Jaringan Teroris JAD Jawa Diduga Siapkan Serangan Pada Pemilu 2019

JAD Jawa memiliki pengalaman dan terlatih

Jakarta, IDN Times - Kepala Divisi (Kadiv) Humas Mabes Polri Irjen Pol. Muhammad Iqbal mengatakan sembilan terduga teroris yang tergabung dalam kelompok Jamaah Ansharut Daulah (JAD) Jawa akan melancarkan aksi teror mereka saat proses pemilihan umum (Pemilu) 2019.

Kesembilan terduga teroris itu ditangkap Tim Detasemen Khusus (Densus) 88 Anti-Teror Polri di dua wilayah berbeda, yakni Jawa Tengah dan Jawa Timur pada Selasa(14/5).

"Diduga mereka memanfaatkan momentum pesta demokrasi. Ya, diduga. Ada beberapa indikasi hal tersebut," kata Iqbal di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Kamis (16/5).

1. Polisi menjadi target teror mereka

Jaringan Teroris JAD Jawa Diduga Siapkan Serangan Pada Pemilu 2019IDN Times/Axel Joshua Harianja

Jenderal bintang dua itu menjelaskan aparat kepolisian menjadi target tetap kelompok teror, khususnya kelompok JAD Jawa tersebut.

"Salah satu sasaran jelas, mereka kan punya prinsip bahwa siapa pun yang tidak sealiran, itu adalah musuh mereka. Polisi jelas sasarannya, kantor-kantor polisi," jelas Iqbal.

Lebih lanjut, Densus 88 kata Iqbal hingga saat ini, masih terus melakukan penyidikan terhadap terduga teroris kelompok JAD Jawa lainnya.

"Tunggu saja teman Densus 88 seperti yang saya sampaikan masih menjejaki, terus bekerja. Ada beberapa target lain yang harus kami lakukan upaya paksa kepolisian," katanya.

Iqbal menambahkan, penangkapan terduga teroris tersebut juga sebagai upaya untuk mencegah serta mengantisipasi adanya indikasi-indikasi serangan teror.

"Untuk mengantisipasi terjadinya serangan teror pada momentum pesta demokrasi, momentum Ramadan, momentum hari raya, sehingga seluruh masyarakat dapat melakukan aktivitasnya aman, damai," katanya.

Baca Juga: 4 Pemain Sepak Bola Ini Tetap Berpuasa Ramadan Meski Harus Bertanding

2. JAD Jawa memiliki pengalaman dan terlatih

Jaringan Teroris JAD Jawa Diduga Siapkan Serangan Pada Pemilu 2019IDN Times/Axel Joshua Harianja

Sebelumnya Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karo Penmas) Divisi Humas Mabes Polri Brigjen Pol. Dedi Prasetyo menerangkan, kelompok JAD Jawa ini memiliki pengalaman, kemampuan dan militansi yang tinggi dibandingkan dengan kelompok JAD lampung dan JAD Bekasi yang sebelumnya telah ditangkap beberapa waktu yang lalu.

Hal ini dikarenakan sebagian dari kelompok JAD Jawa ini pernah pergi ke Suriah untuk menjalani latihan fisik, bela diri, serta penggunaan senjata api. Mereka, kata Dedi, pergi ke Suriah untuk bergabung dengan ISIS (Islamic State of Iraq and Suriah).

"Kelompok ini cukup berbahaya, memiliki pengalaman dan terlatih. Densus butuh kehati-hatian untuk melakukan penegakan hukum terhadap kelompok ini," terang Dedi Rabu (15/5) kemarin.

3. Densus 88 masih bersiaga untuk mencegah aksi terorisme di Jawa

Jaringan Teroris JAD Jawa Diduga Siapkan Serangan Pada Pemilu 2019ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal

Densus 88 kata Dedi, hingga saat ini masih bersiaga di lapangan untuk melakukan pencegahan aksi terorisme di Jawa. Kesembilan teroris yang telah ditangkap itu juga masih menjalani pemeriksaan secara intensif.

"Rekan-rekan Densus masih di lapangan, berupaya semaksimal mungkin melakukan preventive strike. Upaya mitigasi semaksimal mungkin agar kelompok ini tidak melakukan aksi terorismenya di Jawa," katanya.

Dalam penangkapan itu, Densus 88 turut menyita bara bukti berupa dua buah telepon genggam, dua buku ATM, dua buah flashdisk, satu buah laptop, satu buah hardisk dan beberapa catatan pribadi.

4. Berikut sembilan terduga teroris JAD Jawa yang telah dibekuk Densus 88

Jaringan Teroris JAD Jawa Diduga Siapkan Serangan Pada Pemilu 2019IDN Times/Axel Jo Harianja

Jenderal bintang satu ini pun menjelaskan, kesembilan terduga teroris JAD Jawa yang telah ditangkap tersebut. Yang pertama adalah AH alias Mamet yang ditangkap di Jalan Alternatif Gordong, Karang Rayun, Kabupaten Grobokan, Jawa Tengah, pukul 04.00 WIB pada Selasa (14/5).

" (AH) Pernah pergi ke Suriah pada Januari 2015 dan bergabung dengan kelompok ISIS di Suriah," kata Dedi.

Kedua, atas nama A alias David yang ditangkap di Kertosuro, Sukoharjo, sekitar pukul 05.00 WIB. A juga pernah pergi ke Suriah. Yang Ketiga, IH alias Iskandar ditangkap di Gemolong, Sragen, pukul 04.40 WIB.

"Keterlibatannya mengikuti i'dad fisik dan beladiri dengan tujuan hijrah ke Suriah. Yang bersangkutan mengikuti latihan fisik bela diri dan menggunakan senjata replika. Berangkat ke Suriah Oktober 2014, kembali ke Indonesia Agustus 2017," jelasnya.

Yang keempat atas nama AU alias AL yang ditangkap di Dukuh Kauman, Prambatan Lor, Kaliungu, Kudus, Jawa Tengah, sekitar pukul 06.51 WIB. Keterlibatan AU pada ISIS kata Dedi, berperan di bagian logistik serta melakukan survei, mengambil foto dan video tentang pembagian logistik yang ada di Suriah.

"Kelima JM alias Jundi alias Dian ditangkap di Desa Sowan Kidul, Jepara. Dia belum punya pengalaman ke Suriah. Keenam AM alias Farel ditangkap di Jalan Raya Gemolong Sragen, sekitar pukul 04.15 WIB," ujarnya.

Untuk tersangka AM kata Dedi, pernah berangkat ke Suriah namun hanya sampai di Turki. Saat di Turki ia tertangkap dan dideportasi ke Indonesia.

"Yang bersangkutan berangkat lagi ke Suriah kedua kali, ditangkap lagi di Turki, dideportasi lagi kedua kalinya," sambungnya.

Ketujuh, AS alias Tatang ditangkap di Kimia Farma, Jalan Veteran 28 Semarang, Jawa Tengah, sekitar pukul 03.44 WIB. Keterlibatan AS dalam kelompok JAD ini yaitu pergi ke Suriah pada tahun 2013 dan pernah I'dad atau latihan fisik.

"Kedelapan atas nama PT alias Dharma ditangkap di toko Kimia Farma juga. Keterlibatannya sama juga dengan tersangka AS alias Tatang. Tersangka kesembilan ditangkap di Jawa Timur atas nama JD. Keterlibatan yang bersangkutan sebagai koordinator pelatihan di Jawa Tengah, dari 2016-2019. Ini sebagai koordinator secara keseluruhan dalam kelompok JAD di Jawa," ungkap Dedi.

Baca Juga: Terduga Teroris Penjual Kacamata 10 Tahun Tinggal di Caruban

Topik:

  • Dwi Agustiar

Berita Terkini Lainnya