Menteri Bappenas: 14 Orang Indonesia Meninggal Setiap Hari karena TBC 

Suharso mengakui 94 persen alkes di Indonesia masih impor

Jakarta, IDN Times - Menteri Bappenas Suharso Monoarfa mengungkap fakta bahwa Indonesia merupakan negara ketiga dengan masyarakat terbanyak yang menderita penyakit TBC dan kusta. 

Dia memastikan pemerintah akan terus berupaya menurunkan stunting dan penyakit menular di tengah COVID-19.

"Ada 843 ribu orang terpapar TBC, 14 orang wafat setiap harinya karena TBC," katanya saat melakukan live Instagram bersama IDN Times, Minggu (10/5).

1. TBC dan virus corona memiliki cara penularan yang sama

Menteri Bappenas: 14 Orang Indonesia Meninggal Setiap Hari karena TBC IDN Times/Reynaldy Wiranata

Menurutnya, TBC dan virus corona memiliki cara penularan yang sama yakni melalui droplet. Artinya alat-alat yang dibeli untuk tes COVID-19 bisa juga digunakan untuk mengatasi orang yang terpapar TBC.

"Kalau lihat angka kematian fatality rate di TBC kita belum ada apa-apa di COVID-19. Ingat TBC 14 orang per jam," ujarnya.

Kemudian kata Suharso, masih banyak kota dan beberapa daerah yang belum tereliminasi malaria dan penyakit kusta.

Baca Juga: [LINIMASA-2] Perkembangan Terkini Wabah Virus Corona di Indonesia

2. Ratusan bayi meninggal setiap tahun karena pneunomia

Menteri Bappenas: 14 Orang Indonesia Meninggal Setiap Hari karena TBC (IDN Times/Kevin Handoko)

Sementara, menurut Suharso, baru 56 persen anak-anak Indonesia yang melakukan imunisasi dasar lengkap. Sehingga masih banyak anak Indonesia yang meninggal karena kekurangan gizi.

"Ratusan ribu bayi-bayi kita kena pneunomia, setiap tahun ratusan ribu wafat karena itu," ucapnya.

Untuk itu Suharso mengatakan, kesehatan tetap menjadi prioritas pemerintah, apalagi dengan adanya COVID-19 yang telah merenggut banyak korban jiwa.

3. PR pemerintah memperbaiki sistem kesehatan nasional dan menurunkan angka stunting

Menteri Bappenas: 14 Orang Indonesia Meninggal Setiap Hari karena TBC (IDN Times/Kevin Handoko)

Suharso mengatakan, PR Pemerintah saat ini memperbaiki sistem kesehatan nasional, termasuk menurunkan angka stunting yang ditargetkan Presiden Joko "Jokowi" Widodo turun hingga 14 persen pada tahun 2024

"Menjadi tantangan kita. Angka kematian ibu juga harus diturunkan itu tetap berjalan semua," ucapnya.

Dia mengatakan, saat ini Jokowi juga telah meminta pemerintah untuk membuat alat kesehatan produksi Indonesia.

"Kita mulai hitung kembali, kita punya tempat tidur rumah sakit seperti apa, dukungan lab, juga alat kesehatan, 94 persen alat kesehatan kita kan masih impor" tuturnya.

Baca Juga: Peneliti Australia Uji Coba Vaksin TBC untuk Tangkal COVID-19

Topik:

  • Dwifantya Aquina

Berita Terkini Lainnya