Penyebab Memburuknya Kualitas Udara Jakarta 2 Bulan Terakhir

Musim kemarau menjadi salah satu faktor penyebab

Jakarta, IDN Times - Pemadaman listrik yang berkepanjangan pada Minggu (4/8) kemarin, berdampak pada banyak hal. Salah satunya adalah kualitas udara di DKI Jakarta. Disebutkan, kualitas udara di ibu kota membaik pada Minggu malam hingga Senin (5/8) pagi, karena berkurangnya aktivitas penghasil polusi tidak bergerak sebagai akibat dari listrik mati. 

Sebelumnya, Jakarta menempati posisi kedua sebagai kota dengan polusi udara terburuk di dunia. Berdasarkan pantauan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), peningkatan konsentrasi partikel polusi pada kualitas udara di Jakarta sejak 20 Juni 2019, melewati Nilai Ambang Batas (NAB).

Baca Juga: Parah, Ini 7 Kota dengan Polusi Udara Terburuk Dunia per Juli 2019

1. Terjadi peningkatan konsentrasi debu polutan

Penyebab Memburuknya Kualitas Udara Jakarta 2 Bulan TerakhirANTARA FOTO/M Risyal Hidayat

NAB adalah batas konsentrasi udara yang diperbolehkan berada dalam udara yang dihirup.

Dikutip dari halaman resmi BMKG, Senin, pada Juni terjadi peningkatan konsentrasi debu polutan yang nilai konsentrasinya melewati angka 180. Angka ini lebih tinggi  jika dibandingkan pada Juli 2019. 

2. Kualitas udara memburuk pada musim kemarau

Penyebab Memburuknya Kualitas Udara Jakarta 2 Bulan TerakhirIDN Times/Muhamad Iqbal

Menurut BMKG, kualitas udara memburuk pada musim kemarau. Hal ini karena hujan tidak turun. Hujan diketahui dapat mengurangi endapan polutan di udara.

Selain itu, Juni-Juli merupakan puncak menuju musim kemarau. Dalam data klimatologis tercatat bahwa pada 2014-2018, di bulan Juni-Agustus, merupakan bulan dengan konsentrasi partikulat polutan yang lebih tinggi dibandingkan bulan - bulan lainnya di Jakarta.

3. Penyebab meningkatnya konsentrasi partikel polusi udara

Penyebab Memburuknya Kualitas Udara Jakarta 2 Bulan TerakhirANTARA FOTO/M Risyal Hidayat

Peningkatan konsentrasi partikel polusi udara terjadi pada waktu tertentu seperti
pukul 07.00-09.00.

Hal ini, kata BMKG, disebabkan oleh beban transportasi yang bersamaan dengan jam berangkat kerja dan pada waktu ini juga bersamaan dengan peristiwa inversi suhu dan pekerjaan konstruksi seperti pembangunan tol atas, jalur LRT, dan pengerjaan trotoar.

Baca Juga: Ini Saran Jokowi Buat Anies Baswedan Atasi Polusi Udara Jakarta

Topik:

  • Sunariyah

Berita Terkini Lainnya