Erick Thohir: Vaksin Corona Bisa Ditemukan Paling Cepat Tahun 2021

Erick juga menyebut proses menemukan vaksin butuh waktu

Jakarta, IDN Times - Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan, vaksin COVID-19 atau virus corona kemungkinan akan ditemukan pada kuartal I hingga kuartal IV tahun 2021.

Menurutnya, observasi dan pengkajian terhadap vaksin ini sudah dilakukan oleh Bio Farma beberapa bulan lalu dan bekerja sama dengan beberapa pihak.

"Kita bekerja sama dengan pihak Menteri Kesehatan, BPPT, untuk bersama lembaga lain guna melihat vaksin ini. Jangan jadi pressure, tapi kemungkinan kalau menemukan vaksin, itu mungkin kuartal I hingga 4 2021," katanya dalam diskusi virtual, Selasa (26/5).

1. Pengkajian vaksin masuk dalam III langkah penanganan corona

Erick Thohir: Vaksin Corona Bisa Ditemukan Paling Cepat Tahun 2021IDN Times / Auriga Agustina

Menurutnya, pengkajian vaksin corona ini termasuk ke dalam salah satu dari 3 langkah penanganan virus corona yang dilakukan BUMN melalui pendekatan 3T, yaitu Trace Test, dan Treat.

Dalam tahap Trace (lacak), BUMN Telekomunikasi telah mengembangkan aplikasi Peduli Lindungi untuk melacak historis dan pergerakan serta pembatasan isolasi. Aplikasi ini sudah di unduh oleh sebanyak 3,7 juta kali.

Lalu dalam tahapan Test, BUMN sudah mendistribusikan mesin PCR ke-18 rumah sakit dengan catatan 10.000 lebih tes telah dilakukan (kapasitas mendekati 1.000 per hari untuk learning curve).

"Bio Farma bekerja sama dengan BPPT untuk produksi massal RT-PCR Test Kit dengan sensitivitas dan validasi tinggi sesuai rekomendasi WHO. Telah diproduksi 50.000 test kit, dengan tambahan 50.000 lagi di akhir Mei 2020," ucapnya.

Sementara penemuan vaksin termasuk ke dalam tahap yang ketiga yakni Treat (penanganan), yang maksudnya adalah kerja sama Bio Farma dengan pihak dari dalam dan luar negeri untuk memproduksi vaksin.

Kemudian sebanyak 70 rumah sakit BUMN telah membangun 2.375 tempat tidur khusus penanganan virus corona. Kemudian, PT LEN dan PTDI juga dinyatakan siap memproduksi ventilator non-invasive pada Mei 2020.

"Estimasi total kapasitas produksi 1.000 hingga 1.250 per minggu, namun sampai saat ini, PT LEN dan PTDI masih menunggu izin dari Kemenkes untuk produksi massal secara komersial," paparnya.

Dalam tahapan Treat ini, Bio Farma disebutkan sudah bekerja sama dengan Eijkman Institute dan RSPAD Gatot Soebroto untuk mengembangkan terapi Convalescent Plasma, di mana 3 dari 10 pasien virus corona telah memulai transfusi dan kondisinya dilaporkan membaik.

Namun, hal ini memerlukan observasi dan pemantauan lebih lanjut.

Baca Juga: Virus Corona Mudah Bermutasi, Jadi Tantangan Pengembangan Vaksin  

2. Bio Farma gandeng Tiongkok untuk kembangkan vaksin corona

Erick Thohir: Vaksin Corona Bisa Ditemukan Paling Cepat Tahun 2021Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir (ANTARA News)

Sebelumnya, PT Bio Farma selaku induk holding Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sektor farmasi menggandeng Tiongkok untuk mengembangkan vaksin virus corona di dalam negeri.

Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir mengatakan, saat ini kedua pihak telah berkoordinasi. Dia mengklaim lembaga asal Tiongkok tersebut menyambut baik kerja sama ini.

"Sekarang yang kita lakukan komunikasi dengan lembaga vaksin di Tiongkok yang namanya Sinovac," kata dia dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi VI DPR secara virtual, Selasa (21/4).

3.Jika uji klinis vaksin Tiongkok berhasil, Indonesia bisa produksi di dalam negeri

Erick Thohir: Vaksin Corona Bisa Ditemukan Paling Cepat Tahun 2021Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir (Tangkap layar tv parlemen)

Menurut Basyir, saat ini Tiongkok sudah memiliki vaksin yang sedang dalam uji klinis tahap kedua. Jika nantinya vaksin tersebut sukses maka Bio Farma bisa memproduksinya di dalam negeri.

"Nah kami juga lagi lakukan koordinasi dengan mereka, bagaimana kalau seandainya vaksin uji klinis berikutnya serta juga untuk proses pembikinan massal-nya itu nanti bisa dilakukan di Bio Farma," ujarnya.

Baca Juga: [WANSUS] Pakar Epidemiologi: Temuan Vaksin Tak Membuat COVID-19 Hilang

Topik:

  • Isidorus Rio Turangga Budi Satria

Berita Terkini Lainnya