Bahas Teknologi Roket, Rektor Unhan: Bisa Jadi Kebanggaan Nasional

Teknologi roket bisa jadi sistem untuk melakukan pemantauan

Jakarta, IDN Times - Rektor Universitas Pertahanan (Unhan) Laksamana Madya TNI, Amarulla Octavian, memaparkan urgensi penguasaan teknologi roket bagi Indonesia. Hal itu dia katakan saat menjadi key note speaker dalam webinar Teknologi Roket di Jakarta, Selasa (22/9/2020).

Menurutnya, indikator keberhasilan penyelenggaraan pertahanan negara tercermin dalam daya tangkal terhadap setiap ancaman yang membahayakan kehidupan bangsa dan negara, baik dari dalam mau pun luar negeri.

1. Teknologi roket bisa jadi daya tangkal yang kuat

Bahas Teknologi Roket, Rektor Unhan: Bisa Jadi Kebanggaan NasionalIlustrasi roket pembawa satelit meluncur dari menara peluncurannya. (Kyodo/via REUTERS)

Dalam paparannya yang bertajuk "Roket sebagai Alutista untuk Meningkatkan Sistem Pertahanan Negara", Octavian membahas soal sistem pertahanan negara, tujuh prioritas teknologi pertahanan, teknologi alutsista roket, roket untuk sistem pertahanan negara, dan perkembangan teknologi roket.

"Di sinilah pentingnya kita penguasaan teknologi roket sebagai daya tangkal. Kalau negara lain tahu kita memiliki kemampuan membuat roket daya jangka luar biasa, itu menjadi daya tangkal yang sangat kuat," katanya seperti dikutip dari ANTARA, Selasa (22/9/2020).

Baca Juga: Mahasiswa UGM Sabet Gelar Juara di Kompetisi Roket Internasional

2. Teknologi roket bisa sebagai sistem untuk melakukan pemantauan

Bahas Teknologi Roket, Rektor Unhan: Bisa Jadi Kebanggaan NasionalIlustrasi roket pembawa satelit meluncur dari menara peluncurannya. (Kyodo/via REUTERS)

Urgensi penguasaan teknologi roket, kata dia, sebagai sistem untuk melakukan pemantauan. Hal ini mengingat letak geografis Indonesia yang terdiri dari kepulauan. Pemantauan itu tidak sekadar untuk keperluan militer, tetapi dalam berbagai aspek kehidupan seperti iklim dan pemantauan sumber daya alam.

"Nilai ekonomisnya menjadi kebanggaan nasional. Bisa dibayangkan bila kita memiliki roket yang membawa satelit, itu menjadi prestasi Indonesia di tingkat dunia," katanya.

3. Bisa membuat negara mandiri dalam meluncurkan satelit

Bahas Teknologi Roket, Rektor Unhan: Bisa Jadi Kebanggaan NasionalPeluncuran Satelit Nusantara Satu di Cape Canaveral Air Force Station, Florida, AS, 22 Februari 2019 (ANTARA News/SpaceX)

Octavian melanjutkan, teknologi roket yang dimiliki suatu negara menjadikan negara tersebut memiliki tingkat kemandirian dalam peluncuran satelit, baik untuk keperluan sipil mau pun untuk kepentingan pertahanan negara.

Mantan Komandan Seskoal ini mendukung Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) dalam memenuhi kebutuhan alusista TNI. Dia juga menyambut baik kerja sama Indonesia dalam pengembangan teknologi dengan sejumlah negara terkait, yakni kerja sama transfer teknologi berupa pelatihan, desain manufaktur, dan lainnya.

Dalam kesempatan itu, Octavian menyambut kerja sama Unhan dan Lapan serta berharap pejabat dan peneliti Lapan untuk bisa memberi kuliah di kampus Unhan.

"Kami butuh asistensi Lapan pada saat membangun laboratorium untuk Fakultas Teknik Militer dan Fakultas Mipa Militer. Ini merupakan kesempatan peningkatan kerja sama antara Unhan dan Lapan," ujarnya.

4. Pengembangan teknologi roket di Indonesia merupakan sejarah panjang

Bahas Teknologi Roket, Rektor Unhan: Bisa Jadi Kebanggaan NasionalKepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), Thomas Djamaluddin (ANTARA FOTO/Audy Alwi)

Sementara itu, Kepala Lapan Thomas Djamaluddin mengungkapkan, negara maju adalah yang menguasai teknologi nuklir dan antariksa. Oleh karena itu, lembaganya terus berusaha mewujudkan kemampuan penguasaan teknologi roket.

Menurut Thomas, pengembangan teknologi roket di Indonesia merupakan sejarah panjang. Sejak Lapan didirikan pada tahun 1963, teknologi roket di Indonesia menjadi teknologi roket yang dikembangkan.

"Karena pada waktu itu Presiden Sukarno mencanangkan apabila Indonesia ingin menjadi negara maju, maka dua teknologi yang harus dikuasai yaitu teknologi nuklir dan teknologi antariksa," kata Thomas.

Sejak saat itu, dibentuk dua lembaga. Batan mendapatkan tugas pengembangan teknologi nuklir, sedangkan Lapan mendapatkan tugas pengembangan teknologi antariksa, di mana roket menjadi salah satunya.

Baca Juga: 5 Fakta Roket N1, Roket Soviet yang Gagal Kirim Manusia ke Bulan

Topik:

  • Isidorus Rio Turangga Budi Satria

Berita Terkini Lainnya