Brimob Tewas di Sulteng, Polri Kejar Kelompok Mujahid Ali Kalora

Bharatu Saiful alami luka tembak di bagian leher dan perut

Jakarta, IDN Times - Seorang anggota Satuan Brimob Polda Sulawesi Tengah (Sulteng) meregang nyawa usai baku tembak dengan kelompok teroris Mujahidin Indonesia Timur (MIT) pimpinan Ali Kalora. Anggota Brimob bernama Bharatu Saiful meninggal di Desa Salubanga, Kabupaten Parigi Moutong, Sulteng pada Jumat (13/2) usai menjalankan solat Jumat.

"Fokusnya adalah mengejar Ali Kalora dan kelompoknya. Apalagi ada (korban tewas) setelah kejadian kemarin," ujar Kepala Bagian Penerangan Umum (Kabag Penum) Divisi Humas Mabes Polri Kombes Pol Asep Adi Saputra di Gedung Bareskrim Mabes Polri, Jakarta Selatan, Senin (16/12).

1. Polri berharap dapat segera mengungkap kasus itu

Brimob Tewas di Sulteng, Polri Kejar Kelompok Mujahid Ali KaloraKepala Bagian Penerangan Umum (Kabag Penum) Divisi Humas Mabes Polri, Kombes Pol. Asep Adi Saputra. (IDN Times/Axel Joshua Harianja)

Asep menjelaskan, Polri berharap dapat segera mengungkap kasus itu. Meskipun wilayah yang ditempati kelompok teroris tersebut termasuk wilayah yang sulit dijangkau.

"Ada blank spot area yang kemudian juga sekali lagi secara geografis sulit dijangkau," katanya.

Meski wilayah tersebut sulit dijangkau, Asep menilai hal itu bukanlah kendala bagi Satuan Tugas (Satgas) Tinombala.

"Prinsipnya pengejaran terhadap kelompok Ali Kalora ini tetap dilakukan. Jadi bukan kendala. Tapi lebih ke tantangan karena setiap medan berbeda-beda," ujar Asep.

Baca Juga: Sebelum Dimutasi, Irjen Agus Bantu Penangkapan 30 Terduga Teroris

2. Bharatu Saiful alami luka tembak di bagian leher dan perut

Brimob Tewas di Sulteng, Polri Kejar Kelompok Mujahid Ali KaloraIlustrasi kasus penembakan. IDN Times/Arief Rahmat

Dilansir dari Antara, Kapolda Sulteng Irjen Pol Lukman Wahyu Hariyanto mengatakan, Bharatu Saiful tewas usai mengalami luka tembak di bagian leher belakang (pundak) dan perut.

Pada saat kejadian, Lukman menjelaskan sempat terjadi baku tembak antara aparat dari Satgas Tinombala dan sejumlah terduga teroris itu. Akan tetapi, jarak antara pos dan masjid yang relatif jauh membuat kelompok tersebut berhasil melarikan diri.

''Jaraknya antara masjid itu kurang 400 meter ya, akhirnya anggota juga baku tembak, diberondong mereka lari. Pasti (pelakunya kelompok) Ali Kalora,'' jelasnya.

3. Operasi Satgas Tinombala diperpanjang

Brimob Tewas di Sulteng, Polri Kejar Kelompok Mujahid Ali Kalora(Ilustrasi) IDN Times/Sukma Shakti

Sebelumnya, Polri memutuskan masa operasi Satgas Tinombala diperpanjang terhitung 4 Oktober hingga 31 Desember 2019. Perpanjangan masa operasi dilakukan guna menangkap kelompok teroris MIT yang saat ini dipimpin Ali Kalora.

Operasi Tinombala  sendiri dilaksanakan TNI-Polri sejak awal tahun 2016 di wilayah Poso, Sulawesi Tengah. Operasi ini merupakan kelanjutan dari Operasi Camar Maleo IV, dengan tujuan untuk menangkap kelompok teroris MIT yang kala itu dipimpin oleh Santoso.

Santoso alias Abu Wardah akhirnya tewas ditembak oleh Satgas Tinombala pada Juli 2016 lalu, di wilayah Desa Tambarana, Poso Pesisir Utara, Sulawesi Tengah.

Baca artikel menarik lainnya di IDN Times App, unduh di sini http://onelink.to/s2mwkb

Baca Juga: Densus 88 Amankan Bom Panci dari Terduga Teroris Gunungkidul

Topik:

  • Dwifantya Aquina

Berita Terkini Lainnya