jika situasi masih terkendali. Ia juga mengatakan, temuan kasus baru merupakan bagian dari proses pencarian orang terjangkit COVID-19.

Baca Juga: Peran Aparat Disebut Bukti Pemerintah Serius Hadapi COVID-19, Apa Iya?

Topik:

  • Deryardli Tiarhendi

Berita Terkini Lainnya