Polri Gelar Olah TKP Ulang Dalam Kasus Kematian Akseyna Ahad Dori

Akseyna sempat disebut Polri meninggal karena bunuh diri

Jakarta, IDN Times - Setelah terjadi lima tahun lalu, kasus kematian Akseyna Ahad Dori tiba-tiba kembali menjadi perbincangan publik. Polisi rupanya melakukan olah TKP ulang untuk menuntaskan perkara kematian mahasiswa Universitas Indonesia (UI) tersebut.

Menurut Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Divisi Humas Mabes Polri, Brigjen (Pol) Argo Yuwono, Polri tak pernah berhenti menyelidiki kasus itu.

"Namanya (kasus Akseyna) itu masih utang, jadi kita perlu melakukan penyelidikan. Mencari temuan-temuan baru, didapat atau tidak. Kita tetap berupaya untuk mencari pembuktian yang baru supaya bisa mengungkap siapa pelakunya," ungkap Argo di Mabes Polri, Jakarta Selatan pada Selasa (4/2).

Lalu, akan kah Polri kali ini merasa optimistis bisa menangkap siapa dalang di balik terbunuhnya Akseyna?

1. Olah TKP ulang merupakan hal yang biasa

Polri Gelar Olah TKP Ulang Dalam Kasus Kematian Akseyna Ahad DoriKaropenmas Divisi Humas Mabes Polri, Brigjen Pol. Argo Yuwono (Dok. Humas Polri)

Kepolisian khususnya Polres Depok, Jawa Barat, kembali melakukan olah TKP pada Senin (3/2) kemarin. Polisi juga sudah memeriksa 28 orang saksi untuk bisa mengungkap kasus ini. Argo menegaskan olah TKP ulang dalam suatu kasus merupakan hal yang biasa.

"Kami melakukan (olah TKP) bisa dua kali, tiga kali, bisa empat kali, ada beberapa kasus yang kemarin bisa tujuh kali kita lakukan. Kami ingin penyidik memastikan misalnya mendapatkan informasi baru, dan melakukan olah TKP kembali," ungkap Argo. 

Baca Juga: Misteri Kematian Akseyna Belum Terungkap Sejak 2015, Apa Sikap Polri?

2. Ayah Akseyna yakin polisi mampu ungkap kasus kematian anaknya

Polri Gelar Olah TKP Ulang Dalam Kasus Kematian Akseyna Ahad Dori(Ilustrasi pembunuhan) IDN Times

Dikonfirmasi terpisah, Ayah Akseyna Kolonel (Sus) Mardoto mengatakan, keluarganya terus berharap para pelaku pembunuhan segera tertangkap. Ia juga ingin, terduga pelaku nantinya diproses secara hukum demi keadilan.

"Saya masih berpikir positif polisi mampu dan masih menjalankan tugasnya mengungkap kasus pembunuhan anak saya ini," ujar Mardoto saat dihubungi IDN Times hari ini.

3. Polri akui sulit ungkap kasus kematian Akseyna

Polri Gelar Olah TKP Ulang Dalam Kasus Kematian Akseyna Ahad DoriIDN Times/Ardiansyah Fajar

Sebelumnya, mantan Direktur Reserse Kriminal Umum (Direskrimum) Polda Metro Jaya, Kombes (Pol) Krishna Murti mengaku, kasus pembunuhan Akseyna merupakan perkara yang paling sulit pada tahun 2015 lalu. Ada beberapa alasan mengapa kasusnya sulit diungkap hingga kini.

Pertama, Polsek Beji terlambat dalam memasang garis polisi di sekitar Tempat Kejadian Perkara (TKP). Kesimpulan awal yang dibuat terlalu terburu-buru, bahwa Akseyna meregang nyawa karena bunuh diri. Tempat ditemukannya jenazah Akseyna pun sudah rusak karena dikerumuni warga.

Hal ini dikarenakan, pada awalnya sudah disimpulkan bahwa Akseyna bunuh diri, sehingga TKP tidak diperlakukan dengan baik. Lantas penyelidik merasa kesusahan untuk melakukan penyelidikan lebih lanjut.

Selain itu, mayat Akseyna yang langsung dievakuasi jelas membuat banyak hal-hal kecil yang sebenarnya bisa membantu penyelidikan jadi hilang. Padahal apabila mayat dibiarkan tetap di TKP, polisi akan mampu mengeksplorasi temuan-temuan di lapangan dengan maksimal.

4. Polisi kemudian memastikan Akseyna tewas dibunuh

Polri Gelar Olah TKP Ulang Dalam Kasus Kematian Akseyna Ahad DoriIlustrasi (IDN Times/Sahrul Ramadan)

Akseyna atau yang sering disapa Ace ditemukan tewas mengambang di Danau Kenanga UI pada Kamis, 26 Maret 2015. Semula, polisi sempat menduga Ace bunuh diri. Dugaan itu diperkuat karena ditemukan secarik kertas di kamar kost Ace. 

Namun, belakangan, polisi menyebut Ace dibunuh. Surat yang ditulis tangan, disebut Polri bukan ditulis oleh Ace melainkan oleh dua orang. 

Ditambah lagi, ada sobekan di sepatunya yang diduga rusak karena ia diseret pelaku menuju Danau Kenanga, tempat jenazah Ace ditemukan mengambang dengan menggendong tas ransel berisi batu. Sayang, dugaan itu tidak pernah didukung dengan kekuatan bukti. 

Baca Juga: Dugaan Pembunuhan Tidak Terbukti, 25 Saksi Bantu Ungkap Kematian Lina

Topik:

Berita Terkini Lainnya