Prada MI Jadi Tersangka karena Berbohong di Insiden Polsek Ciracas

Total ada 50 tersangka terkait kasus ini

Jakarta, IDN Times - Komandan Pusat Polisi Militer TNI AD (Danpuspomad), Letjen Dodik Wijanarko mengatakan, pihaknya sudah memeriksa Prajurit Dua (Prada) berinisial MI pada Jumat, 4 September 2020, terkait insiden penyerangan dan perusakan Polsek Ciracas, Jakarta Timur.

"Setelah dilakukan pemeriksaan secara maraton oleh penyidik, maka pada 5 September 2020 statusnya ditetapkan sebagai tersangka," kata Dodik di Markas Puspomad, Jakarta, Rabu (9/9/2020).

Baca Juga: 29 Prajurit TNI AD Jadi Tersangka Kasus Pengrusakan Polsek Ciracas

1. Total ada 50 tersangka terkait kasus ini

Prada MI Jadi Tersangka karena Berbohong di Insiden Polsek CiracasKomandan Pusat Polisi Militer TNI Angkatan (Puspomad) Letjen TNI Dodik Widjanarko saat jumpa pers terkait perkembangan kasus perusakan Mapolsek Ciracas, di Kantor Puspomad, Jakarta, Kamis (3/9/2020). (ANTARA/HO-Penerangan Puspomad)

Atas perbuatannya, Prada MI dikenakan Pasal 14 ayat 1 juncto ayat 2 Undang-Undang (UU) Nomor 1 Tahun 1948, tentang Peraturan Hukum Pidana. Dodik menjelaskan, aturan itu berbunyi barang siapa dengan menyiarkan berita bohong, sengaja menerbitkan keonaran di kalangan masyarakat, dihukum dengan penjara setinggi-tingginya 10 tahun. 

"(Kedua) Barang siapa menyiarkan suatu berita, mengeluarkan pemberitahuan yang dapat menerbitkan keonaran di kalangan masyarakat, sedangkan dia patut menyangka bahwa berita pemberitahuan itu adalah bohong, dihukum penjara setinggi-tingginya 3 tahun," jelasnya.

Dodik menambahkan, berdasarkan penyelidikan dan penyidikan dari Kamis 3 September 2020 hingga Selasa 8 September 2020, pihaknya sudah memeriksa 81 personel yang terdiri dari 34 satuan.

"Yang sudah dinaikkan statusnya menjadi tersangka dan ditahan sebayak 50 personel, dilakukan pendalaman sebanyak tiga personel, 23 personel sementara dikembalikan ke kesatuannya karena murni hanya sebagai saksi. Proses penyelidikan dan penyidikan masih terus berjalan sesuai ketentuan hukum," ungkapnya.

2. Prada MI berbohong karena takut ketahuan habis minum anggur merah

Prada MI Jadi Tersangka karena Berbohong di Insiden Polsek CiracasSuasana pasca-penyerangan di Polsek Ciracas, Jakarta, Sabtu, (29/8/2020). Polsek Ciracas dikabarkan diserang oleh sejumlah orang tak dikenal pada Sabtu (29/8) dini hari. ANTARA FOTO/Asprilla Dwi Adha

Dodik mengungkapkan, Prada MI sebenarnya bukan dikeroyok. Melainkan mengalami kecelakaan tunggal. Namun, dia ternyata sempat menenggak minuman keras sebelum kecelakaan terjadi. Hal ini dikuatkan keterangan saksi yakni Serka ZBH dan Prada AN. Mereka minum bersama dan Prada MI minum dua gelas.

"Prada MI memberi keterangan bohong adalah ada perasaan takut kepada satuan apabila diketahui sebelum laka tunggal, yang bersangkutan minum minuman keras anggur merah gold," ungkapnya.

Tak hanya itu, motor yang dikendarainya saat itu merupakan pinjaman dari pimpinan. Dia takut, sebab motor Honda Blade dengan nomor polisi B 3580 TZH rusak dalam kecelakaan tunggal tersebut.

"Serta takut diproses hukum karena saat mengendarai motor tidak punya SIM dan gak bawa STNK," kata Dodik.

Meski begitu, Dodik memastikan, Prada MI tidak dipengaruhi narkoba. Hasil pemeriksaan dari BNN Lido menyatakan, dia negatif dari narkoba.

"Dengan sudah ditetapkan sebagai tersangka, saat ini Prada MI ditahan di Denpom Jaya 2, Cijantung. Bila penyidikan dan penyelidikan selesai dan lengkap, maka akan ditindaklanjuti dengan peradilan militer," ucapnya.

3. Nilai ganti rugi mencapai Rp1,6 miliar

Prada MI Jadi Tersangka karena Berbohong di Insiden Polsek CiracasSuasana pasca-penyerangan di Polsek Ciracas, Jakarta, Sabtu, (29/8/2020). Polsek Ciracas dikabarkan diserang oleh sejumlah orang tak dikenal pada Sabtu (29/8) dini hari. ANTARA FOTO/Asprilla Dwi Adha

Sementara itu, Panglima Komando Daerah Militer Jayakarta (Pangdam Jaya) Mayjen TNI Dudung Abdurachman mengatakan, hingga Senin 7 September 2020, ada 117 masyarakat dan dua anggota kepolisian yang menjadi korban atas insiden itu.

Dari hasil rekapitulasi, korban penganiayaan fisik ada 23 orang berupa pembacokan, pemukulan, penusukan dan ada masyarakat yang dipukul dan terkapar, tetapi masih dilindas dengan motor.

"Kerugian materiil ada 109 orang, ada 13 mengalami penganiayaan dan kerugian materi. Ada dipukul motornya dirusak. Kaca pedagang dipecahkan, makanan yang diambil, gerobak bakso yang digulingkan. Di sepanjang Arundina sampai Mapolsek Ciracas, banyak masyarakat kena imbas. Ada kendaraan roda dua dan empat dibakar," ungkap Dudung.

Dudung menambahkan, jumlah ganti rugi kepada masyarakat yang sudah dibayarkan mencapai Rp596.744.000. Sedangkan kerugian dari pihak kepolisian, mencapai Rp1.063.500.000

"Dari pimpinan TNI AD akan ganti kerugian tersebut. Atas kebijaksaan Kapolda Metro (Irjen Pol Nana Sudjana) tidak perlu diganti. Karena menurut Kapolda, TNI-Polri tetap solid," tuturnya.

Baca Juga: 2 Warga Sipil Jadi Korban Penusukan saat Polsek Ciracas Diserang 

Topik:

  • Sunariyah

Berita Terkini Lainnya