Begini Cara Melindungi Diri dari Ancaman Gempa Bumi

Teknik triangle of life tidak dianjurkan

Bandung, IDN Times - Gempa bumi bukanlah bencana yang asing terjadi di Indonesia. Menurut Pengarah Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), R. Hadianto Wardjaman, Indonesia sudah akrab dengan berbagai macam bencana. Mulai dari banjir, longsor, gempa bumi, hingga tsunami, semuanya nyaris terjadi di seluruh wilayah Indonesia.

Tapi, tak banyak yang tahu bagaimana cara melindungi diri dari efek bencana gempa bumi tersebut. Lalu, bagaimana caranya ?

Baca Juga: BNPB: Perempuan Memiliki Peran Penting untuk Siaga Bencana Alam

1. Drop, cover, dan hold on

Begini Cara Melindungi Diri dari Ancaman Gempa BumiIDN Times/Dokumen BNPB

Dalam kegiatan Diklat Penanggulangan Bencana Bagi Wartawan di Bandung, Jawa Barat, Kamis (25/4), Hadianto menjelaskan, dalam situasi gempa langkah sederhana yang dapat dilakukan adalah drop, cover, dan hold on.

"Misalnya dalam situasi gempa, langkah sederhana yang dapat dipraktikkan yaitu melindungi kepala, dagu, dan leher dengan kedua tangan," katanya di Hotel Grand Setia Budi, Bandung.

Kemudian, apabila kita berada di dekat sebuah meja, ketiga teknik itu juga dapat diterapkan.

"Drop, yaitu merangkaklah sedekat mungkin ke lantai. Cover, berarti berlindunglah di bawah meja yang kuat, dan terakhir hold on berpegangan pada salah satu kaki meja," jelasnya.

2. Teknik triangle of life tidak dianjurkan

Begini Cara Melindungi Diri dari Ancaman Gempa BumiIDN Times/Dokumen BNPB

Dalam kesempatan itu, Hadianto menegaskan, teknik triangle of life tidak dianjurkan dalam melindungi diri dari efek gempa bumi. Menurutnya, teknik itu justru dapat menimbulkan dampak yang buruk.

“BNPB tidak menganjurkan pada teknik triangle of life,” ujar Hadianto.

“Jika ada kursi, balikkan kursi sehingga kepala terlindung dan kaki kursi menjadi pelindung,” sambung Hadianto.

Berdasarkan penelusuran IDN Times, Triangle of Life atau Segitiga Kehidupan ini diperkenalkan oleh Doug Copp. seorang Kepala Penyelamat dan Manajer dari American Rescue Team International (ARTI). Doug Copp berpendapat, pada saat gempa terjadi dan meruntuhkan bangunan, maka akan tercipta ruang kosong berbentuk segitiga di sebelah benda-benda.

Segitiga kehidupan adalah sebuah istilah penyebutan tempat darurat yang paling aman untuk berlindung di saat gempa bumi terjadi. Posisi segitiga kehidupan ini salah satunya adalah di sisi sebuah benda besar dan lainnya. Selain itu, segitiga kehidupan bisa kita temui di sisi sebelah objek, bukan di bawah objek.

Namun, sampai saat ini masih terjadi perdebatan di antara pegiat bencana mengenai keabsahan dan tingkat keselamatan korban bencana apabila berlindung di ‘segitiga kehidupan’.

3. BNPB gelar diklat bagi wartawan untuk peringati HKB 2019

Begini Cara Melindungi Diri dari Ancaman Gempa BumiIDN Times/Dokumen BNPB

Diketahui, diklat yang dijalani sekitar 33 wartawan dari berbagai media massa ini diadakan sejak 23 April hingga Jumat (26/4) besok. Kegiatan ini sebagai bentuk memperingati Hari Kesiapsiagaan Bencana (HKB) 2019 yang terpusat di Lembang, Jawa Barat.

Diklat tersebut dilakukan dengan pendekatan teori di dalam kelas dan praktik dasar, seperti basic survival dalam peliputan, pertolongan pertama, penggunaan GPS, trauma healing, pemasangan tenda dan dapur umum.

HKB serentak diselenggarakan di seluruh Indonesia dengan melibatkan berbagai pihak, mulai dari kementerian/lembaga, TNI, Polri, dunia usaha, perguruan tinggi hingga masyarakat. Selain itu, tercatat di situs siaga.bnpb.go.id sejumlah 53.086.119 partisipan berkomitmen untuk berpartisipasi dalam HKB.

Baca Juga: BNPB: Banjir Hingga Tsunami, Bencana Alam di Indonesia Paling Komplet

Topik:

  • Sunariyah

Berita Terkini Lainnya