Diperiksa soal Kasus Ninoy Karundeng, Begini Penjelasan Novel Bamukmin

Ninoy mengaku diculik hingga dianiaya

Jakarta, IDN Times - Ketua Media Center Persaudaraan Alumni (PA) 212 Novel Chaidir Hasan Bamukmin, dimintai keterangannya terkait kasus penganiayaan yang menimpa pegiat media sosial dan relawan Presiden Joko "Jokowi" Widodo, Ninoy Karundeng, Kamis (10/10). Novel bersama tim kuasa hukumnya tiba di Polda Metro Jaya sejak pukul 14.40 WIB. Dia keluar ruang pemeriksaan sekitar pukul 21.25 WIB.

"Ada sekitar 33 pertanyaan yang diajukan. Jadi terkait kegiatan Pak Novel pada tanggal 30 (September), dan sudah diberikan keterangan selengkap-lengkapnya, sejelas-jelas nya dan sejujur-jujur nya," kata kuasa hukum Novel, Krist Ibnu, di Resmob Polda Metro Jaya, Jakarta, Kamis (10/10) malam.

Baca Juga: Takut Dianiaya, Surat Diselamatkan DKM Ditulis Ninoy Dalam Tekanan?

1. Novel ditanyai terkait adanya dugaan habib yang ikut mengintimidasi Ninoy

Diperiksa soal Kasus Ninoy Karundeng, Begini Penjelasan Novel BamukminIDN Times/Margith Juita Damanik

Krist menjelaskan, Novel juga ditanyai terkait adanya dugaan habib di dalam Masjid Al-Falaah, Pejompongan, Jakarta Pusat. Sebab, Ninoy mengaku diintimidasi hingga diancam dibunuh oleh habib.

"Ya memang masjid pasti tempatnya ulama. Gak ada masjid yang gak ada ulamanya. Jadi, habib ini memang statusnya adalah ulama. Sehingga memang dipandang untuk diminta keterangannya," kata diat.

Krist menyebutkan tidak ada habib yang berada di masjid itu, ketika Ninoy diduga mengalami penganiayaan. Selain itu, Novel tidak ada di lokasi saat Ninoy diduga dianiaya.

"Ya ada (habib) memang, tapi bukan pada saat kejadian (penganiayaan) tersebut. Jadi sudah diberikan semua keterangan, dan diharapkan penyidik sudah clear, dan bisa melanjutkan penyidikan proses ini selanjutnya," ujar Krist.

2. Polisi menetapkan 13 tersangka terkait kasus penganiayaan Ninoy

Diperiksa soal Kasus Ninoy Karundeng, Begini Penjelasan Novel BamukminIDN Times/Axel Jo Harianja

Polisi sebelumnya sudah menetapkan 11 tersangka terkait penganiayaan itu. Antara lain AA, ARS, YY, RF, Baros, S, TR, SU, ABK, IA, dan AR. Pada Selasa (8/10) lalu, Sekjen (PA) 212, Doni alias Bernard Abdul Jabbar, dan satu orang lainnya berinisial F alias Ferry, juga telah ditetapkan menjadi tersangka.

Untuk tersangka TR, tidak ditahan lantaran alasan kesehatan. Kemudian, dari 13 tersangka itu, tiga di antaranya adalah perempuan. Mereka dijerat Pasal UU ITE, sedangkan yang terlibat penganiayaan dijerat Pasal 170 dan 335 KUHP.

Polisi pada Rabu (10/9) lalu juga telah memintai keterangan Sekretaris Umum Front Pembela Islam (FPI) Munarman. Untuk terus mendalami kasus ini, polisi pada Kamis (10/10) kemarin, menjadwalkan pemeriksaan terhadap Pembina DKM Al-Falah, Iskandar dan Ketua Media Center Persaudaraan Alumni (PA) 212 Novel Chaidir Hasan Bamukmin.

3. Ninoy mengaku diculik hingga dianiaya

Diperiksa soal Kasus Ninoy Karundeng, Begini Penjelasan Novel BamukminANTARA FOTO/Livia Kristanti

Ninoy Karundeng mengungkapkan peristiwa penculikan dan penganiayaan yang dialaminya. Ninoy mengaku, awalnya dia mengambil gambar saat peristiwa demo pada Senin (30/9) lalu. Kala itu, dia mengikuti demonstran atau orang yang berlarian karena terkena gas air mata.

"Di situlah saya mengambil foto terus saya diperiksa. Begitu dia tau bahwa saya adalah relawan Jokowi, langsung saya dipukul dan diseret ke dalam Masjid," kata Ninoy di Resmob Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Senin (7/10) lalu.

Ninoy menjelaskan, setibanya di Masjid Al-Falaah, Pejompongan, Jakarta Pusat, dia diinterogasi beragam pertanyaan. Namun, setiap dia menjawab, ia malah dipukuli puluhan orang. Dia juga meminta agar dikeluarkan dari masjid, tetapi tidak diizinkan.

Saat itu, kata Ninoy, ada seseorang yang dipanggil habib, memberi ultimatum kepadanya. Habib itu menyebut waktu yang dimiliki Ninoy sangat pendek, sebab kepalanya akan dibelah. Habib tersebut juga disebut menginterogasi Ninoy dan memukulinya.

Ninoy melanjutkan, ketika itu sang Habib menanyakan apakah ada ambulans yang akan datang ke masjid tersebut, sebab Ninoy diancam akan dieksekusi sebelum subuh dan mayatnya dibuang ke wilayah terdampak kerusuhan.

"Sekarang setiap saya keluar ke mana-mana saya takut. Karena ada seseorang yang menanyakan tentang nama istri dan anak saya dan seterusnya dan dimasukkan ke dalam HP," kata Ninoy.

"Rumah saya juga, banyak beberapa orang asing yang ke situ pada hari kedua. Jadi hari ini saya sudah tidak berada di rumah lagi, tidak mungkin tinggal di rumah bersama anak dan istri saya," sambung dia.

Baca Juga: DKM Masjid Al-Falaah Bantah Adanya Penyekapan, Ninoy: Itu Tidak Benar!

Topik:

  • Rochmanudin

Berita Terkini Lainnya