Effendi Gazali: Seberapa Yakin Anda Dengan Hasil Lembaga Survei?
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Pengamat Politik dan Pakar Komunikasi, Effendi Gazali, membahas soal lembaga survei yang sering menampilkan hasil survei pemilihan presiden (pilpres) 2019. Hal yang paling disorot oleh Effendi adalah seberapa yakin seseorang terhadap lembaga-lembaga survei yang membiayai surveinya secara mandiri.
"Berapa dari anda di studio ini percaya lembaga-lembaga survei kita sedang membiayai sendiri setiap kali melakukan survei? Ada yang percaya di studio ini?" ujarnya dalam acara Indonesia Lawyers Club (ILC) bertema "El Clasico Jokowi VS Prabowo: Siapa Pemenangnya?", Selasa (9/4) malam.
1. Masyarakat dinilai tertipu dengan hasil lembaga survei
Dalam kesempatan itu, Effendi menilai tidak sedikit masyarakat yang tertipu atas hasil survei yang ditampilkan oleh berbagai macam lembaga survei tersebut.
"Jadi begini. Apa yang kamu tipu, aku pun tipu kamu. Artinya, tidak sedikit publik merasa lembaga survei memang engkau menipu aku, maka ketika dikau menanyakan kepadaku. Aku pun menipu kamu," jelasnya.
Baca Juga: Cek Fakta: Lembaga Survei Amerika Sebut Prabowo Menang Pilpres 2019
2. Hasil survei bisa menjadi penentu pemenang pilpres 2019
Editor’s picks
Meski begitu, Effendi mengaku, hasil survei dari lembaga-lembaga tersebut dapat dijadikan penentu pemenang pilpres 2019. Akan tetapi dengan catatan, jika survei tersebut berjalan sebagaimana mestinya.
"Dengan jumlah survei yang besar menyatakan pasangan 01 yang akan menang. Dan sangat sedikit, seperti terkesan tidak terkenal lembaga yang menyatakan 02 menang. Kalau semua normal-normal saja, ya 01 yang menang," jelasnya.
3. Ketidakpercayaan hasil lembaga survei pernah terjadi di Amerika Serikat
Effendi kemudian mencontohkan, ketidakpercayaan hasil lembaga survei pernah terjadi di Amerika Serikat. Menurutnya, masyarakat semestinya tidak harus berpegang kepada lembaga survei terkenal saja, melainkan lembaga survei kecil pun juga dapat menghasilkan survei yang akurat apabila masyarakat mampu memahami hasil survei lembaga tersebut.
"Misal DKI Jakarta. Lembaga-lembaga survei pada Pilkada mengatakan hasilnya berada dalam margin of error, ternyata kemudian Anies Baswedan itu menang dengan selisih 15,9 persen," katanya.
"Contoh lain Pilkada Jawa Tengah, ada lembaga survei memberikan (hasil survei) Sultan Said dan Ida hanya 13 persen, namun hasilnya mencapai 41,22 persen. Di Jawa Barat, ada yang memberikan (hasil survei) Sudrajat Said itu 8 persen, tapi hasil akhirnya 28,74 persen," sambung Effendi.
Diketahui, menjelang pencoblosan pada pilpres 2019, berbagai lembaga survei banyak yang merilis elektabilitas kedua pasangan calon di pilpres 2019. Contohnya saja seperti Indikator Politik Indonesia, LSI Denny JA, Indo Barometer, Polmatrix, Puskaptis dan Indodata.
Baca Juga: Jokowi atau Prabowo, Begini Hasil 3 Lembaga Survei