3 WNI Disandera Abu Sayyaf, Polri: Filipina Terus Berupaya Membebaskan
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Kepala Bagian Penerangan Umum Divisi Humas Mabes Polri, Kombes Pol Asep Adi Saputra mengatakan, pihaknya terus berkoordinasi dengan KBRI di Filipina terkait tiga WNI yang disandera kelompok teroris, Abu Sayyaf.
"Saat ini, pemerintah Filipina mengedepankan operasi militernya, sedang berupaya keras melakukan pembebasan ketiga sandera tersebut," kata Asep di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Jumat (29/11).
1. Pemerintah Indonesia minta bantuan Filipina membebaskan tiga WNI itu
Dilansir dari Antara, Pemerintah Indonesia meminta bantuan Filipina untuk membebaskan tiga WNI yang disandera kelompok Abu Sayyaf.
Permintaan tersebut telah disampaikan Presiden Joko 'Jokowi' Widodo, dalam pertemuan dengan Presiden Filipina Rodrigo Duterte di sela-sela KTT Korea Selatan-ASEAN.
“Karena lokasi penyanderaan ada di wilayah yurisdiksi Filipina, tentunya yang bisa kita harapkan mendorong agar otoritas Filipina dapat membantu pembebasan tiga warga kita secepatnya dengan aman,” kata Direktur Perlindungan WNI dan BHI Kemlu Judha Nugraha saat ditemui di Jakarta, Kamis (28/11) kemarin.
Baca Juga: Cerita TKI Usman Yunus yang Kabur Usai Disekap Kelompok Abu Sayyaf
2. Tiga WNI ditangkap saat tengah melaut
Editor’s picks
Ketiga WNI yang bekerja sebagai nelayan di Malaysia itu, ditangkap Kelompok Abu Sayyaf pada 24 September 2019. Mereka Maharudin Lunani (48), Muhammad Farhan (27), dan Samiun Maneu (27).
Kala itu, mereka tengah melaut dan memancing udang di Pulau Tambisan, Lahad Datu, Sabah. Perairan tersebut memang dikenal rawan pembajakan dan penyanderaan oleh kelompok bersenjata dari wilayah selatan Filipina, seperti Abu Sayyaf.
3. Abu Sayyaf meminta uang tebusan sekitar Rp8 miliar
Beberapa waktu lalu, ketiga WNI tersebut meminta pemerintah membantu pembebasan mereka dan menyebut jumlah uang tebusan 30 juta peso atau sekitar Rp8 miliar. Hal itu tersiarkan dalam video berdurasi 43 detik di media sosial, yang diminta Abu Sayyaf.
Akan tetapi, Judha menuturkan, persoalan tebusan tidak dibahas baik oleh Presiden Jokowi maupun Menlu Retno dalam pertemuan dengan pemerintah Filipina.
“Kita tidak bicara masalah tebusan. Kita meminta bantuan Filipina untuk membebaskan warga kita,” tutur Judha.
Baca Juga: Reuni Mengharukan Dua Keluarga Korban Penculikan Abu Sayyaf