Dugaan Ujaran Rasis, Kapolda Komunikasi dengan TNI

Polisi juga periksa saksi

Surabaya, IDN Times - Video dengan durasi 44 detik, yang menampilkan ujaran rasisme terhadap mahasiswa Papua di Surabaya menjadi viral di Twitter. Dalam video itu terlihat beberapa orang, termasuk tentara sedang marah lantaran melihat bendera merah putih yang roboh di depan Asrama Mahasiswa Papua di Jalan Kalasan No. 10 Surabaya. Lontaran kata rasis memang terdengar, tapi muasal suara tersebut tak jelas.

1. Masih selidiki video dan komunikasikan dengan TNI

Dugaan Ujaran Rasis, Kapolda Komunikasi dengan TNIIDN Times/Ardiansyah Fajar

Kapolda Jawa Timur (Jatim), Irjen Pol Luki Hermawan belum bisa mengambil tindakan terhadap barang bukti video tersebut. Ia mengaku masih menyelidiki dan menjalin komunikasi dengan TNI.

"Ini kita lagi selidiki dan sudah kita komunikasikan berita-berita ini dan kita ada pihak yang memang kita akan komunikasikan dengan instansi terkait (TNI)," ujar Luki saat di rumah dinasnya Jalan Bengawan, Surabaya, Senin (19/8) malam.

2. Periksa saksi terkait insiden bendera

Dugaan Ujaran Rasis, Kapolda Komunikasi dengan TNIIDN Times/Ardiansyah Fajar

 

Selain menyelidiki video rasis yang viral, Luki juga memastikan kalau pemeriksaan insiden perusakan bendera tetap berjalan. Ia mengaku sudah beberapa saksi dari mahasiswa Papua diperiksa di Mapolrestabes Surabaya.

"Sudah, pemeriksaan terkait saksi terkait bendera dan lain-lainnya itu sudah kami periksa dan memang berita ini datangnya darimana, TKP juga wktu itu sudah tidak ada," kata Luki.

"Kami juga sudah tanya dan sampaikan kepada mereka (mahasiswa Papua). Kita ada azas praduga tak bersalah dan memang kita lakukan pendataan dan kita kembalikan ke asrama karena siatuasi sudah kondusif," tambahnya.

3. Pengangkutan mahasiswa upaya untuk jaga kondusitas

Dugaan Ujaran Rasis, Kapolda Komunikasi dengan TNIIDN Times/Ardiansyah Fajar

 

Perwira dengan dua bintang emas ini menambahkan, terkait pengangkutan 43 mahasiswa Papua di Mapolrestabes ialah untuk kondusifitas. Hal itu dilakukan untuk meredam amarah ormas yang terus mengepung asrama mahasiswa Papua.

"Intinya kita amankan dalam rangka adanya massa yang cukup besar dan kami melihat situasi kondusif, kami melakukan masuk aparat kita ke dalam, memberi tahu mereka ayo kita ke ini (Polrestabes)," jelasnya.

"Mungkin pada saat itu ada miss, tapi setelah mereka (mahasiswa Papua) dibawa ke Polrestabes bilang terima kasih. Jadi kita tidak membeda-bedakan," lanjut Luki.

4. Tegaskan tak ada pemukulan dan penahanan

Dugaan Ujaran Rasis, Kapolda Komunikasi dengan TNIIDN Times/Vanny El Rahman

 

Luki juga menegaskan, soal video pemukulan dan penganiayaan mahasiswa Papua di Jatim merupakan hoaks. Dia juga menyampaikan, penahanan atau memenjarakan mahasiswa Papua tidak pernah dilakukan kepolisian.

"Di jatim ini tidak terjadi seperti yang ada di berita, ada yang meninggal, ada yang dipukuli, ditembak, itu hoaks semuanya. Dan tidak ada penahanan," tegasnya.

Tindakan ke depan, lanjut Luki, pihaknya koordinasi dengan Mabes Polri dan Kemenkominfo untuk mengusut video hoaks tersebut. "Sehingga menjadi taketone dan cyber patroli selalu mencari berita itu tidak benar dari humas menyampaikan merilis bahwa berita ini bohong," pungkasnya.

Baca Juga: Konflik Papua, Menpora: Jangan Mudah Terprovokasi!

Topik:

  • Faiz Nashrillah

Berita Terkini Lainnya