8 Jenderal Masuk Bursa Calon Kapolri, Ada Eks Ajudan SBY dan Wakapolri

Ada tiga geng yang menonjol

Jakarta, IDN Times - Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane mengatakan, ada delapan jenderal polisi yang disebut-sebut sebagai calon kuat dalam bursa calon Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri).

"Meskipun masa jabatan Kapolri Jenderal Polisi Idham Azis masih enam bulan lagi, bursa calon Kapolri di internal kepolisian mulai marak dipergunjingkan," kata Neta dalam keterangan tertulisnya, Kamis (11/6).

1. Dari Kabareskrim hingga Kapolda Jatim disebut sebagai calon kuat Kapolri

8 Jenderal Masuk Bursa Calon Kapolri, Ada Eks Ajudan SBY dan WakapolriKabareskrim Polri, Komjen Pol. Listyo Sigit Prabowo saat Konpers Pemusnahan Narkoba Jenis Sabu dan Ganja oleh Mabes Polri

Dari pendataan yang dimiliki IPW, kedelapan nama itu terdiri dari lima jenderal bintang tiga (Komjen) dan tiga jenderal bintang dua (Irjen). Kedelapan nama ini, mulai dari lulusan Akademi Kepolisian pada 1988 A hingga lulusan 1991.

Mereka adalah Kepala Badan Intelijen Keamanan (Kabaintelkam) Polri Komjen Pol Rycko Amelza Dahniel, Kepala Badan Pemeliharaan dan Keamanan (Kabaharkam) Polri Komjen Pol Agus Andrianto, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Pol Boy Rafly Amar, Kepala Badan Reserse Kriminal (Kabareskrim) Polri, Komjen Pol Listyo Sigit Prabowo, dan Wakil Kepolisian Republik Indonesia (Wakapolri) Komjen Pol Gatot Eddy Pramono.

"Sedangkan untuk bintang dua, ada Irjen Nana (Kapolda Metro Jaya), Irjen Lufti (Kapolda Jateng), dan Irjen Fadil (Kapolda Jatim)," kata Neta.

Tiga jenderal bintang dua itu bisa masuk bursa calon Kapolri, karena menjelang Idham Azis pensiun, ada dua posisi jenderal bintang tiga yang bakal pensiun. Mereka adalah Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Komjen Pol Heru Winarko, dan Sekretaris Utama Lembaga Ketahanan Nasional (Sestama Lemhanas) Komjen Pol Didid Widjanardi.

Bahkan, jika menjelang 1 Juli posisi Kepala Korps Brigade Mobil (Kakorbrimob) dijadikan bintang tiga, peluang jenderal bintang dua masuk menjadi bintang tiga menjadi tiga posisi.

"Sebab, keberadaan Kakorbrimob dengan pangkat Komjen sudah disetujui Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan tinggal menunggu penetapan dan pelantikan saja," kata Neta.

Baca Juga: Makamkan Korban COVID-19, Polisi Ini Diberi Hadiah oleh Kapolri

2. Ada tiga geng yang menonjol dalam bursa calon Kapolri

8 Jenderal Masuk Bursa Calon Kapolri, Ada Eks Ajudan SBY dan WakapolriKapolri Jenderal Polisi, Idham Azis (Dok. Humas Polri)

Dalam bursa calon Kapolri kali ini, IPW melihat ada tiga kelompok yang menonjol, yakni Geng Solo terdiri dari jenderal-jenderal yang pernah bertugas di Solo, Geng Idham yaitu jenderal-jenderal yang dekat dengan Kapolri Idham Azis, dan Geng 'Netral' yang dekat dengan semua pihak.

Menurut Neta, ada hal yang menarik dalam dinamika teraktual di Polri. Di mana, tiga kelompok yang sempat mendominasi putaran elite kekuasaan di Polri, sudah terkikis dan tersingkir dari putaran elite kekuasaan internal kepolisian. Mereka adalah Geng Syafruddin, Geng Tito (Karnavian), dan Geng BG (Budi Gunawan).

Dalam sejumlah mutasi pada era Kapolri Idham Azis, lanjut Neta, kelompok Syafruddin dan Tito perlahan tersingkir dari putaran elite kekuasaan di kepolisian. Sementara, Geng BG, tersisih di luar lembaga kepolisian meski mendapat pangkat menjadi jenderal bintang tiga.

"Apakah jenderal-jenderal bintang tiga Geng BG yang berada di luar Polri ini bisa kembali ke internal kepolisian, dan masuk dalam bursa calon Kapolri? Kita tunggu saja," ujar Neta.

3. 'Tim sukses' Kapolri dan ajudan SBY juga disebut-sebut menjadi calon Kapolri

8 Jenderal Masuk Bursa Calon Kapolri, Ada Eks Ajudan SBY dan WakapolriDari kiri ke kanan: Farah Puteri Nahlia, Kapolri Jenderal Idham Aziz, dan Irjen Pol Fadil Imran. Instagram.com/farahputerinahlia

Neta melanjutkan, ada dua hal lagi yang menarik dicermati. Pertama, mantan ajudan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Komjen Pol Rycko Amelza Dahniel, disebut-sebut sebagai calon kuat pengganti Idham Azis.

"Jika hal itu terjadi, tentunya ini menjadi fenomena baru. Tidak hanya di dalam dinamika kepolisian, tapi juga dalam dinamika politik. Di mana, mantan ajudan Presiden SBY bisa menjadi Kapolri di era Presiden Jokowi," kata dia.

"Kedua, disebut-sebutnya nama Irjen Fadil sebagai calon pengganti Idham Azis. Mengingat, Kapolda Jatim itu adalah salah satu 'tim sukses' saat Idham mengikuti uji kepatutan di DPR," sambung Neta.

Sesuai dengan prosedur, kata Neta, nama-nama calon Kapolri itu akan digodok Dewan Kebijakan Tinggi (Wanjakti) Polri, yang diketuai Wakapolri, anggota Inspektur Pengawasan Umum (Irwasum), asisten sumber daya manusia (SDM) Polri dan Kepala Divisi Profesi dan Pengamanan (Kadiv Propam) Polri.

Neta menambahkan, nama-nama yang 'digodok' Wanjakti akan diserahkan Kapolri kepada Presiden untuk dipilih, kemudian dilakukan uji kepatutan di Komisi 3 DPR. Di sisi lain, Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) juga merekomendasikan nama-nama calon Kapolri sebagai usulan kepada Presiden.

"Terlepas siapa pun yang menjadi Kapolri yang dipilih Presiden Jokowi nanti, dinamika prosesnya menarik untuk dicermati. Selain itu, tugas berat tentunya menanti," ujar Neta.

Baca Juga: Daftar 9 Mutasi Kapolda yang Dilakukan Kapolri Idham Azis

Topik:

  • Rochmanudin

Berita Terkini Lainnya