Doa Saat Bersin dan Adabnya Menurut Ajaran Islam

Membaca hamdalah ketika bersin dalam salat tidak batal

Jakarta, IDN Times - Bersin merupakan salah satu bentuk fenomena biologis pada manusia untuk mengeluarkan virus dan bakteri dalam tubuh. Dalam Islam, bersin merupakan sebagian nikmat dari Allah SWT agar terhindar dari dampak bibit penyakit.

Islam adalah agama penyempurna sebagaimana mengatur kehidupan manusia sampai hal-hal kecil seperti bersin. Nabi Muhammad SAW memberikan tuntunan dan adab ketika bersin.

Berikut penjelasan doa saat bersin beserta adabnya dalam islam.

1. Adab ketika bersin

Doa Saat Bersin dan Adabnya Menurut Ajaran Islamilustrasi bersin-bersin (pexels.com/edward-jenner)

Mengutip dari buku 50 Hadis Pilihan karya Muhammad Murtadha, Rasulullah SAW mengajarkan adab saat bersin. Adab ini bertujuan agar tidak mengganggu dan merugikan orang di sekitar. Seperti yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah. 

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ إِذَا عَطَسَ غَطَّى وَجْهَهُ بِيَدِهِ أَوْ بِثَوْبِهِ وَغَضَّ بِهَا صَوْتَهُ

Diriwayatkan dari Abu Hurairah ia berkata, "Adalah Rasulullah apabila bersin beliau meletakkan tangannya atau kain bajunya di mulutnya dan beliau rendahkan suaranya atau beliau tutupi suaranya" (HR. Abu Dawud).

Adapun adab bersin yang diajarkan Rasulullah SAW, sebagai berikut:

  1. Menutup wajah dengan tangan kiri, atau dengan sapu tangan, sorban, tisu, dan sebagainya. Tujuannya agar tidak menyebarkan virus atau bakteri yang kita keluarkan.
  2. Merendahkan atau menyembunyikan suara bersin. Tujuannya agar tidak mengganggu dan menyakiti orang lain melalui suara keras dan bising atau dengan apa yang keluar dari hidung atau mulut saat bersin.
  3. Membaca hamdalah dan berdoa.

Baca Juga: Doa-Doa Penenang Hati agar Kamu Selalu Dilindungi Allah SWT

2. Doa ketika dan setelah bersin

Doa Saat Bersin dan Adabnya Menurut Ajaran IslamIlustrasi berdoa (IDN Times/Fikriyah Nurshafa)

Mengutip dari buku Kamus Praktis Muslim A sampai Z karya Abdullah, Rasulullah SAW mengajarkan apabila seseorang bersin maka hendaklah membaca hamdalah  dengan suara keras agar didengar orang lain. Hal tersebut sesuai dengan sabda Rasulullah SAW berikut:

إِذَا عَطَسَ أَحَدُكُمْ فَلْيَقُلْ الْحَمْدُ لِلَّهِ وَلْيَقُلْ لَهُ أَخُوهُ أَوْ صَاحِبُهُ يَرْحَمُكَ اللَّهُ فَإِذَا قَالَ لَهُ يَرْحَمُكَ اللَّهُ فَلْيَقُلْ يَهْدِيكُمُ اللَّهُ وَيُصْلِحُ بَالَكُمْ 

“Jika salah seorang dari kalian bersin, hendaknya dia mengucapkan, ‘Alhamdulillah’ dan saudaranya atau temannya (yang mendengar) hendaklah mengucapkan, ‘Yarhamukallah (Semoga Allah merahmatimu).’ Jika saudaranya berkata ‘Yarhamukallah,’ maka hendaknya dia berkata, ‘Yahdikumullah wa yushlihu balakum' (Semoga Allah memberimu petunjuk dan memperbaiki hatimu)” (HR. Al-Bukhari).

3. Hukum membaca hamdalah ketika bersin dalam salat

Doa Saat Bersin dan Adabnya Menurut Ajaran Islampexels.com/@michael-burrows

Melansir dari Nu.or.id, Ketika salat kita tidak diperbolehkan mengatakan apa pun kecuali hal yang berkaitan dengan salat seperti bacaan Al-Qur’an, zikir, begitu pula doa-doa. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW sebagai berikut:

ﷺ:  إِنَّ هَذِهِ الصَّلَاةَ لَا يَصْلُحُ فِيهَا شَيْءٌ مِنْ كَلَامِ النَّاسِ، إِنَّمَا هِيَ التَّسْبِيحُ وَالتَّكْبِيرُ وَالتَّهْلِيلُ وَقِرَاءَةُ الْقُرْآنِ

Artinya: "Sesungguhnya shalat ini tidak patut di dalamnya pembicaraan dari obrolan sesama manusia. Namun yang patut dalam shalat adalah bacaan tasbih, takbir, tahlil dan membaca Al-Qur’an" (Musnad Ibnu Abi Syaibah [Dârul Wathan, Riyadh: 1997], juz 2, halaman 327).

Dengan demikian, bahwa membaca hamdalah termasuk zikir yang disunnahkan setelah bersin, hal ini tidak membatalkan shalat. Sebab dzikir tidak membatalkan shalat.

Seperti yang diriwayatkan Imam Nawawi, dalam karyanya At-Tibyân fî Âdâbi Hamalatil Qur’an sebagai berikut.

وأما اذا عطس في حال القراءة فانه يستحب ان يقول الحمد لله وكذا لو كان في الصلاة  

Artinya: “Adapun jika ada orang yang bersin saat membaca Al-Qur’an, hukumnya disunnahkan membaca ‘Alhamdulillah’. Demikian pula saat shalat.” (Abu Zakariya Muhyiddin Yahya bin Syaraf an-Nawawi, At-Tibyân fî Âdâbi Hamalatil Qur’an, [Dâr Ibnu Hazm, Beirut, 1994]) .

Adapun menjawab orang yang membaca hamdalah tersebut dengan mendoakannya ‘Yarhamukallâh’. Sebagaimana diriwayatkan sebagai berikut.

حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرٍ قَالَ: ثنا عَبْدَةُ، عَنْ سُفْيَانَ، عَنْ غَالِبٍ أَبِي الْهُذَيْلِ، قَالَ: سُئِلَ إِبْرَاهِيمُ عَنْ رَجُلٍ عَطَسَ فِي الصَّلَاةِ، فَقَالَ لَهُ آخَرُ وَهُوَ فِي الصَّلَاةِ: يَرْحَمُكَ اللَّهُ، فَقَالَ إِبْرَاهِيمُ: «إِنَّمَا قَالَ مَعْرُوفًا وَلَيْسَ عَلَيْهِ إِعَادَةٌ»

Artinya: “Syekh Ibrahim pernah ditanyakan tentang seorang lelaki yang bersin di dalam shalat. Kemudian ada orang lain yang sama-sama shalat menjawab ‘Yarhamukallâh’, Ibrahim menjawab ‘Itu adalah hal yang baik. Orang yang menjawabnya tidak perlu mengulang shalatnya.” (Abu Bakar bin Abi Syaibah, Mushannaf Ibnu Abi Syaibah [Maktabah Ar-Rusyd, Riyadh, 1409 H]). 

Dengan demikian, disimpulkan bahwa membaca hamdalah saat bersin dan menjawab orang yang mendoakan adalah diperbolehkan.

Baca Juga: Doa Menenangkan Diri dari Patah Hati

Topik:

  • Jihad Akbar
  • Septi Riyani

Berita Terkini Lainnya