H-2 Pengumuman Hasil Pemilu, Personel Pengamanan Ditambah Jadi 34 Ribu

Koordinator aksi diminta tak memobilisasi massa

Jakarta, IDN Times - Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karo Penmas) Divisi Humas Mabes Polri Brigjen Pol. Dedi Prasetyo mengatakan, TNI-Polri menambahkan 2 ribu personel untuk berjaga saat pengumuman hasil rekapitulasi suara di Komisi Pemilihan Umum (KPU). Sebelumnya, TNI/Polri kata Dedi, telah menyiapkan sekitar 32 ribu personel untuk pengamanan pada Rabu, 22 Mei 2019 mendatang.

"Semua fokus di Jakarta, hampir 34 ribu personel. Itu semua TNI-Polri," kata Dedi di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Senin (20/5).

1. TNI/Polri menyiagakan 20 ribu personel cadangan tapi tidak akan dilengkapi senjata tajam

H-2 Pengumuman Hasil Pemilu, Personel Pengamanan Ditambah Jadi 34 RibuIDN Times/Galih Persiana

Dedi menjelaskan, TNI/Polri juga menyiagakan 20 ribu personel pasukan cadangan. Sehingga, total personel yang disiapkan sebanyak 54 ribu personel. "Justru (TNI-Polri) mempersiapkan juga 20 ribu pasukan cadangan apabila memang betul-betul dibutuhkan saat situasi tertentu. Harapan kita situasi damai, aman, tertib," jelasnya.

Pasukan itu, kata Dedi, dikirim dari seluruh Kepolisian Daerah (Polda) yang masuk dalam Brimob Nusantara serta Perintis Nusantara yang merupakan anggota Sabhara Polri. "Semuanya itu dalam rangka untuk memberikan jaminan keamanan pada tanggal 22 baik sebelum, maupun pasca pengumuman tingkat nasional," katanya.

Namun ia memastikan pasukan yang berjaga saat aksi unjuk rasa nanti, tak akan dilengkapi peluru dan senjata tajam.

Baca Juga: Jelang Pengumuman KPU 22 Mei, Ini Pesan Sandiaga untuk Pendukungnya

2. Polri juga terus berupaya mengantisipasi serangan teror

H-2 Pengumuman Hasil Pemilu, Personel Pengamanan Ditambah Jadi 34 RibuANTARA FOTO/Muhammad Iqbal

Jenderal bintang satu itu menuturkan untuk mengantisipasi teror bom dan penumpang gelap, Detasemen Khusus (Densus) 88 Anti-Teror Polri terus berupaya melakukan pengembangan dan penangkapan terduga teroris.

"Fakta yang ada, pelaku (terduga teroris) sangat dekat dengan kita. Di Bekasi, Cilengsi, hari ini juga penegakan hukum preventive strike di Jakarta. Tidak menutup kemungkinan kelompok ini bergabung dalam aksi massa," tuturnya.

3. Koordinator massa aksi diminta tak memobilisasi massa

H-2 Pengumuman Hasil Pemilu, Personel Pengamanan Ditambah Jadi 34 RibuIDN Times/Axel Joshua Harianja

Dedi melanjutkan, koordinator aksi pada 22 Mei nanti, untuk tidak memobilisasi massa. Dedi mengatakan, massa akan datang dari berbagai wilayah di Indonesia seperti Aceh, Riau, Jawa, Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi.

“Kami sudah berkomunikasi dengan koordinator lapangan, mengimbau untuk tidak memobilisasi massa dalam jumlah besar,” kata Dedi.

Menurut Dedi, jumlah massa dari perwakilan tiap daerah tersebut bervariasi. Massa dari daerah tersebut juga sudah mulai bergerak menuju Jakarta. "Tapi jumlahnya tidak terlalu signifikan. Belum bisa diprediksi karena masih terus dihitung perkembangannya," ujarnya.

Baca Juga: Jelang Pengumuman Hasil Pemilu 2019, Wiranto: Ada Isu yang Seram-seram

4. Polri juga akan melakukan razia

H-2 Pengumuman Hasil Pemilu, Personel Pengamanan Ditambah Jadi 34 RibuIDN Times/Axel Joshua Harianja

Tak hanya itu, aparat kepolisian juga akan melakukan razia senjata tajam. Oleh karena itu, seluruh massa dari daerah yang akan berunjuk rasa di Jakarta, untuk tetap melakukan aksinya sesuai dengan koridor hukum.

"Jika Polri melakukan razia, diketemukan ada masyarakat yang misalnya membawa senjata tajam, benda-benda membahayakan dan bertentangan dengan hukum. Tentu akan diproses," jelas Dedi.

Aksi demo tersebut, kata Dedi, berfokus di KPU dan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu). Akan tetapi, massa lebih memilih berunjuk rasa di KPU sekaligus mendengarkan hasil perhitungan rekapitulasi suara secara nasional.

Baca Juga: Polri Jamin Tak Ada Kericuhan Pada Pengumuman Resmi Hasil Pemilu 2019

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya