Sejak 10 Oktober, Ada 22 Terduga Teroris yang Ditangkap 

Para terduga teroris sebar paham lewat medsos

Jakarta, IDN Times - Detasemen Khusus (Densus) 88 Anti-Teror Polri menangkap sekitar 22 terduga teroris di beberapa wilayah di Indonesia. Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karo Penmas) Divisi Humas Mabes Polri, Brigjen Pol Dedi Prasetyo, mengatakan penangkapan itu terhitung sejak Kamis (10/10) lalu hingga hari ini, Senin (14/10).

"Di Banten penangkapan Abu Rara hari Kamis (10/10) kemarin. Kedua istri Abu rara atas nama FA. Di Banten tambahan satu tersangka RA, perempuan, keterlibatan aksi teror kelompok SA alias Abu Rara," jelas Dedi dalam Konferensi Pers di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Senin (14/10).

1. Kamis (10/10) Densus 88 tangkap terduga teroris di Jawa Barat

Sejak 10 Oktober, Ada 22 Terduga Teroris yang Ditangkap IDN Times/Axel Jo Harianja

Pada hari yang sama, Densus 88 kembali menangkap terduga teroris di wilayah Jawa Barat. Tersangka yang berinisial WB alias Budi diduga sebagai simpatisan dari kelompok teroris Jamaah Ansharut Daulah (JAD) sejak 2015. Tak hanya itu, WB juga sudah membaiat (mengucapkan sumpah setia) terhadap ISIS.

"(WB) Memiliki peran melakukan perekrutan terhadap orang yang digabungkan AS (ditangkap 30 September lalu) atau kelompok AL (ditangkap 14 oktober, hari ini)," jelas Dedi.

Dari penangkapan itu, polisi menyita barang bukti berupa serbuk yang diduga bahan membuat bom, airsoft gun, pisau, buku jihad, konsep rencana amaliyah secara tertulis dan dokumen pribadi.

Baca Juga: Penangkapan Teroris di Bandung Berkaitan dengan Gerakan ISIS

2. Empat terduga teroris ditangkap pada Jumat (11/10)

Sejak 10 Oktober, Ada 22 Terduga Teroris yang Ditangkap ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso

Pada Jumat (11/10), Densus 88 menangkap terduga teroris berinisial AP di Bali. Dia ditangkap sekitar pukul 02.45 WIB dan ada kaitannya dengan Abu Rara. "Untuk menyusun penyerangan atau amaliyah. Mengetahui tentang rencana Abu Rara yang melaksanakan amaliyah, merencanakan aksi teror di Bali," jelas Dedi.

Tak hanya itu, kata Dedi, AP aktif melakukan tutorial cara membuat bom. Menurutnya, AP turut mengajak putranya yang berinisial ZA (14) untuk melakukan aksi amaliyah.

"ZA karena masih di bawa umur, Densus 88 memperlakukan secara khusus," katanya.

Densus 88 turut menyita barang bukti berupa busur panah, bom rakitan, serta komponen-komponen yang dipersiapkan untuk membuat bom.

Masih di hari itu, menurut Dedi, Densus 88 menangkap terduga teroris di Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara. Terduga yang berinisial S alias Jack Sparrow, merupakan bagian dari kelompok teroris Mujahidin Indonesia Timur (MIT).

"(S) Rencana melakukan jihad di Papua, memiliki kemampuan merakit bom," ujar Dedi.

Kemudian, Densus 88 menangkap terduga teroris berinisial TH di kawasan Cengkareng Timur, Jakarta Barat. TH merupakan pendukung ISIS dan berbaiat dengan kelompok teroris pimpinan Abu Zee. Dalam penangkapan itu, densus menyita barang bukti berupa handphone, buku tabungan, pisau lipat, dua bendera ISIS, ikat kepala, dan buku catatan organisasi ISIS.

''(TH) mengikuti i'dad (pelatihan) di taman lapangan Puri Cendana, mengetahui rencana aksi kelompok Abu Zee," ungkap Dedi.

Tak sampai di situ, Densus 88 menangkap terduga teroris di Jambi. Dia kata Dedi, merupakan mastermind (aktor intelektual) dari seluruh 22 teroris yang ditangkap oleh Tim Densus. Terduga teroris berinisial R alias Putra ini, berafiliasi dengan kelompok teroris JAD dan ISIS.

R juga diduga memiliki keterkaitan dengan kelompok teroris pimpinan Abu Zee, serta FAI teroris yang ditangkap di Magetan pada Sabtu, 24 Agustus 2018 lalu.

3. Densus 88 kembali tangkap terduga teroris pada Minggu (13/10)

Sejak 10 Oktober, Ada 22 Terduga Teroris yang Ditangkap ANTARA FOTO/Novrian Arbi

Tim Densus kembali menangkap terduga teroris lainnya pada Minggu (13/10) kemarin. Terduga berinisial NAS itu ditangkap di wilayah Lampung, Sumatera. NAS juga diduga berbaiat kepada ISIS, dan kelompok teroris pimpinan Abu Zee.

Densus juga menangkap terduga teroris berinisal A di Poso, Sulawesi Tenggara. A terlibat dalam pembuatan bom bunuh diri atas perintah teroris yang berstatus daftar pencarian orang (DPO), Ali Kalora. Dia juga ikut membantu aksi kelompok teroris MIT.

Setelah itu, Densus menangkap terduga teroris berinisial RF di wilayah Karanganyar, Jawa Barat. Dia tergabung dalam kelompok teroris JAD Cirebon. Selanjutnya, terduga berinsial JF yang ditangkap di wilayah Cirebon. Dia merupakan Amir atau pimpinan JAD Cirebon. Densus juga menangkap terduga berinisial WA yang berada di wilayah yang sama.

Selanjutnya, terduga teroris lainnya berinisial ABS alias Arif hidayat, PH, AJ alias Yudistira, MRM alias Rivki dan UD ditangkap di Lampung. Kemudian JJ dan AAS ditangkap di wilayah Jawa Barat.

"Sampai hari ini ada 22 tersangka teror yang berhasil dilakukan preventive strike. Densus 88 masih melakukan kerja keras mengantisipasi segala kemungkinan yang bisa terjadi," ungkap Jenderal bintang satu itu.

4. Penyebaran paham ISIS dilakukan lewat medsos

Sejak 10 Oktober, Ada 22 Terduga Teroris yang Ditangkap IDN Times/Arief Rahmat

Mantan Wakapolda Kalimantan Tengah itu menambahkan, 22 teroris itu tidak terstruktur dalam menyebarkan pahamnya ketika di lapangan. Mereka menyebarkan pahamnya secara terstruktur, dengan menggunakan media sosial (medsos).

"Akan melakukan amaliyah, akan mengomunikasikan di struktur medsos. Baik telegram, maupun di medsos lainnya. Tidak bersentuhan secara langsung tapi memilliki hubungan secara intens di medsos," beber Dedi.

Baca Juga: Densus 88 Tangkap Terduga Teroris Pembuat Bom Rakitan di Poso 

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya