Resmi Jadi Guru Besar STIK, Yasonna Laoly: Seperti Pulang Kampung

Kapolri merasa beruntung Guru Besar bukan hanya akademisi

Jakarta, IDN Times - Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (Menkumham) Yasonna H. Laoly dikukuhkan menjadi Guru Besar Ilmu Kriminologi Sekolah Tinggi Ilmu Kepolisian (STIK). Pengukuhan itu berdasarkan Surat Keputusan Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Nomor 25458/M/KP/2019 tanggal 11 Juli 2019.

Yasonna mengatakan, dirinya bahagia bisa menjadi bagian dari keluarga besar Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK).

"Satu kebahagiaan bagi saya jadi keluarga besar PTIK. Seperti pulang kampung, karena memang awalnya karier saya Dosen,'' katanya di Gedung Auditorium PTIK, Jakarta Selatan, Rabu (11/9).

1. Yasonna: Masuk politik, lupa kampus

Resmi Jadi Guru Besar STIK, Yasonna Laoly: Seperti Pulang KampungIDN Times/Axel Jo Harianja

Yasonna menceritakan, sebelum terjun ke dunia politik, dia terlibat dalam dunia akademik. Yasonna pernah menjadi dekan dan pembantu rektor 2.

"Masuk politik (jadi) lupa kampus, sekarang balik (lagi ke perguruan tinggi)," katanya.

"Jadi mudah-mudahan apa yang saya lakukan ini, interest saya di bagian cyber crime, cyber bullying, cyber victimization dalam melihat fenomena medsos bagi perkembangan demokrasi kita," sambungnya.

2. Revolusi industri 4.0 bisa bermata dua

Resmi Jadi Guru Besar STIK, Yasonna Laoly: Seperti Pulang KampungIDN Times/Teatrika Handiko Putri

Dalam kesempatan itu, Politisi Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan itu menilai, revolusi industri 4.0 seperti halnya internet of things, big data, teknologi robotik, dan lain lain bisa bermata dua yakni, baik dan jahat.

"Kita harap, kita dapat gunakan teknologi media sosial untuk kepentingan baik jangan merusak," katanya.

Baca Juga: Didesak Mundur, Menkum HAM Yasonna Malah Banggakan Prestasi Dapat WTP

3. Kapolri merasa beruntung Guru Besar bukan hanya akademisi

Resmi Jadi Guru Besar STIK, Yasonna Laoly: Seperti Pulang KampungANTARA FOTO/Didik Suhartono

Di tempat yang sama, Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri) Jenderal Polisi Tito Karnavian, merasa bangga dan bahagia atas dikukuhkannya Yasonna sebagai Guru Besar.

"Kita beruntung Guru Besar bukan hanya akademisi, tapi beliau praktisi. Sehingga, kebijakan yang beliau buat, dilandaskan teori," kata Tito.

4. Cyber bullying dan Cyber Victimization jadi malapetaka sosial

Resmi Jadi Guru Besar STIK, Yasonna Laoly: Seperti Pulang KampungIDN Times/Teatrika Handiko Putri

Dalam Orasi Ilmiah yang berjudul 'Dampak Cyber Bullying dalam Kampanye Pemilu terhadap Masa Depan Demokrasi di Era 5.0', Yasonna mengungkapkan, fenomena cyber bullying di dunia maya yang awalnya dianggap hanya mengganggu kesehatan jiwa remaja dan menjadi perhatian psikolog, telah berubah menjadi cyber victimization.

Hal ini kata Yasonna, menjadi perhatian bagi kriminolog, peneliti dan ilmuwan sosial. Menurutnya, cyber bullying dan cyber victimization menghadirkan malapetaka sosial, yaitu terciptanya polarisasi yang keras di tengah masyarakat.

"Hal ini terjadi karena diabaikannya sisi positif dari internet, khususnya media sosial, untuk mengkampanyekan segi-segi terbaik dari praktik berdemokrasi di era digital democracy, malahan justru menggunakannya untuk menghancurkan demokrasi itu sendiri," ungkap Yasonna.

Terbatasnya teori-teori kriminologi dan hasil-hasil penelitian empirik tentang cyber bullying dan cyber victimization lanjut Yasonna, menjadi tantangan bagi para kriminolog, peneliti dan ilmuwan sosial untuk menjelaskan fenomena tersebut lebih terang secara ilmiah.

"Kita harus memberikan perhatian yang khusus dan melakukan penelitian lanjutan. Kita perlu melakukan revisi Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE), tidak untuk memberikan hukuman, tetapi utamanya untuk memberikan pedoman dalam penggunaan sarana internet, dan mencegah terjadinya cyber bullying, cyber crime dan cyber victimization," jelasnya.

5. Semua pihak harus bijak menggunakan media sosial

Resmi Jadi Guru Besar STIK, Yasonna Laoly: Seperti Pulang KampungANTARA FOTO/Hafidz Mubarak

Lebih lanjut, Yasonna mengimbau semua pihak untuk bijak dalam menggunakan media sosial. Hal ini guna mencegah kasus-kasus kekerasan dan kejahatan di dunia maya berupa cyber bullying dan cyber victimization.

"Sebab, internet dibuat oleh manusia. Karena itu, harus diarahkan menuju pemanfaatan yang lebih manusiawi," tuturnya.

Acara pengukuhan ini turut dihadiri Wakil Presiden Republik Indonesia Muhammad Jusuf Kalla, Presiden ke-5 Republik Indonesia Megawati Soekarnoputri, Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri) Jenderal Polisi Tito Karnavian, Ketua dan Wakil Ketua dan anggota Lembaga-Lembaga Negara, sejumlah Menteri Kabinet Kerja, serta Jajaran Kepolisian Republik Indonesia (Polri) dan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham).

Baca Juga: Yasonna: Lapas Sorong Butuh Segera Pasokan Makanan Usai Kerusuhan

Topik:

  • Dwifantya Aquina

Berita Terkini Lainnya