Kondangan Pernikahan di Semarang Bakal Pakai Sistem Shift 

Digelar sesuai prosedur pernikahan

Semarang, IDN Times - Setelah mengizinkan kegiatan di tempat ibadah, Pemerintah Kota Semarang kembali memperbolehkan penyelenggaraan pernikahan di ibu kota Jawa Tengah.

Dengan syarat harus memenuhi prosedur standar kesehatan COVID-19, salah satu yang digagas adalah pembatasan jumlah tamu undangan atau menerapkan sistem shift. 

1. Pandemik COVID-19 berdampak pada penyelenggara pernikahan di Semarang

Kondangan Pernikahan di Semarang Bakal Pakai Sistem Shift ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal/

Hal itu disampaikan Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi saat menerima perwakilan Gabungan Penyelenggara Pernikahan Semarang (GPPS) di Balai Kota Semarang, Jumat (5/6).

Dalam pertemuan tersebut GPPS yang terdiri atas para penyedia jasa hotel, venue, katering, dekorasi, entertainment, MC, sanggar rias, kartu undangan, souvenir serta wedding organizer (WO) di Kota Semarang itu bermaksud memberikan rekomendasi penyelenggaraan pernikahan saat new normal kepada pemerintah. 

Sebab, saat pandemik virus corona selama ini bisnis mereka terkena dampak, karena kegiatan yang mengundang kerumunan seperti pernikahan dilarang. 

Baca Juga: Ini Syarat Gelar Akad Nikah di Rumah Ibadah Saat Pandemik COVID-19 

2. Pemerintah tidak melarang kegiatan pernikahan asalkan mematuhi standar kesehatan COVID-19

Kondangan Pernikahan di Semarang Bakal Pakai Sistem Shift Unsplash/Ramiz Dedakovic

Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi mengatakan, pihaknya belum memutuskan apakah kebijakan pembatasan kegiatan masyarakat (PKM) di Kota Semarang diakhiri atau tidak. Namun demikian, pihaknya tak melarang kegiatan pernikahan terselenggara selama mampu menjalankan prosedur standar kesehatan. 

"Dalam surat edaran Pemerintah Kota Semarang terkait panduan penyelenggaraan kegiatan di rumah ibadah misalnya, salah satu poin juga mendorong berjalannya kegiatan akad nikah dengan sejumlah ketentuan," ungkapnya melalui keterangan resmi, Sabtu (6/6). 

3. Undangan tamu dibatasi dan diberlakukan sistem shift

Kondangan Pernikahan di Semarang Bakal Pakai Sistem Shift Unsplash/Shardayyy Photography

Hendi pun juga memberi masukan, agar GPPS dapat menginisiasi kegiatan pernikahan dengan sistem shift sebagaimana diberlakukan pembatasan jumlah tamu undangan dalam pesta pernikahan tersebut. 

"Saya rasa jika standar kesehatan dapat dijalankan dengan baik, maka ini juga akan memberi kenyamanan bagi semua. Sehingga, intinya adalah kegiatan yang dilaksanakan harus bisa menyesuaikan standar kesehatan yang ditetapkan dan harus dijalankan," jelasnya. 

4. GPPS siapkan prosedur dan skenario resepsi pernikahan di tengah pandemik COVID-19

Kondangan Pernikahan di Semarang Bakal Pakai Sistem Shift Dua pasang pengantin dibuatkan resepsi sederhana di Gedung Negara Grahadi, Rabu (24/3). Dok.IDN Times/Istimewa

Sementara itu perwakilan GPPS, Nanang menyampaikan, bahwa sejumlah prosedur dan skenario penyelenggaraan resepsi pernikahan telah disiapkan oleh para penyedia jasa pernikahan.

"Di antaranya dengan kewajiban pemakaian masker, face shield, jaga jarak antar tamu, SOP kebersihan, SOP tata ruang, SOP hidangan, foto video hingga souvenir yang lebih higienis dan mengedepankan protokol kesehatan telah siap dijalankan seluruh vendor," ungkapnya. 

Upaya itu, lanjut dia, disiapkan untuk meningkatkan keyakinan masyarakat agar mau menggelar acara pernikahan, sekaligus bagi para tamu undangan di tengah situasi pandemik COVID-19 seperti sekarang ini. 

Baca Juga: Gak Siri Lagi, 10 Momen Zaskia Gotik dan Sirajuddin Resmi Nikah Negara

Topik:

  • Bandot Arywono

Berita Terkini Lainnya