Cerita Dokter Debryna, Tangani Pasien COVID-19 yang 2 Bulan Tak Sembuh

Pandemik COVID-19 akan berakhir jika ada vaksin

Jakarta, IDN Times - Salah satu dokter di Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP) COVID-19 Extension, Debryna Dewi Lumanauw, memiliki pengalaman berkesan saat menangani pasien COVID-19. Dia mengatakan, ada satu pasien yang sudah 2 bulan tak kunjung sembuh dari penyakit mematikan tersebut.

Hal itu diungkapkan Debryna dalam Webinar Menjaga Indonesia yang diselenggarakan IDN Times, yang mengusung tema 'Kisah Mereka Garda Terdepan Negeri'.

"Bayangkan 2 bulan isolasi di rumah sakit tanpa ketemu keluarga sama sekali, tanpa bisa keluar sama sekali. Dia harus diisolasi di rumah sakit karena memang harus. Gak bisa isolasi di rumah karena ada kebutuhan untuk di rumah sakit," kata Debryna, Selasa (11/8/2020).

Baca Juga: Wali Kota Bogor Bima Arya: Satu Generasi Bisa Hilang karena COVID-19

1. Momen tak terlupakan, sang pasien ingin sujud saat hasil tes swabnya negatif, tapi...

Cerita Dokter Debryna, Tangani Pasien COVID-19 yang 2 Bulan Tak Sembuhdr. Debryna Dewi dalam Webinar Eps. 3 #MenjagaIndonesia by IDN Times dengan tema "Kisah Mereka Garda Terdepan Negeri" (IDN Times/Besse Fadhilah)

Setelah 2 bulan diisolasi, dokter Debryna mengabarkan kepada sang pasien bahwa dia sudah negatif dari COVID-19 berdasarkan hasil swab test pertama.

"Itu pasiennya bahagia banget dan bersorak sorai sekali. Kayak mau sujud dan keadaannya tidak mungkin. Mengingat pasien ini sujud lumayan ini sih, kejadian itu saya gak bisa lupa, powerful banget momennya walaupun cuma momen yang terdengar kecil gitu yah," ucap dia.

Kendati sudah dinyatakan negatif, pasien itu masih belum bisa pulang ke rumah, karena harus menjalani swab test kembali.

"Harus di-swab dua kali negatif. Baru ini bisa kita nyatakan sudah benar-benar negatif," ucapnya.

2. Banyak pasien yang tidak tahu terpapar virus corona dari siapa

Cerita Dokter Debryna, Tangani Pasien COVID-19 yang 2 Bulan Tak SembuhIlustrasi pasien COVID-19. ANTARA FOTO/Destyan Sujarwoko

Selama menangani pasien COVID-19, ujar Debryna, banyak pasien yang tak tahu bagaimana mereka bisa terpapar virus tersebut.

"Jadi datangnya satu keluarga nih, bahkan mungkin tetangganya juga ada. Mereka gak tahu juga dapatnya dari mana, pokoknya di hari yang sama bertiga demam terus waktu di-swab ternyata positif, semua di-swab ternyata positif. Itu sering sekali terjadi. Di mana mereka sama sekali gak tahu,'' ungkapnya.

Melihat peristiwa itu, sebagai tenaga medis, upaya yang dikeluarkan Debryna tidak hanya kuratif. Melainkan dengan preventif dan promotif, yang juga bagian dari mencegah daripada menyembuhkan.

"Gak mungkin gak ada satu orang pun yang mengambil peran dalam saat-saat seperti ini. Karena virus ini menyerang semua orang, gak pandang bulu siapa pun itu. Jadi tolonglah sama-sama bekerja sama, tugasnya masing-masing berbeda-beda untuk sama-sama selamat dari pandemik ini dengan baik," ucapnya.

3. Harus ada pemberitaan edukasi untuk masyarakat terkait COVID-19

Cerita Dokter Debryna, Tangani Pasien COVID-19 yang 2 Bulan Tak SembuhSeorang pria memakai masker dan pelindung wajah sebagai perlindungan dari virus corona saat mengantre untuk menaiki bus antar provinsi, sehari sebelum ibukota Filipina kembali menerapkan pembatasan ketat ditengah meningkatnya infeksi COVID-19, di terminal transportasi umum di Kota Paranaque, Metro Manila, Filipina, Senin (3/8/2020) (ANTARA FOTO/REUTERS/Eloisa Lopez)

Meningkatnya angka COVID-19 di Indonesia justru membuat masyarakat cenderung tak peduli dengan bahaya virus tersebut. Debryna pun merasa, apakah cara penyampaian yang dilakukan pemerintah dan tenaga medis selama ini salah. Padahal, media massa sudah gencar memberitakan bahaya COVID-19.

"Tapi tetap saja kenapa berita ini tidak sampai ke masyarakat, tidak sampai untuk dicerna masyarakat. Saya berpikir apakah cara penyampaiannya kurang, apakah yang disampaikan kita terlalu populer, apakah bahasanya terlalu kurang nyata gitu," ujarnya.

"Tapi mungkin harusnya ada pemberitaan edukasi atau sekadar menunjukkan kalau di lapangan pasien-pasien dengan COVID-19 itu seperti apa. Beda, ini bukan cuma penyakit biasa, bukan cuma batuk demam biasa, ini beda," sambung mantan Dokter Relawan Medis Wisma Atlet Jakarta ini.

4. Pandemik COVID-19 akan berakhir jika ada vaksin

Cerita Dokter Debryna, Tangani Pasien COVID-19 yang 2 Bulan Tak SembuhSeorang pelancong melakukan tes virus corona (COVID-19) secara sukarela pada pusat pengujian di stasiun layanan Hochfelln di jalan tol A8 dekat kota Bergen, Jerman, Kamis (30/7/2020) (ANTARA FOTO/REUTERS/Michael Dalder)

Lebih lanjut, Debryna menuturkan, krisis ini belum selesai dan hanya akan selesai ketika sudah ada vaksin. Debryna mencontohkan, untuk hari ini saja ada 5.824 warga Indonesia yang meninggal karena COVID-19. Padahal, jika seandainya tak ada pandemik ini, mereka semua masih bisa hidup.

"Tapi mereka harus mati karena pandemik ini. Ini kurang nyata apa? Ini kurang merusak apa buat kita semua, pahami ini dulu, baca sebanyak-banyaknya tapi pilih resources yang memang bisa dipercaya dan sebarkan itu ke teman-teman, keluarga. Lindungi teman-teman, lindungi keluarga supaya kita bisa survive bareng-bareng," tuturnya.

Topik:

  • Sunariyah

Berita Terkini Lainnya