KPK Sebut Banyak Generasi Muda yang Terjerat Korupsi, Kenapa Sih?

Millennial harusnya membantu pemberantasan korupsi guys!

Jakarta, IDN Times - Wakil Ketua KPK, Lili Pintauli Siregar mengatakan, generasi muda harus berperan penting dalam memberantas korupsi di Indonesia. Dia mengatakan, ada banyak cara yang dilakukan KPK dalam melakukan pencegahan tindak pidana korupsi.

"Teman-teman generasi muda memanfaatkan alat teknologi untuk melakukan monitoring sebagaimana memantau pejabatnya. Kemudian bagaimana melihat anggaran, membaca anggaran, kemudian bagaimana melakukan audit sosial dan bagaimana memantau di media sosialnya," kata Lili dalam acara Webinar IDN Times bertajuk Menjaga Indonesia, yang bertema 75 Tahun Merdeka, Kok Masih Rajin Korupsi, Jumat (14/8/2020).

1. Generasi muda harus mulai mempunyai integritas yang baik

KPK Sebut Banyak Generasi Muda yang Terjerat Korupsi, Kenapa Sih?Ilustrasi bekerja memakai masker. (IDN Times/Panji Galih Aksoro)

Lili mengatakan, ada strategi bagaimana kaum muda di 75 tahun Indonesia merdeka bisa membantu pemberantasan korupsi. Di antaranya, harus memulai dari sendiri mempunyai integritas yang baik.

Kemudian, harus menularkan pada organisasi, pada kelompoknya, kepada keluarganya, kepada komunitasnya dan bagaimana dia meningkatkan kapasitasnya.

"Dia aktif pada hal-hal yang positif. Kemudian dia mempelajari hal-hal baik untuk melakukan perbaikan dan dia bergerak sama-sama dengan seluruh elemen bangsa dan kemudian dengan masyarakat lain," katanya.

Baca Juga: Faisal Basri: Bukannya Diperkuat, KPK Justru Sudah Mau Dikubur

2. Generasi muda ternyata banyak yang terjerat kasus korupsi

KPK Sebut Banyak Generasi Muda yang Terjerat Korupsi, Kenapa Sih?Muhammad Nazaruddin mendapatkan surat bebas murni di Bapas Bandung, Kamis (13/8/2020). IDN Times/Debbie Sutrisno

Dalam paparannya, ternyata banyak orang-orang muda yang juga menjadi pelaku korupsi. Seperti halnya Muhammad Nazaruddin terjerat kasus korupsi saat berusia 33 tahun, hingga Zumi Zola saat berusia 38 tahun.

"Harusnya, generasi memberikan kontribusi, memberikan contoh teladan kepada masyarakat. Sebagai orang muda, sebagai pemimpin, sebagai mempunyai profesi yang baik, justru terjerembab dengan kasus-kasus korupsi," ucapnya.

Lili memaparkan, berdasarkan data penanganan tipikor oleh KPK dari 2004 hingga Mei 2020, pelaku tipikor yang paling tinggi berhubungan dengan kasus suap mencapai 683 kasus. Kemudian, pelaku yang paling banyak terjerat kasus tipikor sebanyak 297 orang dari pihak swasta.

"Nah, lalu kita bisa melihat ada banyak penyelenggara daerah mulai dari eselon 1, 2, 3, 4 itu juga cukup tinggi dan kemudian bagaimana kepala daerah. Kita bisa melihat ini semua hal yang berhubungan bagaimana repotnya birokrasi pengurusan perizinan, bagaimana ketidaksinkronan antara satu dengan yang lain. Kemudian kita bisa melihat kalau seluruh kementerian lembaga itu melakukan apa yang menjadi rencana aksinya," paparnya.

Lili meyakini, tindakan korupsi akan sulit dilakukan karena sudah mulai ada perbaikan sistem, kesadaran manusianya dan penegakan hukum yang tegas.

3. Indeks persepsi korupsi Indonesia mengarah pada kebaikan

KPK Sebut Banyak Generasi Muda yang Terjerat Korupsi, Kenapa Sih?Ilustrasi gedung KPK (IDN Times/Vanny El Rahman)

Lili melanjutkan, indeks persepsi korupsi Indonesia mengalami kenaikan 2 poin dari tahun sebelumnya. Menurut dia, tren tersebut mengarah kepada kebaikan.

"Kita melihat sekarang kita ada di skor 40, tapi itu kan tidak semata karena KPK sendiri. Itu lebih karena adanya keinginan bersama dari seluruh elemen masyarakat, swasta, pemerintah, partai politik dan kemudian aparat penegak hukum semua," jelasnya.

"Di dalam Undang-Undang (Nomor 19 Tahun) 2019 itu (KPK) mengedepankan pencegahan kemudian monitoring, koordinasi, supervisi kemudian lalu penindakan dan eksekusi," imbuhnya.

Baca Juga: Wakil Ketua KPK Cekcok dengan Putra Amien Rais, Ini Penjelasan Garuda

Topik:

  • Dwifantya Aquina

Berita Terkini Lainnya