Presma UIN: Dunia Pendidikan Belum Beradaptasi dengan Normal Baru

Stabilitas pendidikan terancam karena ekonomi terdampak

Jakarta, IDN Times - Presiden Mahasiswa (Presma) Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Sultan Rivandi mengatakan, meski pemerintah sudah menggaungkan hidup normal baru atau new normal life, dia belum melihat pergerakan yang strategis dan terukur dari kebijakan yang dikeluarkan pemerintah.

"Saya belum melihat pergerakan atau langkah-langkah yang memang strategis atau pun terukur daripada dunia pendidikan kita untuk beradaptasi kepada new normal life atau sebuah kehidupan baru atau the great reset," kata Sultan dalam Webinar IDN Times bertajuk New Normal or The Great Reset: Life After Pandemic COVID-19, Jumat (12/6).

Baca Juga: Presma UIN Jakarta: Mahasiswa Paling Terdampak Gegara Virus Corona

1. Kuliah daring atau kuliah online merupakan undesign condition

Presma UIN: Dunia Pendidikan Belum Beradaptasi dengan Normal BaruSultan Rivandi (Instagram/@sultan_rivandi)

Menurut Sultan, fenomena yang terjadi di perguruan tinggi selama pandemik COVID-19 yakni kuliah daring atau kuliah online saat ini merupakan undesign condition.

"Suatu sistem pembelajaran yang tidak betul-betul didesain dari satu tahun yang lalu, dua tahun yang lalu, atau kemudian menjadi salah satu sistem dari kurikulum merdeka belajar, atau Kemenag juga mengkampanyekan kuliah online," katanya.

Sejak 2 Maret 2020 ketika korban COVID-19 pertama kali diumumkan di Indonesia, Mahasiswa UIN Jakarta sudah menjalankan kuliah online. Sultan mengatakan, jika dikaitkan dengan aspek pendidikan karakter, masih dipertanyakan sudah sejauh mana teknologi di tengah kuliah online mampu mentransfer moral, hingga memberikan pemahaman kepada mahasiswa secara masif.

"Misalkan, tidak meratanya infrastruktur internet. Ada banyak sekali daerah di Indonesia yang tidak bisa merasakan internet yang stabil seperti yang dikatakan Prof. Dwia (Rektor Universitas Hasanuddin). Bahkan, harus naik ke atas masjid dulu, menjadi korban dan lain-lain sebagainya," ungkap Sultan.

2. Sultan pertanyakan, sudah sejauh mana kuliah online dievalusi?

Presma UIN: Dunia Pendidikan Belum Beradaptasi dengan Normal BaruIlustrasi (IDN Times/Aji)

Sultan juga mempertanyakan sudah sejauh mana penerapan kuliah online ini dievaluasi. Dia menduga, karena undesign condition kuliah online berjalan begitu saja tanpa ada penyesuaian secara keseluruhan.

"Apakah kemudian sistem pemberian tugas yang terus-terusan kepada mahasiswa itu betul-betul mampu mendapatkan pendampingan secara metodologi berpikir?" katanya.

"Pendampingan secara metodologi seorang mahasiswa bukan sekadar tahu judul yang dikasih oleh dosen, tapi memang paham apa pesan di dalam kuliah yang dilakukan pada hari itu. Lalu di dalam dari perangkat fasilitas internet dan lain-lain sebagainya, juga menjadi salah satu kendala," sambungnya.

3. Perguruan tinggi dan pemerintah harus segera evaluasi pendidikan di era pandemik

Presma UIN: Dunia Pendidikan Belum Beradaptasi dengan Normal BaruIDN Times/Muhamad Iqbal

Sultan melanjutkan, selain krisis kesehatan, krisis ekonomi juga terjadi akibat pandemik COVID-19. Banyak orang tua mahasiswa yang mengalami perubahan ekonomi hingga berujung pemutusan hubungan kerja (PHK).

"Sehingga, dua bulan ke depan kita bayaran belum terlihat ingin bayar dengan uang apa. Artinya, ada stabilitas pendidikan yang sedang terancam," ucapnya.

Sultan menuturkan, dia melihat setiap kementerian yang membawahi perguruan tinggi, sudah banyak mengeluarkan kebijakan yang memberikan keringanan. Salah satunya, penyesuaian pembayaran uang kuliah tunggal (UKT). Namun, upaya itu dinilai belum menyeluruh baik di kampus negeri, swasta, di kota, di daerah, di bawah naungan Kemendikbud, Kemenag, dan Kemenristek.

"Kita tidak melihat bagaimana kemudian stimulus keuangan yang dikeluarkan melalui Perppu Nomor 1 2020, itu tidak ada klaster mengenai, 'okay saya akan tambahkan anggaran untuk menutupi semua perguruan tinggi sehingga semester depan semua mahasiswa tidak khawatir, tetap kuliah, silakan regenerasi dan lanjutkan kehidupan setelah ini'," tuturnya.

Menurut Sultan, hal-hal di atas harus dievalusi oleh perguruan tinggi dan juga pemerintah. Sebab jika dibiarkan, pelajar akan sangat sulit untuk tetap melanjutkan akses pendidikan tinggi tersebut.

Sultan mengungkapkan, dikhawatirkan akan terjadi ketimpangan mulai anak SMA yang tidak bisa melanjutkan kuliah, banyak yang DO (drop out) hingga cuti besar-besaran.

"Saya tidak tahu apakah kemudian warna kalimat saya ini adalah pesimistik, tetapi justru saya menaruh harapan besar atas apa yang saya katakan," jelasnya.

"Sehingga, ketika saya katakan sekarang dan 2 bulan ke depan itu sudah waktunya tiba untuk bayaran, kita semua terfasilitasi dengan kebijakan-kebijakan yang strategis dan siap untuk menempuh kehidupan normal baru," dia menambahkan.

Baca Juga: UGM Wajibkan Mahasiswa dan Dosen Tes Kesehatan saat Kuliah Tatap Muka 

Topik:

  • Sunariyah

Berita Terkini Lainnya