Jenazah Dibawa Pulang Keluarga di Makassar Ternyata Positif COVID-19

Contact tracing diserahkan ke Gugus Tugas

Makassar, IDN Times - Jenazah laki-laki berinisial MY (50) dibawa keluarganya dari RSUD Labuang Baji Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel) pada Jumat (5/6) lalu. Belakangan diketahui bahwa MY ternyata positif COVID-19.

Hasil pemeriksaan swab MY yang merupakan pasien berstatus PDP itu baru keluar sehari setelah korban meninggal dunia. Hal ini pun dibenarkan oleh Direktur RSUD Labuang Baji, Andi Mappatoba.

"Iya sudah ada hasilnya dari Labkes. Hasilnya positif, keluar kemarin sore. Setelah pasien diperiksa itu, swab-nya langsung dibawa ke Labkes untuk diperiksa," kata Andi Mappatoba saat dikonfirmasi IDN Times, Minggu (7/6).

1. Contact tracing diserahkan ke pihak Gugus Tugas

Jenazah Dibawa Pulang Keluarga di Makassar Ternyata Positif COVID-19Aksi membawa kabur jenazah pasien PDP COVID-19 di RSKD Dadi Makassar terekam CCTV. Screenshot

MY dilaporkan meninggal dunia pada pukul 10.20 WITA, Jumat (5/6), setelah menjalani perawatan dua hari di RSUD Labuang Baji. MY merupakan warga Kelurahan Mariso, Kecamatan Tamalate, Makassar. Sekitar 40 warga pun mendatangi rumah sakit untuk membawa paksa jenazah MY.

Mappatoba menyampaikan, bahwa kasus ini selanjutnya diserahkan kepada pihak tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Sulsel untuk melakukan contact tracing. Pihaknya, kata Mappatoba, hanya bertugas untuk merawat pasien. 

"Jadi ini kelanjutannya diambil alih oleh Gugus Tugas COVID-19 provinsi dan nanti mereka akan melakukan tracing menindaklanjuti ke lokasi itu, bekerja sama dengan pihak pemerintah daerah setempat, apakah itu lurah, camat. Itu sudah dinstruksikan gugus tugas turun," Mappatoba menerangkan.

2. Kejadian mengambil paksa jenazah pasien PDP dinilai karena kurangnya pemahaman masyarakat

Jenazah Dibawa Pulang Keluarga di Makassar Ternyata Positif COVID-19Ilustrasi petugas medis dalam penanganan virus corona. ANTARA FOTO/REUTERS/Danish Siddiqui

Mappatoba juga menyayangkan kejadian tersebut. Menurutnya hal ini terjadi lantaran kurangnya pemahaman masyarakat terkait kondisi PDP. Dia menjelaskan bahwa pasien MY ditetapkan sebagai pasien PDP karena saat tiba di RSUD Labuang Baji, dia memiliki gejala menyerupai COVID-19 yaitu sesak napas.

"Inilah gunanya ktia melakukan edukasi yang baik kepada masayarakat yang tidak paham. Kami semua pihak yang bertanggung jawab berkait itu melakukan hanya soal pemahaman. Jadi pasien ini dirawat karena dia sesak napas. Makanya ditetapkan sebagai PDP," kata Mappatoba lagi.

Baca Juga: Marak Keluarga Ambil Paksa Jenazah PDP, Pengamanan RS Diperketat

3. Pihak rumah sakit meminta bantuan pengamanan

Jenazah Dibawa Pulang Keluarga di Makassar Ternyata Positif COVID-19Ilustrasi jenazah (IDN Times/Sukma Shakti)

Untuk mencegah kejadian serupa terulang, maka pihak rumah sakit pun meminta bantuan kepada tim Gugus Tugas, TNI, dan Kepolisian. Apalagi saat insiden itu terjadi, dua cool box atau kotak penyimpanan sampel swab juga sempat diambil warga sebelum akhirnya dikembalikan.

"Tugas utama kami merawat pasien. Jadi langkah yang dilakukan untuk supaya tidak terulang, saya sudah laporkan ke Gugus Tugas untuk ditambah pengamanan dan hari ini di rumah sakit sudah ada personel dari TNI, Polrestabes," jelas Mappatoba.

Selain itu, dia juga meminta kepada masyarakat untuk tetap mematuhi aturan menerapkan protokol kesehatan seperti memakai masker saat berada di luar rumah, rajin mencuci tangan usai melakukan aktivitas, menjaga jarak, dan menghindari kerumunan. 

"Hanya itu cara sederhana yang paling bagus untuk mencegah jangan sampai ada penularan. Kami juga dari rumah sakit apa pun kata orang, kami tetap merawat siapa pun dia. tidak ada perbedaan. Meski banyak informasi yang simpang siur tapi kami tidak ingin terpengaruh dengan itu karena tugas utama kami adalah merawat," katanya.

Baca Juga: Waduh! Warga di Makassar Menjarah Cool Box Sampel Swab Pasien COVID-19

Topik:

  • Irwan Idris

Berita Terkini Lainnya