2 Terduga Teroris di Magetan Ditangkap, Polri: Ada Kaitan dengan JI

Polisi masih mendalami peran keduanya

Jakarta, IDN Times - Tim Detasemen Khusus (Densus) 88 Anti-Teror Polri kembali menangkap dua terduga teroris di kawasan Magetan, Jawa Timur. Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karo Penmas) Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo mengatakan, keduanya merupakan satu keluarga. Sang ayah berinisial SA (51) dan anaknya berinisial HA (24). Mereka ditangkap pada Rabu (3/7) dini hari.

Selain itu, kedua terduga teroris tersebut diduga terlibat dengan kelompok teroris Jemaah Islamiyah (JI).

"Ini kaitannya dengan pengungkapan lima tersangka kelompok JI dengan amirnya yang ditangkap kemarin. Ini masih ada kaitannya," ungkap Dedi di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata, Jakarta Selatan, Kamis (4/7).

1. Polisi masih mendalami peran keduanya

2 Terduga Teroris di Magetan Ditangkap, Polri: Ada Kaitan dengan JIIDN Times/Axel Jo Harianja

Kedua terduga teroris itu, kata Dedi, memiliki peran penting dalam kelompok JI. Polisi masih mendalami peran keduanya terkait lima tersangka yang sudah ditangkap sebelumnya.

"Masih kita dalami, perannya dia cukup penting di dalam organisasi JI," kata dia.

Baca Juga: Polisi Tetapkan 2 Tersangka dari 34 Terduga Teroris di Kalteng 

2. Pimpinan JI pernah melakukan aksinya di Indonesia

2 Terduga Teroris di Magetan Ditangkap, Polri: Ada Kaitan dengan JIIDN Times/Arief Rahmat

Dedi sebelumnya mengatakan, salah satu tersangka berinisial PW yang merupakan pimpinan kelompok teroris itu, pernah melakukan aksinya dalam kasus-kasus pengeboman di Indonesia.

"Mulai dari kasus Bom Bali 2002. Sebelumnya itu 2000, itu ada Bom Natal, kemudian ada bom yang ada di Kedutaan Besar Australia," kata Dedi di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Senin (1/7).

Dedi memaparkan rekam jejak PW. Pimpinan JI itu, pernah mengikuti pelatihan militer di Moro, Filipina pada 2000. Pada saat itu pula, PW mulai akif di dalam struktur organisasi terorisme JI.

"Yang bersangkutan juga adalah lulusan S1 Teknik Sipil di salah satu universitas ternama di Jawa," kata dia.

Usai pimpinan JI sebelumnya, yaitu Zarkasih ditangkap pada 2007, PW kemudian dibai'at sebagai pemimpin kelompok. PW memiliki kemampuan intelektual, kompetensi, keahlian merakit bom, kemampuan intelijen, dan militer yang tinggi.

"Dia juga memberikan masukan-masukan yang ada di Poso. Kemudian, yang bersangkutan juga saat kejadian kerusuhan di Poso juga sebagai pendukung. Baik operasional dan logistik selama 2005 dan 2007," kata Dedi.

PW juga telah menjadi target perburuan Densus 88 sejak 2003. Untuk mengaburkan keberadaannya, PW memiliki sejumlah identitas lain.

"Memiliki nama inisial yang cukup banyak. PW alias Abang alias Aji Pangestu alias Abu Askari alias Ahmad Arief alias Ahmad Fauzi Utomo selama yang bersangkutan memimpin JI ini. Dia pernah bergabung dengan kelompok Noordin M Top, kemudian dr Azhari dan kelompok yang lain," kata Dedi.

3. Anggota yang direkrut memiliki kemampuan merakit bom

2 Terduga Teroris di Magetan Ditangkap, Polri: Ada Kaitan dengan JIIDN Times/Sukma Shakti

Dedi menuturkan, sepanjang 2013 hingga 2018, PW juga mengirimkan anggota rekrutannya ke Suriah, untuk mengikuti program pelatihan militer. Tak hanya itu, anggota yang direkrut memiliki kemampuan intelijen, militer, merakit bom, serta mampu mengoperasionalkan roket dan sniper.

"Jadi untuk membangun kekuatan tentunya jangka pendeknya dia adalah melakukan rekrutmen sebanyak mungkin, untuk bisa masuk ke dalam jaringan dia. Kedua, mereka juga mengembangkan bisnisnya dulu. Kalau jangka panjangnya mereka tetap cita-citanya adalah membentuk khilafah di Indonesia," kata dia.

Selain itu, kata Dedi, pola kaderisasi JI juga disebut lebih ketat. Ketika salah satu pimpinannya tertangkap, maka sel organisasinya akan dihapuskan. JI juga melakukan serangan kepada orang asing dan tidak melibatkan perempuan dalam aksinya.

"Apabila organisasi itu besar dan memiliki kekuatan massa dan kekuatan ekonomi, maka tinggal menunggu waktu saja. Tidak menutup kemungkinan mereka untuk membentuk khilafah di Indonesia bisa terwujud," kata Dedi.

PW sendiri ditangkap pada Sabtu (29/6) lalu pukul 06.12 WIB di Hotel Jalan Raya Kranggan, Jati Raden, Kecamatan Jatisampurna, Kota Bekasi, Jawa Barat.

4. Istri PW juga ditangkap

2 Terduga Teroris di Magetan Ditangkap, Polri: Ada Kaitan dengan JIIlustrasi Terorisme / IDN Times (Sukma Shakti)

Tersangka kedua, lanjut Dedi, merupakan istri PW. Wanita berinisial MY itu merupakan salah satu tersangka yang berhasil direkrut PW. Kemudian, tersangka ketiga berinisial BS merupakan tangan kanan PW. MY dan BS juga ditangkap pada waktu yang sama seperti PW.

"Peran nya BS ini sebagai penghubung antara Amir dengan orang-orang yang berhasil direkrut. Kemudian yang bersangkutan juga merangkap juga sebagai driver dari pada Amir. Salah satu orang kepercayaan Amir," ujar dia.

Tersangka keempat berinisial A, ditangkap pada Minggu (30/6) lalu, sekitar pukul 11.45 WIB. A ditangkap di Perumahan Griya Sariah, Kelurahan Kebalen, Kecamatan Kebalen, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat.

"Ini anggota dari PW dan juga orang kepercayaan PW yang membantu dalam pelaksanaan tugas menggerakkan organisasi JI yang ada di Indonesia," kata Dedi.

Terakhir, tersangka berinisial BT alias Haedar alias Feni alias Gani, ditangkap pada Minggu (30/6) lalu di kawasan Pohijo, Kecamatan Sampung, Ponorogo, Jawa Timur (Jatim).

"(BT) Sebagai penasihat dan asisten dari PW. Sebagai orang kepercayaannya juga untuk mengendalikan jaringan JI di Jatim," kata jenderal bintang satu itu.

5. Pimpinan JI miliki perusahaan perkebunan Kelapa Sawit

2 Terduga Teroris di Magetan Ditangkap, Polri: Ada Kaitan dengan JIastra-agro.co.id

Dedi melanjutkan, berdasarkan hasil pemeriksaan, PW memiliki perusahaan perkebunan kelapa sawit di daerah Sumatera dan Kalimantan.

Polisi, kata Dedi, hingga kini masih mendalami perusahaan tersebut. Bahkan, dari pendapatan perusahaan itu, PW memberikan gaji kepada para pejabat di dalam organisasinya.

Hal itu dilakukan PW, untuk memperkuat perekonomian dalam rangka membangun negara khilafah di Indonesia.

"Masih didalami bahwa pejabat-pejabat di dalam struktur organisasi JI. Ini (pejabat) juga digaji, gaji besarannya Rp10-15 juta. Perkebunan sawit itu menghasilkan uang untuk membiayai aksi juga, untuk membiayai organisasi dan juga untuk membiayai gaji daripada pejabat atau orang di dalam struktur jaringan JI," kata Dedi.

Mantan Wakapolda Kalimantan Tengah itu menambahkan, JI merupakan organisasi teroris yang terstruktur. Salah satunya, pernah mengirimkan enam gelombang dari anggotanya ke Suriah untuk menjalani pelatihan militer. Pengiriman tersebut juga menggunakan dana dari perusahaan kelapa sawit.

"Untuk berapa orang yang dikirimkan, pihak kepolisian masih mendalami," ujar Dedi.

Selain itu, kata Dedi, kelompok terorisme JI berafiliasi ke Al-Qaeda. Kelompok ini terus menjalani pelatihan dan komunikasi dengan kelompok lainnya yang berada di Afghanistan, Filipina, Malaysia, dan Thailand.

Baca Juga: Densus 88 Tangkap Lima Teroris Jaringan Jemaah Islamiyah

Topik:

  • Rochmanudin

Berita Terkini Lainnya