Remaja Bunuh Balita di Jakpus, Komnas PA: Itu Karena Pengaruh Gawai

Faktor pengasuhan juga mempengaruhi sikap NF

Jakarta, IDN Times - Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) Arist Merdeka Sirait menilai, NF, remaja 15 tahun yang membunuh balita lima tahun berinisial APA di kawasan Sawah Besar, Jakarta pusat, termasuk kategori gangguan kesehatan mental dan jiwa. Sehingga membuat NF memiliki perilaku sadis atau diduga psikopat.

"Karena data-data yang disampaikan pihak kepolisian ada karikatur yang sebutkan apa sasarannya, kemudian juga sudah mulai kejar kejar kecoak dan binatang kecil," kata dia di Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Kamis (12/3).

1. Pengaruh gadget sebabkan NF membunuh APA

Remaja Bunuh Balita di Jakpus, Komnas PA: Itu Karena Pengaruh GawaiKetua Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA), Arist Merdeka Sirait (IDN Times/Axel Jo Harianja)

Menurut Arist, tindak kriminal yang dilakukan NF akibat pengaruh gadget atau gawai, khususnya konten-konten yang mengandung kekerasan.

"Jadi, ketika anak bergantung pada gadget, gim online, lalu tayangan-tayangan yang mengandung kekerasan, itu yang dorong. Dia punya sifat sadistis, bahkan mengarah pada psikopat tadi itu. Karena dunia anak itu dunia mengimitasi apa yang dia lihat dan rasakan," kata dia.

Bentuk psikopat itu sendiri, lanjut Arist, terlihat dari kronologi pembunuhan yang dilakukan NF. Di mana dia sempat menyusun strategi untuk menenggelamkan APA di dalam bak mandi dan menyimpan jasadnya tanpa ada rasa penyesalan.

"Nah, tentu dia bisa juga kalau tidak lakukan sadistis itu, dia akan lukai diri sendiri dengan percobaan bundir (bunuh diri) dan sebagainya," kata dia.

2. Faktor pengasuhan dinilai jadi penyebab NF membunuh

Remaja Bunuh Balita di Jakpus, Komnas PA: Itu Karena Pengaruh GawaiPapan tulis yang berisi curhatan NF yang bunuh tetangganya berusia di bawah umur di kecamatan Sawah Besar, Jakarta Pusat, Rabu (6/3/2020). (ANTARA/Livia Kristianti)

Tak hanya itu, Arist menyebutkan, faktor pengasuhan dari keluarga juga menyebabkan NF tega membunuh APA.

"Karena keluarga itu 'tidak normal', kurangnya perhatian. Itu terlihat sekali dari gambar-gambar menyebut ayah itu banyak sekali. Itu berarti, ada kerinduan yang hilang dari keluarga itu," ujar dia.

Karena itu, Arist menyarankan NF harus menjalani terapi psikososial klinis. Dia berencana bertemu NF yang saat ini masih menjalani tes kejiwaan di Rumah Sakit Polri. Kedatangannya untuk memberikan masukan kepada kepolisian dalam menentukan kelanjutan proses hukum NF.

"Dia melakukan tindakan sadistis itu tapi ada kontribusi di sekitarnya. Termasuk medsos yang saat ini bebas tanpa kontrol, pengasuhan salah, lingkungan sekolah tidak kondusif, karena dia korban bully dan sebagainya. Ini akan kita asesmen itu," tutur dia.

Baca Juga: Psikolog: Kasus Remaja Bunuh Balita Tidak Bisa Dilabeli Psikopat

3. Perlu pendekatan diversi lewat restorasi

Remaja Bunuh Balita di Jakpus, Komnas PA: Itu Karena Pengaruh GawaiWakapolrestro Jakarta Pusat AKBP Susatyo memperlihatkan coretan gambar yang dibuat oleh tersangka NF (15) dalam gelar perkara di Mapolrestro Jakarta Pusat, Sabtu (7/3/2020). (ANTARA/Andi Firdaus/am)

Lebih lanjut, Arist mengusulkan, perlunya dilakukan pendekatan diversi lewat restorasi (pemulihan). Dia mendorong agar kasus NF direstorasi berdasarkan kesepakatan keluarga korban, keluarga NF, dan juga aparat penegak hukum. Diversi adalah pengalihan penyelesaian perkara anak, dari proses peradilan pidana ke proses di luar peradilan pidana.

"Maka pendekatannya diversi. Jadi diselesaikan pidananya tetap, tapi di luar pengadilan. Apakah di luar pengadilan atau di negara. Kalau orang tua tidak kondusif untuk mendidik anaknya tidak sadistis lagi, maka diambil alih negara untuk beri layanan psikososial klinis," ungkap Arist.

4. Tindak kejahatan NF akibat pengaruh film horor seperti Chucky dan Slender Man

Remaja Bunuh Balita di Jakpus, Komnas PA: Itu Karena Pengaruh GawaiCoretan karakter fiksi horor The Slender Man yang dibuat oleh tersangka NF (15) dalam gelar perkara di Mapolrestro Jakarta Pusat, Sabtu (7/3/2020) (ANTARA/Andi Firdaus/aa)

Perlu diketahui, NF menyerahkan diri karena bingung menangani jasad korban yang berada di lemarinya selama satu malam, sejak Kamis (5/3). Dalam penyelidikan, polisi menemukan beberapa lembar kertas hasil sketsa NF.

Kertas itu bergambar tokoh film horor Slender Man dan juga beberapa karakter anime perempuan dengan raut wajah yang sedang menangis. Slender Man merupakan karakter fiksi dari meme internet yang muncul kali pertama di Forum Something Awful oleh pengguna Eric Knudsen, dengan nama Victor Surge pada 2009.

Slender Man dikisahkan suka menculik atau melukai orang, terutama anak-anak. Setelah lengannya terentang, korbannya lalu dihipnotis hingga korban tak berdaya.

"Semua masih didalami, tapi pengakuan awal tersangka sering nonton film horor Chucky. Dia senang nonton film horor dan itu memang hobinya," ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol. Yusri Yunus.

5. NF curhat ingin siksa APA dengan senang hati

Remaja Bunuh Balita di Jakpus, Komnas PA: Itu Karena Pengaruh GawaiTempat Kejadian Perkara remaja bunuh tetangganya di kecamatan Sawah Besar, Jakarta Pusat (ANTARA/Livia Kristianti)

Selain tokoh fiksi horor, polisi juga mendapat petunjuk berupa curahan hati NF dalam selembar kertas bertuliskan "Mau siksa baby dengan senang hati, atau gak tega."

Polisi telah melibatkan pakar untuk mengungkap keterkaitan sketsa yang dibuat NF dengan peristiwa pembunuhan. Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Pol Heru Novianto mengatakan, NF membunuh APA dengan kondisi sadar.

Atas perbuatannya, NF disangkakan Pasal 338 juncto 340 KUHP tentang pembunuhan berencana, dengan ancaman hukuman mati atau penjara seumur hidup atau pidana penjara paling lama 20 tahun. Kini, NF tengah menjalani tes kejiwaan di RS Polri Kramatjati, Jakarta Timur.

"Kalau hasilnya menunjukkan ada gangguan kejiwaan, maka otomatis (ancaman hukumannya) gugur. Tapi kalau hasilnya menunjukkan pelaku psikopat, maka kasusnya berlanjut," ucap Heru.

Baca Juga: Kasus Remaja Bunuh Balita, Psikolog: Visual Bisa Buat Anak Agresif

Topik:

  • Rochmanudin

Berita Terkini Lainnya