Alasan Sakit, Hadi Pranoto Batal Diperiksa Polisi Hari Ini
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Polda Metro Jaya hari ini memanggil Hadi Pranoto terkait konten video obat COVID-19 yang viral di media sosial. Hadi dijadwalkan hadir di Polda Metro Jaya pada hari ini pukul 10.00 WIB. Namun, Hadi tidak hadir.
"Saudara Hadi Pranoto tidak bisa hadir hari ini. Karena, sakit dirawat di RS Medistra dan belum bisa ditentukan kapan bisa (diperiksa polisi). Menunggu pemeriksaan dokter," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol. Yusri Yunus, saat dikonfirmasi di Jakarta, Kamis (13/8/2020).
1. Polisi sebelumnya sudah memeriksa tujuh orang saksi
Sebelumnya, Yusri menjelaskan hingga saat ini, ada tujuh saksi yang telah dimintai keterangan terkait kasus ini.
"Tujuh (saksi) bersama pemilik akun Duniamanji adalah satu saksi yang dihadirkan oleh yang bersangkutan. Baik dari pelapor maupun terlapor," kata dia di Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Rabu (12/8/2020).
Baca Juga: Obat COVID-19 Hadi Pranoto, Terdaftar di BPOM Kok Bermasalah?
2. Saksi ahli dari Kemenristek dan IDI juga akan diperiksa
Editor’s picks
Yusri mengatakan, pihaknya akan menghadirkan beberapa saksi ahli mulai dari Kementerian Riset dan Teknologi, dua dokter dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dan saksi yang berkomentar di media sosial dan akun YouTube Duniamanji.
"Akan kita jadwalkan pemanggilan untuk dilakukan pemeriksaan. Inilah kemudian akan kita lengkapi semuanya termasuk barang bukti yang kita dalami semuanya ke depan untuk kelengkapan berkas perkara yang ada," ujarnya.
3. Alasan polisi lebih dulu memeriksa Anji
Polisi juga menjelaskan mengapa Anji yang lebih dulu diperiksa daripada Hadi. Hal ini karena, konten ini pertama kali ditemukan dan ramai muncul di media sosial miliki Anji.
"Kronologisnya kok sampai dia meng-upload di dunia maya. Ini pemeriksaan Anji. Dari sini memulai sambil berjalan secara sistematis," kata dia.
Baca Juga: Alasan Anji Buat Konten COVID-19 Karena Tak Percaya Media Indonesia?