KNPI Endus Ada Salah Prosedur dalam Tragedi Kanjuruhan

Haris kritik pihak penyelenggara dan aparat keamanan

Jakarta, IDN Times- Wafatnya ratusan penonton di Stadion Kanjuruhan dalam laga Arema vs Persebahaya pada Sabtu (1/10/2022) meninggalkan duka mendalam. Ketua Umum Dewan pengurus pusat Komite Nasional Pemuda Indonesia (DPP KNPI), Haris Pertama, pun turut melayangkan belasungkawa kepada para korban atas insiden mengerikan tersebut.

"Kami mendapat laporan, telah ada 182 korban jiwa dari tragedi memilukan ini, benar-benar sangat menyayat hati atas duka mendalam ini," kata Haris Pertama dalam keterangannya.

1. Tak terapkan nilai-nilai olahraga

KNPI Endus Ada Salah Prosedur dalam Tragedi KanjuruhanSuasana Stadion Kanjuruhan pada Senin (3/10/2022). (IDN Times/Gilang Pandutanaya)

Menurut Haris, insiden tersebut terjadi karena tak diterapkannya nilai-nilai olahraga dan penerapan standar pengelolaan pertandingan yang benar dari pihak penyelenggara.

"Tragedi Kanjuruhan menunjukan tidak adanya penanaman nilai-nilai olahraga yang begitu luhur yakni respect, friendship dan exellence sesuai nilai Olimpik dari IOC dan penerapan standar pengelolaan yang benar. Jika menerapkan sistem olahraga yang baik dan benar, seharusnya para pelaku dan pemangku kepentingan termasuk, masyarakat atau suporter mendapat nilai positif dari kegiatan olahraga", jelas Haris.

Baca Juga: Bonek Kirim Doa untuk Tragedi Kanjuruhan

2. Kritik pihak pengelola pertandingan juga

KNPI Endus Ada Salah Prosedur dalam Tragedi KanjuruhanSuasana doa bersama untuk korban tragedi kerusuhan Stadion Kanjuruhan bersama pemain dan warga pada Senin (3/10/2022). (IDN Times/Gilang Pandutanaya)

Haris juga melayangkan kritik kepada panitia penyelenggara pertandingan dan elemen lainnya. Dia menyoroti stadion yang over kapasitas karena tiket yang dijual melebihi dari kuota di dalam stadion.

Pun, PT Liga Indonesia Baru juga disorot lantaran tak memenuhi permintaan panitia pelaksana Arema yang berharap laga jadi maju, akibat adanya rekomendasi dari Polres Malang. Namun, permintaan Arema tak dikabulkan LIB.

"Kapasitas Stadion Kanjuruhan 35 ribu kursi, namun tiket dijual sebanyak 40 ribu. Ini keterlaluan sekali hanya mengambil keuntungan saja. Sejak awal panitia juga mengkhawatirkan akan pertandingan ini dan meminta kepada LIB agar pertandingan dapat diselenggarakan sore hari untuk meminimalisir resiko. Tetapi, sayangnya pihak Liga menolak permintaan tersebut dan tetap menyelenggarakan pertandingan pada malam hari", jelas Haris.

3. Tindakan aparat keamanan tak sesuai prosedur hukum

KNPI Endus Ada Salah Prosedur dalam Tragedi KanjuruhanKerusuhan di Stadion Kanjuruhan Malang usai pertandingan Arema FC Vs Persebaya Surabaya. (IDN Times/Alfi Ramadana)

Haris juga menilai, tindakan brutal dari para aparat keamanan tak sesuai dengan prosedur hukum yang berlaku. Dia berharap, Presiden Jokowi dapat melakukan evaluasi dan menindak pihak-pihak yang bertanggungjawab atas tragedi tersebut.

"Dalam video yang beredar, kami melihat terdapat kekerasan yang dilakukan aparat dengan memukul dan menendang suporter di lapangan. Ketika suporter makin banyak ke lapangan, justru kemudian aparat melakukan penembakan gas air mata ke tribun yang masih banyak dipenuhi penonton," ujar Haris.

Keputusan tersebut, dijelaskan Haris, tak sesuai prosedur yang berlaku. Akibatnya, ratusan korban berjatuhan.

"Penggunaan gas air mata yang tidak sesuai dengan prosedur pengendalian massa mengakibatkan suporter di tribun berdesak-desakan mencari pintu keluar, sesak napas, pingsan, dan saling bertabrakan," ujar Haris.

Baca Juga: 10 Potret Tangis Pemain Arema FC Pecah saat Tabur Bunga di Kanjuruhan

Topik:

  • Satria Permana

Berita Terkini Lainnya