KDRT Meningkat Saat Corona, Ini Cara Kapolres Tegal Kota Mengatasinya

Salah satunya melatih perempuan membuat kain tenun goyor

Jakarta, IDN Times - Pandemik COVID-19 tidak hanya membuat perubahan pada sektor ekonomi dan kesehatan. Wabah virus corona juga memicu terjadinya kekerasan dalam rumah tangga (KDRT).

Kapolres Tegal Kota AKBP Rita Wulandari Wibowo mengatakan, kekerasan yang paling dekat adalah ketika media daring dimanfaatkan sebagai media belajar anak-anak, padahal aturannya belum tegas dan jelas.

Hal itu diungkapkan Rita, dalam Webinar Menjaga Indonesia yang diselenggarakan IDN Times, dengan tema 'Kisah Mereka Garda Terdepan Negeri'.

"Berdasarkan pengalaman saya menangani kejahatan berbasis media siber, itu kejahatan-kejahatannya seperti adanya game online juga ada indikasi pornografi anak. Kemudian, muncul juga beberapa kejahatan seperti sextortion, pornografi, bullying, kemudian morphing, stalking, pencemaran nama baik ada bullying-nya juga di situ dan juga seksual exploitation. Nah ini dari sisi sibernya," kata Rita, Selasa (11/8/2020).

Baca Juga: Wahai Orangtua, Waspadai Kekerasan Seksual pada Anak!

1. Polisi kedepankan upaya preventif untuk menekan kasus KDRT

KDRT Meningkat Saat Corona, Ini Cara Kapolres Tegal Kota MengatasinyaIlustrasi Kekerasan dalam Rumah Tangga (IDN Times/Sukma Shakti)

Rita menjelaskan, upaya yang dilakukan pihaknya untuk menekan kasus KDRT adalah dengan upaya preventif. Upaya preventif itu antara lain memberdayakan perempuan di rusunawa Kota Tegal, Jawa Tengah. Program itu dibuat Rita dengan menggandeng pelaku-pelaku UMKM.

"Salah satunya dengan membuat sarung tenun goyor yang saat ini kita awali, dan juga saya kerja sama dengan pihak pemerintah kota setempat," ucapnya.

Rita berharap, dengan diberdayakannya para perempuan tersebut, bisa menambah pendapatan keluarga.

"Maka ini akan bisa menjadi salah satu solusi agar permasalahan ekonomi bisa tertangani. Karena, KDRT beberapa kasus yang kita temukan ujung-ujungnya terkait dengan masalah ekonomi karena mereka lapar, pengangguran, jadi mereka miskin. Lapar terus ya akhirnya dampaknya ke mana-mana," kata Rita.

2. Anak-anak tetap mendapatkan haknya saat ibunya bekerja

KDRT Meningkat Saat Corona, Ini Cara Kapolres Tegal Kota MengatasinyaIDN Times/ Muchammad

Selain melatih perempuan untuk membuat dan memproduksi kain tenun goyor yang menjadi produk khas Kota Tegal, Rita bersama jajarannya tetap memperhatikan anak-anak para perempuan itu. Anak-anak tersebut ditempatkan di satu ruangan PAUD.

"Saya sudah bekerja sama dengan beberapa lembaga kemasyarakatan di sini, untuk memberikan edukasi kepada anak-anak yang dititipkan selama si ibu melakukan latihan atau membuat sarung tenun itu," ungkapnya.

"Artinya, kegiatan-kegiatan ini akan saling berhubungan, terpenuhi kebutuhan ekonomi dan juga tercegahnya dari kekerasan dalam rumah tangga. Itu yang kami lakukan di sini," sambungnya.

3. Polisi hadir setiap saat untuk membantu perekonomian masyarakat Kota Tegal

KDRT Meningkat Saat Corona, Ini Cara Kapolres Tegal Kota MengatasinyaIDN Times/ Muchammad

Rita menuturkan, polisi akan hadir kapan pun selama 24 jam, untuk membantu masyarakat yang terdampak COVID-19. Apa pun permasalahan yang ditemukan di lapangan, maka secara cepat informasi itu akan tersampaikan.

"Sehingga kami dengan Forkopimda sudah memiliki cadangan-cadangan untuk bisa memberikan bantuan sosial kepada masyarakat yang membutuhkan itu, dari sisi pemenuhan ekonomi," tuturnya.

Kemudian, dari sisi pemberdayaan, polisi mulai menghidupkan lagi pos-pos siskamling yang disebut kampung siaga candi.

"Nah, kami sudah ada puluhan kampung siaga candi di Kota Tegal. Hampir seluruh kampung sudah kita nyatakan sebagai kampung siaga candi, yang mana kampung ini diartikan bahwa dia memiliki ketangguhan," ujar mantan Kanit IV Subdit I Dittipidsiber Bareskrim Polri ini.

Baca Juga: Masa Pandemik, Anak dan Perempuan Rentan Jadi Korban KDRT

Topik:

  • Sunariyah

Berita Terkini Lainnya