Geruduk Kedubes Amerika Serikat, Ecoton: Jatim Bukan Tempat Sampah!

Sampah kertas di Jawa Timur tahun 2018 meningkat 35 persen

Jakarta, IDN Times - Perwakilan Lembaga Kajian Ekologi dan Konservasi Lahan Basah (Ecoton), hari ini, Jumat (19/7), menyambangi Kedutaan Besar (Kedubes) Amerika Serikat, Gambir, Jakarta Pusat. Direktur Eksekutif Ecoton, Prigi Arisandi menilai, sebagai negara maju, ternyata Amerika Serikat melakukan tindakan tidak terpuji, yaitu membuang sampah domestiknya ke Indonesia.

"Amerika Serikat menyusupkan sampah ke dalam kertas yang diimpor untuk bahan baku pabrik kertas. Sampah rumah tangga seperti popok bayi, bungkus makanan, sachet, tas kresek, botol oli, odol, pakaian bekas, sampah elektronik, dan kotoran," ungkapnya di depan Gedung Kedubes Amerika Serikat.

1. Sampah kertas menjadi masalah di beberapa wilayah Jawa Timur

Geruduk Kedubes Amerika Serikat, Ecoton: Jatim Bukan Tempat Sampah!IDN Times/Axel Jo Harianja

Prigi menjelaskan, sampah kertas itu menjadi masalah lingkungan di beberapa wilayah Jawa Timur (Jatim), seperti Mojokerto, Gresik, Sidoarjo, dan Surabaya. Prigi melanjutkan, ada lima kontainer sampah pada bulan Juni 2019. Lima kontainer itu, kata Prigi, sudah dikembalikan ke Seattle, Amerika Serikat pada Selasa (9/7) lalu.

Kepala Bea Cukai Tanjung Perak, kata Prigi, menyatakan bahwa ada 38 kontainer sampah dari Amerika Serikat yang saat ini sedang ditahan untuk diperiksa di Pelabuhan Tanjung Perak.

Selain itu, di Jawa Timur menurut dia, terdapat lebih dari 12 pabrik kertas yang menggunakan bahan baku sampah kertas impor dari negara lain.

"Dari 43 negara eksportir sampah kertas, sepuluh negara pengekspor sampah kertas
terbanyak ke Jawa Timur adalah Amerika Serikat, Italia, Inggris, Korea, Australia, Singapura, Yunani, Spanyol, Belanda, dan Selandia Baru," terangnya.

Baca Juga: Peneliti: 33 Ribu Ton/Tahun Sampah Plastik di Bali Terbuang ke Laut

2. Kontaminan sampah plastik dalam sampah kertas berdampak pada lingkungan Jawa Timur

Geruduk Kedubes Amerika Serikat, Ecoton: Jatim Bukan Tempat Sampah!IDN Times/Axel Jo Harianja

Prigi menuturkan, berdasarkan hasil investigasi Brantas Coalition to Stop Imported Plastic (Brascip), impor sampah kertas disusupi oleh kontaminan (bahan atau senyawa) sampah rumah tangga, khususnya sampah plastik dengan persentase mencapai 30 persen.

Tingginya kontaminan sampah plastik dalam impor sampah kertas itu kata Prigi, lebih banyak menimbulkan dampak lingkungan di Jawa Timur. Di antaranya, pencemaran mikroplastik di Sungai Brantas.

Temuan Ecoton lanjut dia, menunjukkan 12 pabrik kertas (lokasi pabrik di Surabaya, Gresik, Sidoarjo, Mojokerto, Malang, Kediri, dan Nganjuk) memanfaatkan bahan baku sampah impor dan membuang limbah cair bercampur mikroplastik ke Kali Surabaya, yang menjadi bahan baku PDAM bagi 5 juta penduduk Jatim.

"Mikroplastik sangat berbahaya karena di air akan menyerap polutan seperti detergen, pestisida, logam berat, dan senyawa kimia yang selanjutnya masuk ke dalam tubuh melalui air dan makanan yang terkontaminasi mikroplastik (faktanya, 80 persen ikan di Brantas mengandung mikroplastik)," tuturnya.

Kemudian, penyebaran bahan karsinogen di udara Jawa Timur, kata Prigi, umumnya berasal dari sampah impor.

"Hanya bisa diolah 60 persen, sisanya sekitar 40 persen akan dibakar dan sebagian dimanfaatkan untuk bahan bakar industri kecil," katanya.

"Pembakaran plastik akan memicu terlepasnya senyawa dioksin dan furan, keduanya merupakan bahan karsinogen pendorong kanker paru-paru," sambungnya.

3. Sampah plastik berpotensi mengganggu kesehatan pengepul

Geruduk Kedubes Amerika Serikat, Ecoton: Jatim Bukan Tempat Sampah!IDN Times/Axel Jo Harianja

Prigi melanjutkan, sampah plastik berpotensi mengganggu kesehatan pengepul. Sampah impor menurut Prigi, mendorong berkembangnya usaha pengepul sampah plastik di sekitar pabrik kertas. Di mana, masyarakat dapat membeli sampah plastik dari perusahaan untuk dipilah dan dijual kembali.

"Kontak fisik masyarakat dengan sampah yang potensi mengandung bahan berbahaya akan mendorong tingginya gangguan kesehatan masyarakat. Sampah yang diimpor juga berpotensi mengandung limbah B3 (bahan berbahaya dan beracun)," jelasnya.

4. Sampah kertas di Jawa Timur pada tahun 2018 meningkat 35 persen

Geruduk Kedubes Amerika Serikat, Ecoton: Jatim Bukan Tempat Sampah!IDN Times/Axel Jo Harianja

Prigi mengatakan, hasil analisis data Badan Pusat Statistik (BPS) 2019, impor sampah kertas yang masuk ke Jawa Timur pada tahun 2018 meningkat sebesar 35 persen dibandingkan tahun 2017. Total volume impor sampah, berdasarkan data itu juga, sampah kertas pada tahun 2018 mencapai 738.665 ton.

Prigi memaparkan, jenis sampah kertas scrap campuran kode HS 47079000, diduga menjadi jenis sampah yang disusupi sampah plastik karena merupakan jenis sampah campuran.

Kementerian Perdagangan, kata dia, memiliki kesepakatan dengan perusahan importir kertas yang bernaung di bawah Asosiasi Pulp dan Kertas Indonesia (APKI). Kesepakatan itu adalah memasukkan sampah kertas impor dalam komoditas green line yang bebas pemeriksaan bea cukai, dan APKI menjamin kontaminasi dalam impor sampah kertas kurang dari lima persen.

"Kementerian Perdagangan melarang impor sampah rumah tangga campur ke wilayah Indonesia. Adanya sampah kertas yang disusupi plastik lebih dari 5 persen dan bercampur dengan sampah domestik lainnya melanggar peraturan Menteri Perdagangan," katanya.

Prigi juga meminta, perusahaan kertas harus menghentikan aktivitas jual-beli sampah plastik, yang merupakan sisa sortir sampah kertas impor (sampah bekas).

"Karena melanggar peraturan menteri perdagangan dan menimbulkan kerusakan lingkungan di lingkungan sekitar perusahaan," kata Prigi.

Beberapa perusahaan itu di antaranya PT. Pakerin, PT. Adiprima Suraprinta, PT. Suparma, PT. Mega Surya Eratama, PT. Surabaya Mekabox, PT. Eka Mas Fortuna, PT. Mekabox International, PT. Dayasa Aria Prima, dan PT. Mount Dream Indonesia.

5. Desakan Brascip pada pemerintah Amerika Serikat atas impor sampah kertas

Geruduk Kedubes Amerika Serikat, Ecoton: Jatim Bukan Tempat Sampah!IDN Times/Axel Jo Harianja

Lebih lanjut, Amerika Serikat, kata Prigi, menjadi negara maju pengimpor sampah kertas terbesar ke Indonesia dan khususnya Jawa Timur. Melihat banyaknya dampak lingkungan karena sampah kertas, Brascip pun mendesak pemerintah Amerika Serikat untuk melakukan beberapa hal.

Yang pertama, menghentikan penyelundupan sampah rumah tangga ke dalam kertas yang diekspor ke Indonesia, khususnya Jawa Timur.

Kedua, pemerintah Amerika Serikat juga diminta untuk menghentikan ekspor jenis Unsorted Scrap Paper HS Code 47079000. Hal ini karena jenis Unsorted Scrap Paper berpotensi untuk diselundupi sampah-sampah rumah tangga.

Ketiga, melakukan inspeksi terhadap sampah kertas yang diekspor sehingga kontaminasi plastik di bawah 2-3 persen. Keempat, perusahaan recycling Amerika Serikat yang mengeskpor harus menginformasikan (notifikasi) tentang jumlah kontaminan plastik dalam sampah kertas.

Kelima, pemerintah Amerika Serikat harus ikut bertanggung Jawab atas kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh sampah-sampah plastik, sampah domestik dan kotoran yang mencemari udara dan air di Jawa Timur.

"(Enam), meminta Maaf kepada masyarakat Jawa Timur karena telah bertindak tidak etis dengan membuang sampah plastik di lingkungan Jawa Timur," tutup dia.

Baca Juga: Banyak Sampah Plastik Terselip, Importir Sepakat Ubah Jadi Listrk

Topik:

  • Isidorus Rio Turangga Budi Satria

Berita Terkini Lainnya