Polri Jamin Tak Ada Kericuhan Pada Pengumuman Resmi Hasil Pemilu 2019

32 ribu personel TNI/Polri dikerahkan pada 22 Mei 2019

Jakarta, IDN Times - Kepala Divisi (Kadiv) Humas Mabes Polri Irjen Pol. Muhammad Iqbal mengatakan pihaknya menjamin tak akan ada kericuhan pada saat pengumuman hasil rekapitulasi suara pemilihan umum (Pemilu) 2019 di Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada 22 Mei 2019 mendatang.

"Kita jamin aman. Polisi di backup oleh TNI meyakinkan semua wilayah NKRI, Insya Allah aman," kata Iqbal di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Kamis(16/5).

1. Masyarakat diimbau menyampaikan pendapat umum sesuai koridor

Polri Jamin Tak Ada Kericuhan Pada Pengumuman Resmi Hasil Pemilu 2019IDN Times/Axel Joshua Harianja

Iqbal juga mengimbau, masyarakat yang akan berunjuk rasa pada hari pengumuman hasil pemilu tersebut, harus mematuhi undang-undang dan sesuai koridor hukum. Hal ini dikarenakan, penyampaian pendapat di muka umum bersifat tidak absolut.

"Penyampaian pendapat di muka umum itu tidak absolut, ada batasan-batasan, menghormati hak asasi orang, memperhatikan persatuan dan kesatuan bangsa dan sebagainya," ujar Iqbal.

Iqbal menambahkan, masyarakat diminta untuk tidak mudah percaya dengan informasi dan konten provokatif yang beredar di media sosial. Polri kata Iqbal, juga telah melakukan upaya untuk Sementara mengidentifikasi konten-konten tersebut.

"Prinsip institusi kepolisian itu selalu tidak boleh underestimate. Kita kan ada petugas patroli siber yang tugasnya melakukan profiling, mengidentifikasi ini siapa yang menyebar konten ini, motifnya apa," ucap Iqbal.

2. 32 ribu personel TNI/Polri siap kawal pengumuman resmi hasil pemilu 2019

Polri Jamin Tak Ada Kericuhan Pada Pengumuman Resmi Hasil Pemilu 2019IDN Times/Istimewa

Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karo Penmas) Divisi Humas Mabes Polri Brigjen Pol. Dedi Prasetyo sebelumnya mengungkapkan, pihaknya telah siap untuk mengamankan pengumuman resmi hasil pemilu 2019, pada 22 Mei 2019 mendatang.

"Oleh karenanya, aparat kepolisian bersama TNI sedang mempersiapkan kurang lebih 32 ribu personel dalam rangka untuk melakukan pengamanan sebelum pelaksanaan tanggal 22 (Mei 2019)," jelas Dedi di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Senin(13/5).

"Artinya tanggal 20 (Mei 2019), sudah siap semua. Fokus dan sasaran pengamanan KPU dan Bawaslu, dan obyek-obyek vital nasional lainnya," sambungnya.

3. KPU menjadi fokus utama pengamanan

Polri Jamin Tak Ada Kericuhan Pada Pengumuman Resmi Hasil Pemilu 2019IDN Times/Ilyas Listianto Mujib

Dedi menerangkan, pengamanan pada hari pengumuman akan difokuskan di KPU. Hal itu disebabkan, KPU menjadi pusat pengumuman hasil pemungutan suara.

"Pengamanan hari H nya fokus utama memang KPU. Karena KPU merupakan suatu pusat, epicentrumnya. Karena mengumumkan pemungutan suara Pileg, Pilpres secara nasional," jelas Dedi.

4. Pengamanan di KPU dibagi menjadi 4 ring

Polri Jamin Tak Ada Kericuhan Pada Pengumuman Resmi Hasil Pemilu 2019IDN Times/Axel Joshua Harianja

Pengamanan di KPU, lanjut Dedi, tetap sesuai dengan standard operation procedure (SOP), yaitu dengan membagi 4 ring. Ring 1 adalah di kantor KPU sendiri. Dimana ruang itu akan digunakan KPU untuk menyampaikan hasil secara terbuka dan diliput oleh seluruh media, dan bisa disaksikan oleh seluruh saksi.

"Itu penting, di ring 1 harus clear. Pengamanan harus ketat agar tidak mengganggu proses penyampaian yang akan disampaikan oleh KPU," kata Dedi.

"Kemudian, ring 2 berada di sekitar gedung. Masih dalam gedung itu juga masih dalam pengamanan secara ketat. Semua yang akan masuk harus betul-betul diverifikasi dengan Safety door, diperiksa manual dengan metal detector itu penting, sesuai SOP," katanya lagi.

Untuk ring 3, pengamanan akan difokuskan di halaman KPU. Seluruh kendaraan yang akan mau masuk ke KPU, kata Dedi, harus diperiksa. Dan yang terakhir, ring 4 pengamanan difokuskan di seluruh jalan.

Dalam kesempatan itu, Dedi kemudian memaparkan alasan Polri menerapkan pola pengamanan tersebut. Hal itu disebabkan, adanya indikasi penyerangan yang akan dilakukan kelompok teroris Jaringan Ansharut Daulah (JAD) pada hari pengumuman tersebut.

"Karena sudah ada indikasi, beberapa minggu lalu kita sudah melakukan penangkapan terhadap JAD Lampung dan Bekasi. Dan pemeriksaan terhadap dua kelompok tersebut, mereka sepakat akan melakukan serangan saat massa kumpul di KPU tanggal 22 (Mei 2019). Ini perlu kita antisipasi secara maksimal," papar Dedi.

Dedi mengatakan, Detasemen Khusus (Densus) 88 Anti-Teror Polri terus berupaya melakukan pengejaran terhadap kelompok-kelompok teroris tersebut.

"Masih ada (kelompok teroris). Masih dalam pengejaran Densus 88. Dia bisa melakukan serangan sebelum tanggal 22 (Mei 2019) maupun saat tanggal 22 (Mei 2019) itu sendiri," jelas Dedi.

Selain itu, Polri melalui Direktorat Siber Mabes Polri juga bekerja sama dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia (Kemenkominfo) dan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) untuk terus melakukan kegiatan Cyber patroli di media sosial.

Hal itu dilakukan, guna memitigasi terhadap seluruh akun-akun yang menyebarkan konten berita hoaks atau konten berisi provokasi.

"Kita terus akan melakukan kerjasama. Kemenkominfo terus akan melakukan take down dan pemblokiran terhadap akun-akun yang menyebarkan konten-konten tentang berita hoaks dan yang bisa membahayakan kesatuan bangsa. Itu terus kita lakukan," jelasnya.

Baca Juga: Bawaslu: KPU Terbukti Langgar Prosedur Input Sistem Informasi Pemilu 

Topik:

  • Dwi Agustiar

Berita Terkini Lainnya