Prabowo Sindir Presiden Sebelum Jokowi, Ardy Demokrat Tinggalkan Debat

Politikus Demokrat Ferdinand juga keluar dari ruang debat

Jakarta, IDN Times - Debat pamungkas Pilpres 2019 telah digelar, Sabtu (13/4) malam. Namun, saat debat masih berlangsung, salah seorang kader Partai Demokrat keluar dari ruangan debat dan mengamuk. Ia juga mengancam keluar dari koalisi Prabowo-Sandiaga.

"Bilang Pak AHY (Agus Harimurti Yudhoyono) kita keluar dari koalisi! Gua Ardy Mbalembout! Kita keluar dari koalisi! Saya sekretaris divisi advokasi Partai Demokrat," ujarnya dengan nada tinggi di Hotel Sultan, Jakarta, Sabtu (13/4).

Tak lama berselang, Kadiv Advokasi dan Hukum DPP Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean pun ikut keluar dari ruangan debat. Ia mengaku, harus pulang karena sakit perut.

"Saya sakit perut mau pulang dulu. Mau tidur kita," kata Ferdinand.

Ketika disinggung wartawan apakah anggotanya mengamuk karena ucapan Prabowo, Ferdinand membantah. Ferdinand mengatakan, apa yang disampaikan Prabowo soal presiden sebelum Jokowi, adalah pernyataan yang belum lengkap.

"Ini kan dia punya undangan. Gelangnya katanya gak ada, jadi gak bisa masuk ya dia marah proteslah, marah itu.Ya itu anggota saya di divisi hukum. Itu reaksi emosional sesaat saja, gak perlu dipermasalahkan. Kita tetap mendukung Pak Prabowo dan Pak Sandi," kata Ferdinand.

Masa kampanye Pilpres 2019 memasuki masa akhir. Debat calon presiden dan calon wakil presiden kelima yang berlangsung, Sabtu malam, menjadi penutup. Debat pamungkas di Hotel Sultan ini mengangkat tema kesejahteraan sosial dan terkait isu ekonomi.

Capres nomor urut 02 Prabowo Subianto merasa di atas angin, lantaran isu tersebut diklaim selalu jadi fokus utama. Di hadapan para pendukungnya, Prabowo mengatakan, sejak awal arah pembangunan Indonesia sudah keliru.

"Terjadi de-industrialisasi, tidak ada strategi yang jelas yang dijalankan oleh pemerintah. Rancang bangun ekonomi justru menyimpang dari cita-cita pendiri bangsa," kata Prabowo dalam debat pamungkas Pilpres 2019.

Mantan Danjen Kopassus itu kembali menyinggung dampak dari kebijakan yang salah arah tersebut, kekayaan alam Indonesia justru dibawa kabur ke luar negeri.

"Hal itu juga diakui oleh pemerintah, bahwa kekayaan negara dibawa ke luar negeri," tutur dia.

Namun uniknya, Prabowo tidak semata-mata menyalahkan Jokowi atas hal tersebut. Dia mengatakan, kebijakan pembangunan salah arah itu adalah kekeliruan enam presiden lainnya, termasuk mantan mertuanya, Soeharto. Oleh sebab itu, ia mendorong agar pemerintahan selanjutnya belajar dari kesalahan dan segera berbenah.

"Saya tidak menyalahkan Pak Jokowi. Itu kesalahan kita sebagai bangsa yag sudah berjalan puluhan tahun. Tapi harus disadari, kita bisa belajar dari negara yang lebih maju seperti Republik Rakyat Tiongkok," kata dia lagi.

Dalam pandangan Prabowo, Negeri Tirai Bambu berhasil mengurangi tingkat kemiskinan rakyatnya dalam kurun waktu 40 tahun. Namun, untuk mengerjakan pekerjaan rumah besar tersebut, Prabowo melanjutkan, tidak bisa sendiri.  "Kita semua harus ikut bertanggung jawab," ujarnya lagi.

Topik:

  • Sunariyah

Berita Terkini Lainnya