Mencari Dalang di Balik Ricuh Saat Aksi 22 Mei

Pemerintah mengaku sudah mengetahui siapa dalangnya

Jakarta, IDN Times - Aksi unjuk rasa yang digelar sekelompok massa pada 21-22 Mei berujung ricuh. Pemerintah menyebut ada pihak-pihak yang mendompleng dan menjadi dalang terjadinya kerusuhan dalam aksi tersebut.

Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Jenderal TNI (Purn) Wiranto mengatakan pemerintah sudah mengetahui dalang kericuhan dalam aksi 21-22 Mei. Hal tersebut, menurutnya, diketahui berdasarkan hasil investigasi.

"Aparat keamanan dengan segenap kekuatan akan bertindak tegas secara hukum," kata Wiranto pada konferensi pers pada 22 Mei, dalam hal tindak lanjut terhadap dalang kerusuhan tersebut.

"Jangan sampai kita diadu domba sehingga persatuan kita bisa terpengaruh. Kami mengharapkan, seluruh masyarakat tidak terpengaruh menerima penjelasan-penjelasan yang tidak rasional. Kita sepakat bahwa negara tidak boleh kalah dalam aksi jahat seperti ini," ujarnya.

1. Menkopolhukam menilai dalang itu mengatur skenario untuk memojokkan pemerintah

Mencari Dalang di Balik Ricuh Saat Aksi 22 MeiIDN Times/Axel Joshua Harianja

Wiranto menyimpulkan bahwa, ada niat atau skenario untuk membuat kekacauan dengan menyalahkan petugas aparat keamanan. Hal itu, menurutnya, bertujuan membangun antipati kepada pemerintah yang sah.

"Tindakan mereka juga bertujuan untuk membangun suatu kebencian kepada pemerintah yang saat ini sedang melakukan upaya-upaya untuk menyejahterakan rakyat."

Baca Juga: Provokator Aksi 22 Mei Buat WA Grup untuk Koordinasi Massa Bayaran

2. Polisi menyebut ada otak alias aktor intelektual yang membayar para perusuh itu

Mencari Dalang di Balik Ricuh Saat Aksi 22 MeiIDN Times/Axel Joshua Harianja

Di sisi lain, polisi menyatakan ada dugaan peran aktor intelektual dalam kerusuhan yang terjadi di aksi unjuk rasa tersebut. Berdasarkan hasil pemeriksaan polisi terhadap 300 tersangka perusuh, ada aktor intelektual yang menyuruh dan membayar mereka. Polisi menemukan uang Rp5 juta dalam setiap amplop.

"Setelah kita tanyakan, uang itu dari seseorang. Seseorang sedang kita gali, siapa seseorang itu yang telah memberikan dana operasional dan amplop. Perusuh ini disuruh, di-setting," jelas Kepala Bidang (Kabid) Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol. Argo Yuwono.

Argo menambahkan, para tersangka perusuh itu berasal dari luar Jakarta. "Mereka ada yang berasal dari wilayah Jawa Barat dan melakukan pertemuan dengan seseorang yang ditemui di wilayah Sunda Kelapa. Kita sedang cari siapa orang yang ditemui itu."

Selain itu, polisi juga menyita uang dolar Amerika yang berjumlah sekitar US$2.760 dari salah seorang tersangka. Kepada polisi, tersangka mengaku mendapatkan uang dolar itu dari salah seseorang yang hingga kini masih diburu oleh aparat kepolisian.

"(Uang dolar) ini dari Lombok, peserta dari Lombok. Ini di tempat kejadian perkara di Bawaslu," katanya.

3. Pemeriksaan atas penemuan ambulans Partai Gerindra yang berisi batu mengarah ke aktor intelektual?

Mencari Dalang di Balik Ricuh Saat Aksi 22 MeiIDN Times/Axel Jo Harianja

Polisi juga masih mendalami penemuan mobil ambulans berlambang Partai Gerindra, yang di dalamnya berisi batu di lokasi unjuk rasa. Polisi telah memeriksa 10 saksi untuk mencari tahu aktor intelektual.

"Mengarah nanti kepada aktor intelektual mendesain ini," kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karo Penmas) Divisi Humas Mabes Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo.

Meski begitu, Dedi belum dapat memastikan apakah aktor intelektual yang dimaksud merupakan bagian dari Partai Gerindra. "Ya itu masih didalami. Karena ada logo partai politik. Tapi apa benar milik partai politik atau simpatisan, atau pengurus partai politik, masih didalami," jelas Dedi.

Berdasarkan hasil pemeriksaan sementara, polisi menemukan bahwa mobil tersebut dikirim ke Jakarta oleh Ketua DPC Tasikmalaya sebagai bantuan dalam bidang medis untuk mendukung aksi unjuk rasa.

Baca Juga: Kasus Ambulans Gerindra, Ini Keterangan dari Perusahaan Pemilik

4. Polri menyatakan kelompok Garis, yang terafiliasi dengan ISIS, menunggangi aksi unjuk rasa

Mencari Dalang di Balik Ricuh Saat Aksi 22 MeiIDN Times/Dok. Istimewa

Selain itu, polisi juga menduga aksi unjuk rasa pada 21-22 Mei telah ditunggangi kelompok yang terafiliasi dengan ISIS. Kepala Divisi (Kadiv) Humas Polri Irjen Pol. Muhammad Iqbal mengungkapkan hal itu diketahui dari pendalaman atas dua tersangka yang telah ditangkap. Mereka berasal dari kempok Gerakan Reformis Islam (Garis).

"Kami menemukan dua tersangka dari luar Jakarta yang terafiliasi dengan kelompok Garis. Sama-sama kita ketahui bahwa kelompok Garis ini pernah menyatakan sebagai pendukung ISIS Indonesia," kata Iqbal di Gedung Kemenko Polhukam, Jakarta Pusat, Kamis (23/5).

Polisi juga sudah menyita ambulans milik kelompok Garis yang berada di belakang kantor Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) usai aksi anarkis pada 22 Mei dini hari. Polri ambulans tersebut digunakan untuk mengangkut para perusuh. Hal itu diduga bertujuan mengelabui aparat kepolisian yang bertugas.

Baca Juga: Polisi Sita Ambulans Milik Garis, Kelompok Simpatisan ISIS

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya